medcom.id, Makkah: Sebanyak 185 kelompok terbang (kloter) jemaah haji gelombang pertama yang jumlahnya melebihi 77 ribu orang mulai diberangkatkan secara bertahap ke Madinah. Mereka akan melaksanakan sunah arbain, salat 40 waktu tanpa terputus.
Lantas, apakah sudah ada jaminan seluruh kloter gelombang kedua ditempatkan di markaziyah (ring road yang mengelilingi Masjid Nabawi)?
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Abdul Djamil, Senin (13/10/2014) malam, di Makkah, mengatakan sebelum jemaah meninggalkan Madinah pada gelombang 1, pihaknya sudah memanggil seluruh majmu'ah.
"Saat itu, satu persatu kita tanya kepastian mereka menempatkan di markaziyah. Mereka menyanggupi. Ini menjadi bagian upaya antisipasi penempatan jemaah di luar markaziyah," kata Djamil.
Daker Madinah dan tim sektor perumahan juga terus berupaya memastikan penempatan di dalam markaziyah. "Kita sudah melakukan upaya maksimal. Ini kan selalu kita pantau terus mengenai kesiapan-kesiapannya. Sudah ada beberapa kloter yang menuju ke Madinah dan ditempatkan di dalam markaziyah. Semoga seterusnya bisa seperti itu," katanya.
Adapun sanksi untuk majmu'ah bermasalah, Djamil mengatakan hal itu akan dibahas pada fase selanjutnya. Saat ini pihaknya masih fokus pada pelayanan terhadap jemaah.
"Soal blacklist itu tahap berikutnya. Sekarang kami fokus ke jemaah. Bagaimana supaya penerbangan tidak delay, jemaah ke Madinah diatur perjalanannya supaya lancar. Kita tidak berharap ada lagi penempatan di luar markaziyah. Kita sudah berupaya maksimal," katanya.
Di sisi lain, sebanyak 120 kloter dipastikan ditempatkan di wilayah markaziyah. Sisanya yang 65 kloter, meski belum ada tanda hijau dari para majmuah, diupayakan bisa menempati pemondokan yang tidak jauh dari Masjid Nabawi. Hal itu disampaikan Kepala Daerah Kerja Madinah Nasrullah Jasam di ruang kerjanya, Kantor Misi Haji Indonesia, Madinah, Senin 13 Oktober 2014.
Menurut Nasrullah, pada prinsipnya baik gelombang pertama maupun kedua, semua jamaah ditempatkan di wilayah markaziyah. Hanya saja kenyataannya pada gelombang pertama, sembilan dari sepuluh majmu'ah, penyedia akomodasi di Madinah, melakukan wanprestasi karena melanggar kesepakatan dalam kontrak secara sepihak. Sehingga sebanyak 20% jemaah gelombang pertama atau sekitar 17.000 orang ditempatkan di luar markaziyah.
Untuk gelombang kedua, sebelum pelaksanaan puncak haji, kata Nasrullah, pihaknya sudah mengumpulkan majmu'ah untuk meminimalisasi penempatan jemaah di luar markaziyah.(mch2014)
medcom.id, Makkah: Sebanyak 185 kelompok terbang (kloter) jemaah haji gelombang pertama yang jumlahnya melebihi 77 ribu orang mulai diberangkatkan secara bertahap ke Madinah. Mereka akan melaksanakan sunah arbain, salat 40 waktu tanpa terputus.
Lantas, apakah sudah ada jaminan seluruh kloter gelombang kedua ditempatkan di markaziyah (
ring road yang mengelilingi Masjid Nabawi)?
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Abdul Djamil, Senin (13/10/2014) malam, di Makkah, mengatakan sebelum jemaah meninggalkan Madinah pada gelombang 1, pihaknya sudah memanggil seluruh majmu'ah.
"Saat itu, satu persatu kita tanya kepastian mereka menempatkan di markaziyah. Mereka menyanggupi. Ini menjadi bagian upaya antisipasi penempatan jemaah di luar markaziyah," kata Djamil.
Daker Madinah dan tim sektor perumahan juga terus berupaya memastikan penempatan di dalam markaziyah. "Kita sudah melakukan upaya maksimal. Ini kan selalu kita pantau terus mengenai kesiapan-kesiapannya. Sudah ada beberapa kloter yang menuju ke Madinah dan ditempatkan di dalam markaziyah. Semoga seterusnya bisa seperti itu," katanya.
Adapun sanksi untuk majmu'ah bermasalah, Djamil mengatakan hal itu akan dibahas pada fase selanjutnya. Saat ini pihaknya masih fokus pada pelayanan terhadap jemaah.
"Soal blacklist itu tahap berikutnya. Sekarang kami fokus ke jemaah. Bagaimana supaya penerbangan tidak delay, jemaah ke Madinah diatur perjalanannya supaya lancar. Kita tidak berharap ada lagi penempatan di luar markaziyah. Kita sudah berupaya maksimal," katanya.
Di sisi lain, sebanyak 120 kloter dipastikan ditempatkan di wilayah markaziyah. Sisanya yang 65 kloter, meski belum ada tanda hijau dari para majmuah, diupayakan bisa menempati pemondokan yang tidak jauh dari Masjid Nabawi. Hal itu disampaikan Kepala Daerah Kerja Madinah Nasrullah Jasam di ruang kerjanya, Kantor Misi Haji Indonesia, Madinah, Senin 13 Oktober 2014.
Menurut Nasrullah, pada prinsipnya baik gelombang pertama maupun kedua, semua jamaah ditempatkan di wilayah markaziyah. Hanya saja kenyataannya pada gelombang pertama, sembilan dari sepuluh majmu'ah, penyedia akomodasi di Madinah, melakukan wanprestasi karena melanggar kesepakatan dalam kontrak secara sepihak. Sehingga sebanyak 20% jemaah gelombang pertama atau sekitar 17.000 orang ditempatkan di luar markaziyah.
Untuk gelombang kedua, sebelum pelaksanaan puncak haji, kata Nasrullah, pihaknya sudah mengumpulkan majmu'ah untuk meminimalisasi penempatan jemaah di luar markaziyah.(mch2014)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(PRI)