medcom.id, Jakarta: Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Tjandra Yoga Aditama mengatakan para jamaah umroh diminta untuk waspada terhadap kemungkinan tertular virus MERS CoV dan Ebola di Arab Saudi.
Ia memaparkan, antara 18-26 Oktober pemerintah Arab Saudi melaporkan adanya 12 kasus MERS CoV. Sebanyak lima di antaranya meninggal dunia. Angka ini menjadikan angka kematian akibat MERS CoV menjadi 41,66%, bahkan lebih tinggi dari kematian akibat Ebola yaitu di bawah 40%. Kemudian, 83% pasien di Arab Saudi juga memiliki penyakit kronik lain.
"Jadi calon jamaah Umroh amat dianjurkan untuk sekarang periksa kesehatannya dan kalau ada penyakit maka segera diobati sejak sekarang sehingga tidak jadi faktor risiko untuk mendapat MERS CoV ketika Umroh. Juga saya ingatkan untuk jangan mengkonsumsi susu unta mentah karena juga mungkin bisa jadi sumber penularan," jelas Tjandra, Jumat (7/11).
Jumlah kasus MERS CoV di dunia sampai dengan 6 November adalah sebanyak 909 kasus. Sebanyak 331 di antaranya berakhir dengan kematian. Sementara itu wilayah atau negara terjangkit antara lain Jordania, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir, Prancis, Jerman, Belanda, Italia, Inggris, Yunani, Austria, Turki, Amerika Serikat, Tunisia, Philipina, Malaysia, Libanon, Iran, dan Yaman.
Antara 27- 30 Oktober, National IHR Focal Point of Saudi Arabia (SAU) melaporkan dua belas kasus tambahan Mers-CoV dari Timur Tengah termasuk tiga kematian yang dilaporkan sebelumnya di Arab Saudi.
Kasus yang dilaporkan pada 30 Oktober ada beberapa. Dua di antaranya adalah laki-laki berusia 65 tahun dan 57 tahun. Pasien pertama adalah pensiunan dan penduduk Kota Taif. Pada tanggal 16 Oktober dia mulai demam dan dirawat di sebuah rumah sakit di Taif. Tiga hari setelahnya diketahui hasil tesnya negatif Mers-CoV.
Lalu pada 25 Oktober pasien ini merasakan sesak napas dan X-ray dada menunjukkan diagnosis pneumonia. Pada 29 Oktober 2014 dia dinyatakan positif Mers-CoV setelah melalui pemeriksaan. Pasien memiliki kondisi co-morbid atau penyakit kronik lain seperti diabetes mellitus, hipertensi, dan gagal ginjal.
Padahal dia tidak memiliki riwayat kontak dengan binatang atau mengkonsumsi produk unta mentah, melakukan umrah atau haji atau perjalanan di 14 hari sebelum dengan timbulnya gejala dari penyakit saat ini. Pasien saat ini sedang dalam kondisi stabil.
Pasien kedua adalah laki-laki berusia 57 tahun yang merupakan penduduk kota Riyadh. Pasien telah dirawat di sebuah rumah sakit swasta di Riyadh sejak Agustus lalu untuk penyakit yang lain. Pada 10 Oktober dia merasakan demam dan sesak napa. Hasil rontgen dada, lanjut Tjandra, menunjukkan diagnosis pneumonia.
Pada 28 Oktober dia dinyatakan positif Mers-CoV setelah melewati pemeriksaan. Sehari setelahnya pasien dipindahkan ke sebuah rumah sakit pemerintah di kota Riyadh. Dia memiliki kondisi ko morbiditas diabetes melitus dan hipertensi.
"Dia saat ini dalam kondisi stabil. Investigasi 21 kontak rumah tangga dan 40 kontak tenaga kesehatan di dua rumah sakit di Riyadh sedang berlangsung. Pasien tidak memiliki riwayat kontak dengan binatang atau mengkonsumsi produk unta mentah, melakukan umrah atau haji atau wisata dalam 14 hari sebelum timbulnya gejala," kata Tjandra.
medcom.id, Jakarta: Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Tjandra Yoga Aditama mengatakan para jamaah umroh diminta untuk waspada terhadap kemungkinan tertular virus MERS CoV dan Ebola di Arab Saudi.
