medcom.id, Makkah: Jabal Rahmah yang artinya bukit kasih sayang mulai banyak dikunjungi jemaah calon haji Indonesia pada Rabu (24/9/2014) siang. Bukit yang diyakini sebagai tempat pertemuan Nabi Adam dan Siti Hawa ini jaraknya sekitar 21 kilometer dari Kota Makkah.
Sebetulnya, yang perlu diwaspadai jemaah saat berkunjung ke bukit ini bukan kondisi tanjakan yang terjal, melainkan para tukang foto yang sejak di kaki bukit sudah mulai mengincar jemaah.
Kebanyakan jemaah yang jadi sasaran mereka sudah cukup berumur. Jika jemaah tidak jeli bertanya berapa biaya foto di sekitar bukit itu, para juru foto amatir ini akan memasang harga tinggi. Saat rombongan wartawan mengunjungi bukit ini, sedikitnya ada tiga insiden yang terjadi hampir bersamaan menimpa jemaah haji asal Maluku Utara.
Ketiga jemaah merasa ditipu karena harus membayar lebih dari harga yang disepakati. Awalnya si juru foto amatir ini menawarkan harga 10 riyal. Jemaah pun setuju. Namun, usai foto, si juru foto sekali jadi ini (polaroid) berusaha mengarahkan jemaah.
Rupanya, upaya mengarahkan gaya itu hanya trik si tukang foto. Karena dia terus menjepret jemaah hingga 4-5 kali. Begitu foto jadi, kagetnya para jemaah karena dimintai uang antara 50 riyal sampai 100 riyal.
"Tadi sepakatnya 10 riyal, kenapa fotonya jadi banyak," kata jemaah laki-laki yang kemudian berdebat dengan si tukang foto.
"Bayar! Bayar! 100 riyal," kata si tukang foto dengan nada tinggi sambil mengancam-ancam jemaah.
Ia membawa empat lembar foto, dengan bahasa isyarat telunjuk, dia mengatakan selembar foto seharga 10 riyal. Namun anehnya, untuk empat lembar foto, dia harus membayar 100 riyal.
Jemaah yang usianya belum 50 tahun ini tetap tidak terima dan menolak membayar. Bahkan, dia menolak menerima foto tersebut. Tetapi, si tukang foto dengan nada mengancam terus memepetnya hingga ia naik ke atas. Bahkan berulang kali di jemaah disenggol-senggol pakai bahunya sambil teriak 'bayar'.
Peristiwa serupa juga menimpa jemaah pria lain yang sudah sepuh. Jemaah yang menggunakan slayer kuning bertuliskan Maluku Utara ini diminta membayar 50 riyal untuk lima foto. Namun si bapak menolak menerima semua foto, dia hanya mengambil satu dan membayar 10 riyal.
Akan tetapi saat membayar jemaah mengeluarkan semua uang di kantongnya. Begitu melihat ada lembaran 50 riyal, si tukang foto langsung menunjuk dan sekonyong-konyong hendak mengambil uang itu. Jemaah yang semula bertahan akhirnya merelakan lembaran 50 riyalnya berpindah tangan. "Ini kau ambil, haram, haram," kata si bapak tua itu.
Diperas tukang foto juga dialami Kemala. Jemaah kloter 15 dari Embarkasi Jakarta ini mengaku dipaksa berfoto dengan harga yang sepertinya sudah disepakati semua juru foto, 10 riyal. "Saya kaget waktu disuruh bayar 50 riyal. Saya kan hanya minta satu foto, kok ada lima foto," kata Kemala.
Dari kejadian ini, Kepala Bidang Perlindungan Jemaah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Ahmad Riad S mengakui aksi tukang potret di Jabal Rahmah bukan baru kali ini saja terjadi. "Sudah bertahun-tahun kejadian seperti ini, terus terulang," kata dia.
