Ilustrasi katering haji (Foto:MI/Dika Kardi)
Ilustrasi katering haji (Foto:MI/Dika Kardi)

Penginapan dan Katering jadi Evaluasi Utama Panitia Haji

Khudori • 15 September 2014 15:40
medcom.id, Madinah: Ada sejumlah evaluasi yang menjadi catatan terkait dengan operasional haji gelombang pertama tahun ini. Ada tiga catatan penting yang dikemukakan oleh Kadaker Madinah, Nasrullah Djassam terkait evaluasi kedatangan jemaah gelombang pertama.
 
“Banyak hal yang harus dievaluasi dengan fase kedatangan jemaah gelombang pertama. Terutama tentang perumahan, karena dari perumahan ini kemudian merembet ke hal yang lainnya,” terang Nasrullah di kantornya, Minggu (14/9/2014).
 
Pertama, tentang perumahan, yang sering diingatkan oleh Kementerian Agama (wuzarotul hajj) kepada pihaknya terkait dengan keterlambatan jemaah mendapatkan kepastian akomodasi (hotel) disebabkan oleh bayan tafwiz atau surat keterangan penempatan yang telat dari Majmuah.

Akibatnya, perubahan akomodasi yang sudah disepakati itu berimplikasi pada pihak katering. Mereka nanti akan kebingungan mencari-cari rumah-rumah yang akan ditempati oleh jemaah haji Indonesia, karena berubah dari peta yang sudah diberikan sebelumnya.
 
Sikap Majmuah atau penyedia hotel yang secara sepihak di tengah operasional haji menempatkan jemaah haji beberapa kloter di luar Markaziah. Tentunya ini membuat banyak kerepotan bagi seksi perumahan yang harus meng-kasfiah ulang atau melihat apakah akomodasinya itu layak atau tidak, dan pada akhirnya kita harus mempersiapkan transportasi rumah rumah di luar Markaziah itu.
 
“Transportasi ini dari sisi jumlah tidak memadai oleh karenanya kita prioritaskan bagi jemah yang sudah tua atau uzur untuk bisa mengakses ke masjid Nabawi dalam rangka menjalankan arbain, itu yang kita prioritaskan untuk menggunakan bus yang disediakan oleh kantor Misi Haji Indonesia,” kata Nasrullah.
 
Kedua, lanjutnya adalah masalah katering. Menurut Nasrullah, sesuai ketentuan jemaah Indonesia di Madinah mendapatkan katering dari makan malam, siang dan sarapan dengan roti yang sudah ditentukan dalam kontrak.
 
Menurutnya, ada beberapa perusahaan katering yang masih melanggar misalnya ukuran roti yang kecil atau tidak sama kualitasnya dengan yang di kontrak, ada juga garamasi yang mestinya 100 gram diberikan kurang dari itu, dan lainnya.
 
“Namun yang kami soroti adalah keterlambatan, meskipun kami setiap hari tim katering itu mulai jam 4 subuh bergerak ke dapur-dapur juga memantau ke hotel-hotel, untuk memastikan apakah makanan tersebut sudah di tangan jemaah. Namun, ada saja satu dua keterlambatan dan kekurangan," imbuhnya.
 
Ketiga, masalah pemberangkatan jemaah dari Madinah ke Mekkah. Sejak awal kami mendapatkan catatan dari Muassah dan Kementerian Agama, tapi semua bisa diatasi. Misalnya, terkait dengan waktu kita tetap komit dengan peraturan Kementerian Haji untuk tidak memberangkatkan jemaah ke Makkah di atas jam 9 malam dari Bir Ali.
 
“Sampai hari ini, Alhamdulillah jemaah diberangkatkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di sini yaitu terakhir sebelum jam 9 malam. Saya kita itu catatan penting yang mungkin harus kita perhatikan dan tidak terulang lagi,” pungkasnya. (mch2014)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LOV)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan