medcom.id, Jakarta: Sekitar 700 WNI diduga berangkat haji menggunakan paspor Filipina. Pemerintah Indonesia tengah mengupayakan rumusan terbaik untuk memulangkan seluruh WNI.
"Tentu kita terus koordinasi dengan kedutaan besar Saudi Arabia, KJRI dan pihak imigrasi. Kita upayakan cari jalan terbaik terhadap 700 WNI yang sudah terlanjur pergi berhaji dengan pasport dari Filipina. Kita cari rumusan terbaik pemulangan WNI ini," kata Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dalam acara prime Time News Metro Tv, Sabtu (10/9/2016)
Penemuan ini kata Lukman bakal menjadi catatan khusus bagi penyelenggaraan ibadah haji ke depan. Meski demikian, penegakan hukum tetap akan dilakukan.
"Sebagian besar dari mereka juga korban yang tidak tahu menahu, tapi segaian dari mereka juga sebenarnya tahu mealanggar hukum. Kita sikapi dengan arif," kata Lukman.
Sementara itu, Dirjen Keimigrasian Kemenkumham Ronny F. Sompie menuturkan, pihaknya menyiapkan dua rencana pemulangan 700 WNI. Pertama, menggunakan paspor Indonesia langsung dari Arab Saudi. Kedua, tetap menggunakan paspor Filipina menuju Filipina kemudian dikembalkan ke Indonesia setelah diverifikasi.
"Kalaupun paspor mereka hilang atau ada masalah, tetap kita berikan perlindungan, harus kita amankan sehingga mereka bisa kembali dengan mengguakan paspor yang biasa kita lakukan selama ini," ujar Ronny.
Keluarga ratusan WNI tak perlu khawatir. Ronny menyebut kepemilikan paspor Filipina hanya terkait unsur manipulasi kuota haji, bukan kewarganegaraan,
"Kalau kita lihat, kasus pembuatan paspor Filipina itu tidak mengikrarkan diri sebagai warga negara Filipina, hanya ada pemalsuan, beda kasusnya," tambah dia.
Sebelumnya, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly menduga terdapat ratusan warga negara Indoenesia yang berhasil berangkat haji melalui Filipina tahun ini. Namun, Yasonna mengaku tidak tahu identitas mereka.
"Diperkirakan 500 sampai 700 jemaah haji Indonesia yang menggunakan paspor Filipina telah berangkat dan sekarang berada di Arab Saudi," kata Yasonna dalam rapat kerja di Komisi III DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (7/9/2016).
Menurut Yasonna, itu akan menjadi persoalan ketika para jemaah tersebut selesai melaksanakan ibadah haji. Pasalnya, mereka akan pulang melalui Filipina.
"Ini persoalan. Kemana mereka akan pergi. Dengan paspor Filipina mereka akan kembali ke Filipina. Pasti akan ditahan dan diperiksa kembali di sana," ucap dia.
Yasonna menegaskan jemaah haji Indonesia yang berangkat lewat Filipina adalah korban mafia-mafia travel. Sebab, mereka hanya mengantongi paspor Filipina tanpa bersumpah pindah kewarganegaraan.
Yasonna menambahkan, Presiden Jokowi sudah melobi Presiden Filipina Rodrigue Duterte terkait permasalahan jemaah haji yang terlanjur berangkat ke Tanah Suci. Hasil lobi itu positif.
"Saya dapat informasi dari Ibu Menteri Luar Negeri langsung, (Retno Marsudi), pembicaraan pak Presiden Jokowi, Menlu, dengan Presiden Duterte yang ini (di Tiongkok), akan bisa langsung dibawa pulang ke Indonesia (tanpa via Filipina). Nanti penanganannya seperti apa sedang kita bicarakan," ungkap Yasonna.
medcom.id, Jakarta: Sekitar 700 WNI diduga berangkat haji menggunakan paspor Filipina. Pemerintah Indonesia tengah mengupayakan rumusan terbaik untuk memulangkan seluruh WNI.
"Tentu kita terus koordinasi dengan kedutaan besar Saudi Arabia, KJRI dan pihak imigrasi. Kita upayakan cari jalan terbaik terhadap 700 WNI yang sudah terlanjur pergi berhaji dengan pasport dari Filipina. Kita cari rumusan terbaik pemulangan WNI ini," kata Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dalam acara prime Time News Metro Tv, Sabtu (10/9/2016)
Penemuan ini kata Lukman bakal menjadi catatan khusus bagi penyelenggaraan ibadah haji ke depan. Meski demikian, penegakan hukum tetap akan dilakukan.
"Sebagian besar dari mereka juga korban yang tidak tahu menahu, tapi segaian dari mereka juga sebenarnya tahu mealanggar hukum. Kita sikapi dengan arif," kata Lukman.
Sementara itu, Dirjen Keimigrasian Kemenkumham Ronny F. Sompie menuturkan, pihaknya menyiapkan dua rencana pemulangan 700 WNI. Pertama, menggunakan paspor Indonesia langsung dari Arab Saudi. Kedua, tetap menggunakan paspor Filipina menuju Filipina kemudian dikembalkan ke Indonesia setelah diverifikasi.
"Kalaupun paspor mereka hilang atau ada masalah, tetap kita berikan perlindungan, harus kita amankan sehingga mereka bisa kembali dengan mengguakan paspor yang biasa kita lakukan selama ini," ujar Ronny.
Keluarga ratusan WNI tak perlu khawatir. Ronny menyebut kepemilikan paspor Filipina hanya terkait unsur manipulasi kuota haji, bukan kewarganegaraan,
"Kalau kita lihat, kasus pembuatan paspor Filipina itu tidak mengikrarkan diri sebagai warga negara Filipina, hanya ada pemalsuan, beda kasusnya," tambah dia.
Sebelumnya, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly menduga terdapat ratusan warga negara Indoenesia yang berhasil berangkat haji melalui Filipina tahun ini. Namun, Yasonna mengaku tidak tahu identitas mereka.
"Diperkirakan 500 sampai 700 jemaah haji Indonesia yang menggunakan paspor Filipina telah berangkat dan sekarang berada di Arab Saudi," kata Yasonna dalam rapat kerja di Komisi III DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (7/9/2016).
Menurut Yasonna, itu akan menjadi persoalan ketika para jemaah tersebut selesai melaksanakan ibadah haji. Pasalnya, mereka akan pulang melalui Filipina.
"Ini persoalan. Kemana mereka akan pergi. Dengan paspor Filipina mereka akan kembali ke Filipina. Pasti akan ditahan dan diperiksa kembali di sana," ucap dia.
Yasonna menegaskan jemaah haji Indonesia yang berangkat lewat Filipina adalah korban mafia-mafia travel. Sebab, mereka hanya mengantongi paspor Filipina tanpa bersumpah pindah kewarganegaraan.
Yasonna menambahkan, Presiden Jokowi sudah melobi Presiden Filipina Rodrigue Duterte terkait permasalahan jemaah haji yang terlanjur berangkat ke Tanah Suci. Hasil lobi itu positif.
"Saya dapat informasi dari Ibu Menteri Luar Negeri langsung, (Retno Marsudi), pembicaraan pak Presiden Jokowi, Menlu, dengan Presiden Duterte yang ini (di Tiongkok), akan bisa langsung dibawa pulang ke Indonesia (tanpa via Filipina). Nanti penanganannya seperti apa sedang kita bicarakan," ungkap Yasonna.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)