Ilsutrasi Ihram di bandara (Foto: Antara/Maha Eka Swasta)
Ilsutrasi Ihram di bandara (Foto: Antara/Maha Eka Swasta)

5.800 Calhaj Indonesia Berihram di Bandara Jeddah

Khudori • 15 September 2014 16:49
medcom.id, Jeddah: Sekitar 5.800 jemaah calon haji Indonesia 'menyerbu' Bandara King Abdul Aziz Jeddah, Arab Saudi, mulai Senin (15/9/2014). Jemaah ini masuk kelompok gelombang kedua, dan mereka langsung berihram di bandara.
 
Jika gelombang pertama mampir ke Madinah dulu selama sembilan hari sebelum ke Makkah, gelombang kedua tidak demikian. Mereka tidak mengawali ibadah dengan Arbain, salat 40 waktu tanpa terputus di Masjid Nabawi. Tetapi, mereka langsung umrah wajib di Masjidil Haram, Mekah. Jarak Jeddah-Makkah lebih dekat dibandingkan Madinah. Jemaah hanya perlu menempuh perjalanan sekitar satu jam.
 
Data kedatangan jemaah gelombang kedua hari ini diperkirakan sekitar 5.857 orang. Mereka diterbangkan dari berbagai embarkasi di tanah air dengan 14 kelompok terbang. Rombongan jemaah yang berihram pertama di bandara berasal dari embarkasi Balikpapan (kloter 8) disusul Lombok (kloter 10), Medan (kloter 12), Jawa Barat (kloter 39, 40 dan 41), Solo (kloter 35, 36 dan 37), Jakarta (kloter 11), Batam (kloter 15), Ujung Pandang (kloter 11), dan Surabaya (kloter 32).

Kepala Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Daerah Khusus Jeddah, Ahmah Abdullah Yunus, mengakui pekerjaan para petugas di sektor 1 dan 2 Daker Jeddah yang mengurus kedatangan jemaah memang bertambah berat. Pasalnya, seluruh kedatangan dipusatkan di Bandara King Abdul Jeddah, dan Tidak ada lagi jemaah yang mendarat di Bandara Prince Abdullah Abdul Aziz di Madinah.
 
"Saya sudah menggelar rapat dengan petugas-petugas di sektor 1 dan 2 agar berkoordinasi dengan baik, bukan sekadar karena banyaknya jemaah. Tapi tantangan eksternal lain, karena jemaah seluruh negara di dunia juga menuju Jeddah. Jadi harus berebut," kata Abdullah.
 
Dilihat dari jadwal kedatangan jemaah, jarak satu kloter dengan kloter lainnya memang sangat berdekatan. Bahkan, ada yang jarak landing pesawat hanya 30 menit. Kondisi ini diperkirakan akan sedikit ruwet, karena begitu ke luar dari pemeriksaan imigrasi, jemaah akan langsung mandi di bandara dan mengambil miqat (niat ihram). Sementara kamar mandi bandara sangat terbatas. Satu kamar mandi biasanya hanya ada sekitar 20 bilik untuk petilasan dan lain-lain.
 
"Maka itu saya katakan kepada seluruh petugas, ini dua kali lebih berat dibandingkan gelombang pertama. Gelombang pertama ibaratnya latihan menghadapi gelombang kedua," kata Abdullah.
 
Untuk gelombang kedua ini, Daker Jeddah mendapat tambahan beberapa tenaga musiman dari Sudan yang berjumlah 17 orang. Hampir semuanya mahasiswa Indonesia yang belajar di negeri itu. Juga sebagian tenaga musiman dari Mesir dan Maroko.
 
"Saya sudah melayangkan surat kepada pimpinan PPIH agar petugas musiman di Madinah sementara ini dialihkan ke Jeddah dulu, karena kedatangan jemaah di Madinah trennya menurun. Sehingga yang baru datang ini saya minta dialokasikan ke Jeddah dulu membantu kedatangan gelombang kedua," kata dia.
 
Abdullah juga memuji tim kesehatan yang sigap menangani jemaah. "Bukan membandingkan dengan tahun lalu, tapi tim kesehatan tahun ini lebih baik dibandingkan tahun lalu. Kompak," kata Abdullah. (mch2014)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LOV)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan