Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Iskan Qolba Lubis (Foto:Dok.DPR)
Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Iskan Qolba Lubis (Foto:Dok.DPR)

Catatan Evaluasi Haji 2016

M Studio • 29 September 2016 18:16
medcom.id, Jakarta: Penyelenggaraan haji tahun 2016 masih menyisakan catatan evaluasi yang mesti segera diperbaiki. Walau begitu, secara umum penyelenggaraan haji tahun ini dinilai baik.
 
Masalah kebersihan pemondokan dan petugas keamanan adalah salah satu dari beberapa catatan evaluasi.
 
Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Iskan Qolba Lubis mengemukakan, ada beberapa catatan penting selama penyelenggaraan haji kali ini. Misalnya, masalah perumahan jemaah yang dinilai masih terlalu jauh, karena jarak antar-rumah sekitar 4,5 kilometer. Tak ada pedagang pula yang menyediakan logistik bagi jemaah di dekat perumahan tersebut. Akhirnya, jemaah haji Indonesia selalu menyetok makanan.

“Mereka sudah stok makanan sebelum ke rumah. Yang jualan juga tidak ada di daerah situ, karena dianggap lokasinya terlalu ke pinggir dan memang bukan daerah ramai,” ungkap Iskan, usai mengikuti rapat dengan Dirjen Pendidikan Islam, Kemenag, Rabu (28/9/2016).
 
Perumahan tersebut berbentuk apartemen yang lokasinya jauh dari keramaian. Masalah lain yang dikemukakan anggota F-PKS ini adalah soal transportasi. Mobil jemputan jemaah Indonesia disatukan dengan jemaah dari negara lain.
 
Iskan melihat, tubuh orang-orang Indonesia relatif kecil, sehingga bila berebut jemputan selalu kalah dengan jemaah asal Turki yang bertubuh besar. Petugas keamanan dari TNI/Polri juga perlu ditambah, agar bisa maksimal membantu jemaah.  Bahkan, Iskan mengusulkan penambahan dua kali lipat dari jumlah yang ada sekarang.
 
Catatan evaluasi lain, tambah Iskan, tenda jemaah banyak yang kotor. Usia tenda ada yang sudah 15 tahun. “Selain kotor juga sudah tidak efektif, karena tidak bisa menahan panas lagi. Itu sangat membahayakan jemaah haji,” ungkapnya.
 
Selain itu, sampah berserakan di mana-mana. Untuk soal ini, Kemenag mesti berkoordinasi dengan maktab. Berbeda dengan lokasi jemaah haji Malaysia yang terlihat bersih.  
 
Masalah sanitasi tak lepas dari catatan kritis Iskan. Misalnya, soal penyediaan WC yang terbatas. Ini membuat jemaah kesulitan mencari WC terdekat bila ada kebutuhan buang air.
 
Penyediaan katering pun tidak sama di setiap kota. Bila di Arafah dan Mina cukup bagus, maka di Mekkah hanya disediakan nasi boks. Tidak ada penyajian ala prasmanan. Kelemahan penyajian dengan nasi boks, kata Iskan, bila ada yang ingin tambah makan tidak bisa.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ROS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan