medcom.id, Jeddah: Kepala Bidang Kesehatan Haji Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Indonesia di Arab Saudi, dr Fidiansjah, memperkirakan jumlah jamaah yang akan disafariwukufkan di Arafah sekitar 200-an orang. Hingga Sabtu (27/9) siang waktu Arab Saudi (WAS), tercatat sebanyak 190 orang jamaah sudah disafariwukufkan .
"Saat ini tercatat 190 orang, namun mungkin bertambah 10 persen dari jumlah saat ini atau plus minus 200 orang jamaah hingga H-1 Wukuf (2 Oktober 2014)," papar Fidiansjah, dihubungi Media Center Haji (MCH) Jeddah, di Jeddah, Arab Saudi, Sabtu (27/9). Fidiansjah mengaku baru saja melaporkan data tersebut kepada Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Kemenag RI, Abdul Djamil di Makkah.
Pemerintah Arab Saudi menetapkan puncak haji atau Wukuf di Padang Arafah berlangsung pada Jumat, 9 Dzulhijjah 1435 Hijriah atau 3 Oktober 2014. Pelaksaan Wukuf pada hari Jumat biasanya disebut sebagai haji akbar, sehingga sebagian besar warga Arab Saudi menggelar ibadah haji.
Rincian 190 orang jamaah haji yang disafariwukufkan, jelas dia, adalah 40 jamaah akan berbaring dan 150 jamaah duduk di dalam kendaraan selama pelaksanaan berlangsung. Untuk yang berbaring dibutuhkan lima bus. Sedangkan bagi yang duduk membutuhkan enam bus. Jumlah total bus adalah 11 unit bus.
"Jumlah (jamaah haji yang disafariwukufkan) ini bisa bertambah kalau ada pendaftaran baru, sehingga jumlah bus pun bisa ditambah (lagi)," papar Fidiansjah.
Ia menjelaskan, semua jamaah yang akan disafariwukufkan wajib menggunakan bus. Kebijakan ini diberlakukan Rumah Sakit Arab Saudi sejak tahun lalu. Sebelumnya, jamaah yang disafariwukufkan diberangkatkan dengan mobil berkapasitas 3-4 orang jamaah.
Mobil ambulans tak digunakan lagi karena untuk menghindari kemacetan parah di jalur menuju Padang Arafah. "Kalau (diantar) dengan (mobil) ambulans, akan terjadi antrean kemacetan yang panjang," jelasnya.
Bus-bus safari wukuf jamaah sakit tidak didesain khusus dengan menempatkan sarana prasarana lengkap kesehatan. Sebab, tutur Fidiansjah, RS Arab Saudi menilai jamaah mandiri atau mampu beribadah meski memiliki keterbatasan dibanding yang sehat.
Meski demikian, paramedis dan dokter BPHI akan memasang oksigen maupun infus di dalam bus. "Oksigen kita ikat di tiang, begitu juga infus. Tapi, ndak ada peralatan spesifik, sebab pelaksanaan safariwukuf hanya beberapa jam," terangnya.
Batas akhir pendaftaran resmi seleksi jamaah yang akan disafariwukufkan adalah 29 September 2014. Namun, Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) dan RS Arab Saudi tetap akan menerima jamaah yang disafariwukufkan hingga H-1 pelaksanaan Wukuf di Arafah.
Mengenai simulasi pemberangkatan jamaah haji safari wukuf, kata Fidiansjah, dilakukan secara bertahap. Pertama, semua jamaah dimasukkan ke dalam bus mulai pukul 01.00 dini hari WAS Jumat (3/10).
Jamaah yang sakit dari bangsal RS Arab Saudi akan dinaikkan ke dalam bus menggunakanalat angkut. Bagi jamaah yang bisa berdiri, naik ke bus lewat pintu depan.
Tahapan pemindahan 190-200 orang jamaah ini diperkirakan selesai pada pukul 09.00-10.00 WAS, Jumat (3/10). Semua jamaah sudah mengenakan kain ihram dan niat berhaji. "Proses memindahkan ratusan jamaah sakit ini memang lama dan butuh kesabaran," tuturnya.
Tahap kedua, lanjut Fidiansjah, 190 atau 200 orang jamaah tersebut diberangkatkan ke Padang Arafah mulai pukul 11.00 WAS. Pada saat itu, jalanan menuju Arafah diperkirakan sudah lengang karena jutaan jamaah haji seluruh dunia sudah berkumpul di Padang Arafah. Semua bus pengantar jamaah haji yang disafariwukufkan diperkirakan tiba pukul 12.00 WAS di Padang Arafah.
Selanjutnya, jamaah akan Shalat Jumat dan mendengarkan Khutbah Wukuf. Usai itu, jamaah sakit ini dianjurkan memperbanyak doa dan berdzikir. Sekitar pukul 14.00 WAS atau dua siang, semua jamaah yang disafariwukufkan ini dikembalikan ke RS Arab Saudi atau Klinik Kesehatan BPHI di Makkah.
"Tidak lama-lama di Arafah, selama rukun haji sudah terpenuhi. Jamaah sakit ini kita kembalikan ke bangsal-bangsal RS. Kalau kondisinya membaik, bisa kita kembalikan ke BPHI Satelit di Sektor D, G dan H. Selanjutnya, setelah tiga hari di Mina, jamaah sakit ini akan kita serahkan ke kloter masing-masing," papar Fidianjah. (mch2014)
medcom.id, Jeddah: Kepala Bidang Kesehatan Haji Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Indonesia di Arab Saudi, dr Fidiansjah, memperkirakan jumlah jamaah yang akan disafariwukufkan di Arafah sekitar 200-an orang. Hingga Sabtu (27/9) siang waktu Arab Saudi (WAS), tercatat sebanyak 190 orang jamaah sudah disafariwukufkan .
"Saat ini tercatat 190 orang, namun mungkin bertambah 10 persen dari jumlah saat ini atau plus minus 200 orang jamaah hingga H-1 Wukuf (2 Oktober 2014)," papar Fidiansjah, dihubungi Media Center Haji (MCH) Jeddah, di Jeddah, Arab Saudi, Sabtu (27/9). Fidiansjah mengaku baru saja melaporkan data tersebut kepada Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Kemenag RI, Abdul Djamil di Makkah.
Pemerintah Arab Saudi menetapkan puncak haji atau Wukuf di Padang Arafah berlangsung pada Jumat, 9 Dzulhijjah 1435 Hijriah atau 3 Oktober 2014. Pelaksaan Wukuf pada hari Jumat biasanya disebut sebagai haji akbar, sehingga sebagian besar warga Arab Saudi menggelar ibadah haji.
Rincian 190 orang jamaah haji yang disafariwukufkan, jelas dia, adalah 40 jamaah akan berbaring dan 150 jamaah duduk di dalam kendaraan selama pelaksanaan berlangsung. Untuk yang berbaring dibutuhkan lima bus. Sedangkan bagi yang duduk membutuhkan enam bus. Jumlah total bus adalah 11 unit bus.
"Jumlah (jamaah haji yang disafariwukufkan) ini bisa bertambah kalau ada pendaftaran baru, sehingga jumlah bus pun bisa ditambah (lagi)," papar Fidiansjah.
Ia menjelaskan, semua jamaah yang akan disafariwukufkan wajib menggunakan bus. Kebijakan ini diberlakukan Rumah Sakit Arab Saudi sejak tahun lalu. Sebelumnya, jamaah yang disafariwukufkan diberangkatkan dengan mobil berkapasitas 3-4 orang jamaah.
Mobil ambulans tak digunakan lagi karena untuk menghindari kemacetan parah di jalur menuju Padang Arafah. "Kalau (diantar) dengan (mobil) ambulans, akan terjadi antrean kemacetan yang panjang," jelasnya.
Bus-bus safari wukuf jamaah sakit tidak didesain khusus dengan menempatkan sarana prasarana lengkap kesehatan. Sebab, tutur Fidiansjah, RS Arab Saudi menilai jamaah mandiri atau mampu beribadah meski memiliki keterbatasan dibanding yang sehat.
Meski demikian, paramedis dan dokter BPHI akan memasang oksigen maupun infus di dalam bus. "Oksigen kita ikat di tiang, begitu juga infus. Tapi, ndak ada peralatan spesifik, sebab pelaksanaan safariwukuf hanya beberapa jam," terangnya.
Batas akhir pendaftaran resmi seleksi jamaah yang akan disafariwukufkan adalah 29 September 2014. Namun, Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) dan RS Arab Saudi tetap akan menerima jamaah yang disafariwukufkan hingga H-1 pelaksanaan Wukuf di Arafah.
Mengenai simulasi pemberangkatan jamaah haji safari wukuf, kata Fidiansjah, dilakukan secara bertahap. Pertama, semua jamaah dimasukkan ke dalam bus mulai pukul 01.00 dini hari WAS Jumat (3/10).
Jamaah yang sakit dari bangsal RS Arab Saudi akan dinaikkan ke dalam bus menggunakanalat angkut. Bagi jamaah yang bisa berdiri, naik ke bus lewat pintu depan.
Tahapan pemindahan 190-200 orang jamaah ini diperkirakan selesai pada pukul 09.00-10.00 WAS, Jumat (3/10). Semua jamaah sudah mengenakan kain ihram dan niat berhaji. "Proses memindahkan ratusan jamaah sakit ini memang lama dan butuh kesabaran," tuturnya.
Tahap kedua, lanjut Fidiansjah, 190 atau 200 orang jamaah tersebut diberangkatkan ke Padang Arafah mulai pukul 11.00 WAS. Pada saat itu, jalanan menuju Arafah diperkirakan sudah lengang karena jutaan jamaah haji seluruh dunia sudah berkumpul di Padang Arafah. Semua bus pengantar jamaah haji yang disafariwukufkan diperkirakan tiba pukul 12.00 WAS di Padang Arafah.
Selanjutnya, jamaah akan Shalat Jumat dan mendengarkan Khutbah Wukuf. Usai itu, jamaah sakit ini dianjurkan memperbanyak doa dan berdzikir. Sekitar pukul 14.00 WAS atau dua siang, semua jamaah yang disafariwukufkan ini dikembalikan ke RS Arab Saudi atau Klinik Kesehatan BPHI di Makkah.
"Tidak lama-lama di Arafah, selama rukun haji sudah terpenuhi. Jamaah sakit ini kita kembalikan ke bangsal-bangsal RS. Kalau kondisinya membaik, bisa kita kembalikan ke BPHI Satelit di Sektor D, G dan H. Selanjutnya, setelah tiga hari di Mina, jamaah sakit ini akan kita serahkan ke kloter masing-masing," papar Fidianjah. (mch2014)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)