Ia memaparkan, antara 18-26 Oktober pemerintah Arab Saudi melaporkan adanya 12 kasus MERS CoV. Sebanyak lima di antaranya meninggal dunia. Angka ini menjadikan angka kematian akibat MERS CoV menjadi 41,66%, bahkan lebih tinggi dari kematian akibat Ebola yaitu di bawah 40%. Kemudian, 83% pasien di Arab Saudi juga memiliki penyakit kronik lain.
"Jadi calon jamaah Umroh amat dianjurkan untuk sekarang periksa kesehatannya dan kalau ada penyakit maka segera diobati sejak sekarang sehingga tidak jadi faktor risiko untuk mendapat MERS CoV ketika Umroh. Juga saya ingatkan untuk jangan mengkonsumsi susu unta mentah karena juga mungkin bisa jadi sumber penularan," jelas Tjandra, Jumat (7/11).
Jumlah kasus MERS CoV di dunia sampai dengan 6 November adalah sebanyak 909 kasus. Sebanyak 331 di antaranya berakhir dengan kematian. Sementara itu wilayah atau negara terjangkit antara lain Jordania, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir, Prancis, Jerman, Belanda, Italia, Inggris, Yunani, Austria, Turki, Amerika Serikat, Tunisia, Philipina, Malaysia, Libanon, Iran, dan Yaman.
Antara 27- 30 Oktober, National IHR Focal Point of Saudi Arabia (SAU) melaporkan dua belas kasus tambahan Mers-CoV dari Timur Tengah termasuk tiga kematian yang dilaporkan sebelumnya di Arab Saudi.
Kasus yang dilaporkan pada 30 Oktober ada beberapa. Dua di antaranya adalah laki-laki berusia 65 tahun dan 57 tahun. Pasien pertama adalah pensiunan dan penduduk Kota Taif. Pada tanggal 16 Oktober dia mulai demam dan dirawat di sebuah rumah sakit di Taif. Tiga hari setelahnya diketahui hasil tesnya negatif Mers-CoV.
Lalu pada 25 Oktober pasien ini merasakan sesak napas dan X-ray dada menunjukkan diagnosis pneumonia. Pada 29 Oktober 2014 dia dinyatakan positif Mers-CoV setelah melalui pemeriksaan. Pasien memiliki kondisi co-morbid atau penyakit kronik lain seperti diabetes mellitus, hipertensi, dan gagal ginjal.
Padahal dia tidak memiliki riwayat kontak dengan binatang atau mengkonsumsi produk unta mentah, melakukan umrah atau haji atau perjalanan di 14 hari sebelum dengan timbulnya gejala dari penyakit saat ini. Pasien saat ini sedang dalam kondisi stabil.
Pasien kedua adalah laki-laki berusia 57 tahun yang merupakan penduduk kota Riyadh. Pasien telah dirawat di sebuah rumah sakit swasta di Riyadh sejak Agustus lalu untuk penyakit yang lain. Pada 10 Oktober dia merasakan demam dan sesak napa. Hasil rontgen dada, lanjut Tjandra, menunjukkan diagnosis pneumonia.
Pada 28 Oktober dia dinyatakan positif Mers-CoV setelah melewati pemeriksaan. Sehari setelahnya pasien dipindahkan ke sebuah rumah sakit pemerintah di kota Riyadh. Dia memiliki kondisi ko morbiditas diabetes melitus dan hipertensi.
"Dia saat ini dalam kondisi stabil. Investigasi 21 kontak rumah tangga dan 40 kontak tenaga kesehatan di dua rumah sakit di Riyadh sedang berlangsung. Pasien tidak memiliki riwayat kontak dengan binatang atau mengkonsumsi produk unta mentah, melakukan umrah atau haji atau wisata dalam 14 hari sebelum timbulnya gejala," kata Tjandra.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADF)