medcom.id, Mekah: Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja Makkah telah membagi pemondokan jamaah haji 1435 Hijriah ke dalam 10 sektor. Jumlah rumah yang dikontrak mencapai 116 unit.
Pemondokan jamaah haji tahun ini mayoritas merupakan hotel setara bintang tiga. Sedangkan sebagian merupakan apartemen dan suite. Tidak ada lagi bangunan tua, walaupun konsekuensinya, jarak terdekat pemondokan 1.000 meter dan jarak terjauh sekitar 3.900 meter dari Masjidil Haram.
Tim Media Center Haji (MCH) Makkah berkesempatan meninjau langsung dua hotel yang disebut memiliki fasilitas terbaik pada pemondokan tahun ini. Keduanya yakni Hotel Al-Ardhu Mutamayyizah atau Land Premium (Paramount) Hotel yang berada di kawasan Jarwal atau sektor H.
Dua hotel itu disebut-sebut sebagai pemondokan dengan "standar fasilitas maksimal" dan "standar fasilitas minimal" tersebut. Hotel bintang empat ini akan menampung 3.779 orang dari sembilan kloter. Demikian disampaikan Kepala Sektor H, Denny Fathurahman Sadili, Sabtu (6/9/2014).
Posisi hotel ini berada di tepi jalan besar. Ketika memasuki lobi hotel, terasa suasana mewah. Mulai dari arsitektur interior, hingga jenis sofa yang digunakan. Lobi hotel juga relatif luas. Liftnya pun canggih dan tampak baru dengan sistem kartu.
Suasana kamar pun tampak nyaman. Terdapat lima single bed, AC, TV layar datar, lemari, kulkas, juga kamar mandi yang menyatu di dalam kamar.
Pada sisi lain, tim MCH juga sempat meninjau pemondokan dengan yang disebut-sebut memiliki standar fasilitas "minimal", yakni Bur Al-Khair yang berada di kawasan Mahbas Jin, atau Sektor A.
Bangunan ini berada di dalam jalan kecil dan menanjak. Bangunan berpola apartemen ini akan menampung 2.564 orang jamaah haji dari 7 kloter.
"Kalau dikatakan fasilitasnya paling buruk, saya rasa tidak juga. Karena fasilitas yang ada sudah relatif lengkap," kata Kepala Sektor A, Nur Hariyanto.
Pantauan pada kamar 305, terdapat 4 ruang kamar, 3 kamar mandi, dan 1 dapur lengkap dengan kulkas. Setiap kamar terdiri dari 4 sampai 7 tempat tidur single bed. Pada setiap kamar terdapat televisi model lama, AC, juga kipas angin besar di langit-langit.
"Kipas angin itu mungkin diperlukan bilamana ada jamaah yang tidak tahan dengan AC," katanya, seraya menambahkan jarak apartemen tersebut dengan Masjidil Haram sekitar 1.200 meter.
"Walaupun fasilitasnya kalah bila dibandingkan hotel bintang empat, namun kelebihan bangunan ini adalah jaraknya yang dekat dengan Masjidil Haram. Kalau berjalan kaki hanya sekitar 15 sampai 20 menit," katanya.
Hal ini menjadi nilai lebih bagi jamaah. "Banyak jamaah yang justru senang pemondokannya dekat dengan Masjidil Haram, walaupun fasilitasnya biasa-biasa saja. Toh kami pikir fasilitas di apartemen ini sudah cukup baik dan lengkap," katanya.
Nur Hariyanto mengatakan, walaupun ada hotel yang fasilitasnya mewah hingga relatif sederhana, jamaah haji tidak bisa memilih pemondokannya sendiri. "Pengaturan pemondokan dilakukan melalui pengundian (qur'ah) secara terbuka di Jakarta. Jadi jamaah tidak bisa memilih sendiri," katanya.
medcom.id, Mekah: Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja Makkah telah membagi pemondokan jamaah haji 1435 Hijriah ke dalam 10 sektor. Jumlah rumah yang dikontrak mencapai 116 unit.
Pemondokan jamaah haji tahun ini mayoritas merupakan hotel setara bintang tiga. Sedangkan sebagian merupakan apartemen dan suite. Tidak ada lagi bangunan tua, walaupun konsekuensinya, jarak terdekat pemondokan 1.000 meter dan jarak terjauh sekitar 3.900 meter dari Masjidil Haram.
Tim Media Center Haji (MCH) Makkah berkesempatan meninjau langsung dua hotel yang disebut memiliki fasilitas terbaik pada pemondokan tahun ini. Keduanya yakni Hotel Al-Ardhu Mutamayyizah atau Land Premium (Paramount) Hotel yang berada di kawasan Jarwal atau sektor H.
Dua hotel itu disebut-sebut sebagai pemondokan dengan "standar fasilitas maksimal" dan "standar fasilitas minimal" tersebut. Hotel bintang empat ini akan menampung 3.779 orang dari sembilan kloter. Demikian disampaikan Kepala Sektor H, Denny Fathurahman Sadili, Sabtu (6/9/2014).
Posisi hotel ini berada di tepi jalan besar. Ketika memasuki lobi hotel, terasa suasana mewah. Mulai dari arsitektur interior, hingga jenis sofa yang digunakan. Lobi hotel juga relatif luas. Liftnya pun canggih dan tampak baru dengan sistem kartu.
Suasana kamar pun tampak nyaman. Terdapat lima single bed, AC, TV layar datar, lemari, kulkas, juga kamar mandi yang menyatu di dalam kamar.
Pada sisi lain, tim MCH juga sempat meninjau pemondokan dengan yang disebut-sebut memiliki standar fasilitas "minimal", yakni Bur Al-Khair yang berada di kawasan Mahbas Jin, atau Sektor A.
Bangunan ini berada di dalam jalan kecil dan menanjak. Bangunan berpola apartemen ini akan menampung 2.564 orang jamaah haji dari 7 kloter.
"Kalau dikatakan fasilitasnya paling buruk, saya rasa tidak juga. Karena fasilitas yang ada sudah relatif lengkap," kata Kepala Sektor A, Nur Hariyanto.
Pantauan pada kamar 305, terdapat 4 ruang kamar, 3 kamar mandi, dan 1 dapur lengkap dengan kulkas. Setiap kamar terdiri dari 4 sampai 7 tempat tidur single bed. Pada setiap kamar terdapat televisi model lama, AC, juga kipas angin besar di langit-langit.
"Kipas angin itu mungkin diperlukan bilamana ada jamaah yang tidak tahan dengan AC," katanya, seraya menambahkan jarak apartemen tersebut dengan Masjidil Haram sekitar 1.200 meter.
"Walaupun fasilitasnya kalah bila dibandingkan hotel bintang empat, namun kelebihan bangunan ini adalah jaraknya yang dekat dengan Masjidil Haram. Kalau berjalan kaki hanya sekitar 15 sampai 20 menit," katanya.
Hal ini menjadi nilai lebih bagi jamaah. "Banyak jamaah yang justru senang pemondokannya dekat dengan Masjidil Haram, walaupun fasilitasnya biasa-biasa saja. Toh kami pikir fasilitas di apartemen ini sudah cukup baik dan lengkap," katanya.
Nur Hariyanto mengatakan, walaupun ada hotel yang fasilitasnya mewah hingga relatif sederhana, jamaah haji tidak bisa memilih pemondokannya sendiri. "Pengaturan pemondokan dilakukan melalui pengundian (qur'ah) secara terbuka di Jakarta. Jadi jamaah tidak bisa memilih sendiri," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JCO)