medcom.id, Jeddah: Ada-ada saja perilaku Patimah Abdulllah binti Abdullah. Nenek berusia 75 tahun itu mengamuk kepada petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Indonesia beberapa menit setelah turun dari pesawat dan keluar dari pintu imigrasi Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah, Kamis (18/9/2014) sore, waktu arab saudi (WAS).
"Nenek ini ingin pulang, teringat anak-anaknya di Kalimantan," ujar Ahmad Mustofa, ketua rombongan 7 Kelompok Penerbangan (Kloter) 1 Embarkasi Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel) ini.
Aksi berontak jemaah haji asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan ini, membuat kewalahan petugas PPIH. Tidak ingin aksinya mengganggu jemaah lain, nenek ini dibawa petugas ke Klinik Kesehatan (Oktagon) yang terletak di Plaza Bandara Jeddah. Nenek ini kemudian mendapatkan suntikan untuk menenangkan diri. Sejumlah petugas kesehatan dibantu wartawan Media Center Haji (MCH) ikut berupaya merayu nenek ini agar bisa tenang.
Meski sudah disuntik dan dirayu berkali-kali, Patimah tiba-tiba berlari. Berulang kali Nenak Patimah ingin melarikan diri. Petugas kesehatan Daerah Kerja Jeddah berusaha mengamankannya supaya petugas keamanan Arab Saudi tidak menangkapnya karena dianggap mengalami gangguan jiwa.
Antara petugas dengan nenek terjadi aksi saling tarik menarik. Ucapan yang keluar adalah bahasa daerah Banjar, sehingga membuat bingung sebagian besar petugas kesehatan. Untungnya ada jemaah asal Banjarmasin yang memahami ucapan si nenek ini, yang mengaku ia ingat terus dengan nasib anaknya di Banjarmasin.
"Anak saya tidak ada yang urus," kata dia logat bahasa Banjar yang diterjemahkan ke bahasa Indonesia.
Bahkan, ketika petugas meminta agar nenek ini memakan snack yang ada di tas kecilnya, nenek ini bilang kalau snack itu untuk anaknya di Banjar. "(Snack) ini untuk anak saya, kasihan," tuturnya.
Kendati sudah dirayu berulang kali, nenek ini berusaha kabur. Sesekali berontak ingin ke luar dari klinik, sehingga tim medis mencoba mendudukkan si nenek ini. Tapi upaya ini tidak mudah, berulang kali ia melakukan perlawanan, bahkan sempat menggigit salah satu tangan tim medis.
"Jangan paksa aku disuntik, itu pelanggaran HAM. Kenapa orang harus dipaksa-paksa. Saya tahu hukum, nanti saya laporkan kalau saya dipaksa-paksa terus," katanya dengan dialek bahasa Banjar.
Dengan berbagai upaya, Nenek Patimah akhirnya berhasil disuntik. Namun, ia masih tetap 'garang', masih membentak-bentak petugas. "Kasihan anakku di rumah. Aku tak mau minum," kata dia. Petugas terus merayu sang nenek agar mau minum dan makan.
Nenek Patimah akhirnya dibebaskan setelah bus yang akan membawanya ke Makkah siap berangkat. Namun, petugas tidak membiarkannya berjalan sendirian. Ia dituntun dokter Diani dan tim medis, Rostiqa. Di dalam bus, Nenek Patimah mulai terlihat tenang dan mengantuk. Obat penenang yang disuntikkan dokter rupanya mulai beraksi. Ahmad Mustofa mengaku akan menjaga nenek Patimah selama beribadah di Makkah. Selain nenek Patimah, dua jemaah haji perempuan Kloter 1 Embarkasi Banjarmasin ini juga menjalani rawat jalan di Klinik Kesehatan. (mch2014).
medcom.id, Jeddah: Ada-ada saja perilaku Patimah Abdulllah binti Abdullah. Nenek berusia 75 tahun itu mengamuk kepada petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Indonesia beberapa menit setelah turun dari pesawat dan keluar dari pintu imigrasi Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah, Kamis (18/9/2014) sore, waktu arab saudi (WAS).
"Nenek ini ingin pulang, teringat anak-anaknya di Kalimantan," ujar Ahmad Mustofa, ketua rombongan 7 Kelompok Penerbangan (Kloter) 1 Embarkasi Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel) ini.
Aksi berontak jemaah haji asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan ini, membuat kewalahan petugas PPIH. Tidak ingin aksinya mengganggu jemaah lain, nenek ini dibawa petugas ke Klinik Kesehatan (Oktagon) yang terletak di Plaza Bandara Jeddah. Nenek ini kemudian mendapatkan suntikan untuk menenangkan diri. Sejumlah petugas kesehatan dibantu wartawan Media Center Haji (MCH) ikut berupaya merayu nenek ini agar bisa tenang.
Meski sudah disuntik dan dirayu berkali-kali, Patimah tiba-tiba berlari. Berulang kali Nenak Patimah ingin melarikan diri. Petugas kesehatan Daerah Kerja Jeddah berusaha mengamankannya supaya petugas keamanan Arab Saudi tidak menangkapnya karena dianggap mengalami gangguan jiwa.
Antara petugas dengan nenek terjadi aksi saling tarik menarik. Ucapan yang keluar adalah bahasa daerah Banjar, sehingga membuat bingung sebagian besar petugas kesehatan. Untungnya ada jemaah asal Banjarmasin yang memahami ucapan si nenek ini, yang mengaku ia ingat terus dengan nasib anaknya di Banjarmasin.
"Anak saya tidak ada yang urus," kata dia logat bahasa Banjar yang diterjemahkan ke bahasa Indonesia.
Bahkan, ketika petugas meminta agar nenek ini memakan
snack yang ada di tas kecilnya, nenek ini bilang kalau snack itu untuk anaknya di Banjar. "(
Snack) ini untuk anak saya, kasihan," tuturnya.
Kendati sudah dirayu berulang kali, nenek ini berusaha kabur. Sesekali berontak ingin ke luar dari klinik, sehingga tim medis mencoba mendudukkan si nenek ini. Tapi upaya ini tidak mudah, berulang kali ia melakukan perlawanan, bahkan sempat menggigit salah satu tangan tim medis.
"Jangan paksa aku disuntik, itu pelanggaran HAM. Kenapa orang harus dipaksa-paksa. Saya tahu hukum, nanti saya laporkan kalau saya dipaksa-paksa terus," katanya dengan dialek bahasa Banjar.
Dengan berbagai upaya, Nenek Patimah akhirnya berhasil disuntik. Namun, ia masih tetap 'garang', masih membentak-bentak petugas. "Kasihan anakku di rumah. Aku tak mau minum," kata dia. Petugas terus merayu sang nenek agar mau minum dan makan.
Nenek Patimah akhirnya dibebaskan setelah bus yang akan membawanya ke Makkah siap berangkat. Namun, petugas tidak membiarkannya berjalan sendirian. Ia dituntun dokter Diani dan tim medis, Rostiqa. Di dalam bus, Nenek Patimah mulai terlihat tenang dan mengantuk. Obat penenang yang disuntikkan dokter rupanya mulai beraksi. Ahmad Mustofa mengaku akan menjaga nenek Patimah selama beribadah di Makkah. Selain nenek Patimah, dua jemaah haji perempuan Kloter 1 Embarkasi Banjarmasin ini juga menjalani rawat jalan di Klinik Kesehatan. (mch2014).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LOV)