Riad mengimbau agar jemaah berhati-hati supaya tidak terbuai bujuk rayu. "Bagaimana akadnya harus jelas, jangan sampai tertipu," kata dia. (mch2014)
medcom.id, Makkah: Jabal Rahmah yang artinya bukit kasih sayang mulai banyak dikunjungi jemaah calon haji Indonesia pada Rabu (24/9/2014) siang. Bukit yang diyakini sebagai tempat pertemuan Nabi Adam dan Siti Hawa ini jaraknya sekitar 21 kilometer dari Kota Makkah.
Sebetulnya, yang perlu diwaspadai jemaah saat berkunjung ke bukit ini bukan kondisi tanjakan yang terjal, melainkan para tukang foto yang sejak di kaki bukit sudah mulai mengincar jemaah.
Kebanyakan jemaah yang jadi sasaran mereka sudah cukup berumur. Jika jemaah tidak jeli bertanya berapa biaya foto di sekitar bukit itu, para juru foto amatir ini akan memasang harga tinggi. Saat rombongan wartawan mengunjungi bukit ini, sedikitnya ada tiga insiden yang terjadi hampir bersamaan menimpa jemaah haji asal Maluku Utara.
Ketiga jemaah merasa ditipu karena harus membayar lebih dari harga yang disepakati. Awalnya si juru foto amatir ini menawarkan harga 10 riyal. Jemaah pun setuju. Namun, usai foto, si juru foto sekali jadi ini (polaroid) berusaha mengarahkan jemaah.
Rupanya, upaya mengarahkan gaya itu hanya trik si tukang foto. Karena dia terus menjepret jemaah hingga 4-5 kali. Begitu foto jadi, kagetnya para jemaah karena dimintai uang antara 50 riyal sampai 100 riyal.
"Tadi sepakatnya 10 riyal, kenapa fotonya jadi banyak," kata jemaah laki-laki yang kemudian berdebat dengan si tukang foto.
"Bayar! Bayar! 100 riyal," kata si tukang foto dengan nada tinggi sambil mengancam-ancam jemaah.
Ia membawa empat lembar foto, dengan bahasa isyarat telunjuk, dia mengatakan selembar foto seharga 10 riyal. Namun anehnya, untuk empat lembar foto, dia harus membayar 100 riyal.
Jemaah yang usianya belum 50 tahun ini tetap tidak terima dan menolak membayar. Bahkan, dia menolak menerima foto tersebut. Tetapi, si tukang foto dengan nada mengancam terus memepetnya hingga ia naik ke atas. Bahkan berulang kali di jemaah disenggol-senggol pakai bahunya sambil teriak 'bayar'.
Peristiwa serupa juga menimpa jemaah pria lain yang sudah sepuh. Jemaah yang menggunakan slayer kuning bertuliskan Maluku Utara ini diminta membayar 50 riyal untuk lima foto. Namun si bapak menolak menerima semua foto, dia hanya mengambil satu dan membayar 10 riyal.
Akan tetapi saat membayar jemaah mengeluarkan semua uang di kantongnya. Begitu melihat ada lembaran 50 riyal, si tukang foto langsung menunjuk dan sekonyong-konyong hendak mengambil uang itu. Jemaah yang semula bertahan akhirnya merelakan lembaran 50 riyalnya berpindah tangan. "Ini kau ambil, haram, haram," kata si bapak tua itu.
Diperas tukang foto juga dialami Kemala. Jemaah kloter 15 dari Embarkasi Jakarta ini mengaku dipaksa berfoto dengan harga yang sepertinya sudah disepakati semua juru foto, 10 riyal. "Saya kaget waktu disuruh bayar 50 riyal. Saya kan hanya minta satu foto, kok ada lima foto," kata Kemala.
Dari kejadian ini, Kepala Bidang Perlindungan Jemaah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Ahmad Riad S mengakui aksi tukang potret di Jabal Rahmah bukan baru kali ini saja terjadi. "Sudah bertahun-tahun kejadian seperti ini, terus terulang," kata dia.
Riad mengimbau agar jemaah berhati-hati supaya tidak terbuai bujuk rayu. "Bagaimana akadnya harus jelas, jangan sampai tertipu," kata dia. (mch2014)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LOV)