Padang: Media massa dinilai perlu memberikan perhatian khusus kepada generasi masa depan. Apalagi, generasi milenial cenderung menyukai hal-hal instan dari media sosial termasuk dalam mengonsumsi berita.
"Karena bangsa ini akan kemana tergantung dari apa yang mereka lakukan," ujar Sekjen Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat, Hendry CH Bangun dalam sebuah diskusi bertajuk 'Jurnalisme Media Publik di Era Milenial untuk Indonesia maju dan bermartabat' pada rangka peringatan Hari Pers Nasional (HPN) di Kantor RRI Padang, Selasa , 6 Februari 2018.
Menurut dia, generasi milenial pada prinsipnya menyukai berita. Namun, mereka tidak seperti generasi sebelumnya yang mengkroscek informasi melalui media konvensional, yakni surat kabar atau koran, media elektronik dan online.
"Mereka itu entah mencari informasi dari teman-temannya melalui grup WA (aplikasi WhatsApp) dan sosial media lainya," ucap dia.
Dia menilai, masalah itu yang membuat media mainstreem galau untuk memenuhi kebutuhan informasi kepada mereka. Sehingga, mereka ikut berkerubung dalam liarnya arus informasi di sosial media.
Kendati demikian, ia menilai media mainstreem masih perlu terlibat dan bertanggung jawab dalam memberikan informasi yang benar kepada seluruh khalayak, tak terkecuali bagi generasi milenial.
Hendry mengatakan, kabar hoaks kerap berseliweran di tengah pemberitaan mengenai bencana alam. Seperti ketika terjadi gempa bumi beberapa waktu lalu. Banyak beredar kabar hoaks di media sosial yang meresahkan masyarakat.
"Pentingnya memperhatikan mereka ini supaya mereka tahu mana berita yang benar. Jadi hal ini adalah salah satu upaya untuk mencegah hoaks. Nah itulah tugas utama media mainstreem, ini loh yang benar," kata Hendry.
Sementara itu, Ketua Komisi I DPR RI Abdul Kharis Alamsyari menilai generasi milenial memiliki cara tersendiri dalam mengkroscek kebenaran suatu informasi. Mereka tidak bisa dipukul rata memiliki gaya yang sama dalam mengonsumsi informasi.
"Bisa jadi mereka akan mempercayai media mainstreem bisa juga tidak," kata Kharis.
Kharis pun berharap kepada seluruh media massa, terutama lembaga penyiaran publik milik pemerintah agar bisa meyakinkan generasi milenial untuk menjadikan media publik sebagai rujukan utama.
"Sayangnya mereka tidak bisa dipaksa, karena mereka punya mekanisme tersendiri," ucap dia.
Selain dialog publik, rangkaian Hari Pers Nasional ini juga diadakan pelatihan jurnalistik bagi seluruh pelajar Sekolah Menengah Atas se-Kota Padang.
Dengan mengakangkat tema "Meminang Keindahan di Padang Kesejahteraan", rangkaian acara HPN Sumbar 2018 akan diisi konvensi dan seminar paralel mengenai perkembangan media massa sehari sebelum acara puncak. Termasuk di dalamnya pertemuan akbar Ikatan Keluarga Wartawan Indonesia (IKWI) dan bakti sosial.
Begitu juga dengan gelaran pesta adat Makan Bajamba sekaligus pemberian anugerah Adinegoro pada tanggal 8 Februari dan puncak acara HPN 2018 pada tanggal 9 Februari 2018. Kedua kegiatan ini dijadwalkan akan dihadiri Presiden Joko Widodo.
HPN merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan masyarakat pers nasional, terdiri dari Dewan Pers, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Serikat Penerbit Surat Kabar (SPS), Asosiasi Televisi Swasta Indonesia (ATVSI), Asosiasi Televisi Lokal Indonesia (ATVLI), Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI), Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (PPPI), Serikat Media Siber Indonesia (SMSI).
Padang: Media massa dinilai perlu memberikan perhatian khusus kepada generasi masa depan. Apalagi, generasi milenial cenderung menyukai hal-hal instan dari media sosial termasuk dalam mengonsumsi berita.
"Karena bangsa ini akan kemana tergantung dari apa yang mereka lakukan," ujar Sekjen Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat, Hendry CH Bangun dalam sebuah diskusi bertajuk 'Jurnalisme Media Publik di Era Milenial untuk Indonesia maju dan bermartabat' pada rangka peringatan Hari Pers Nasional (HPN) di Kantor RRI Padang, Selasa , 6 Februari 2018.
Menurut dia, generasi milenial pada prinsipnya menyukai berita. Namun, mereka tidak seperti generasi sebelumnya yang mengkroscek informasi melalui media konvensional, yakni surat kabar atau koran, media elektronik dan online.
"Mereka itu entah mencari informasi dari teman-temannya melalui grup WA (aplikasi WhatsApp) dan sosial media lainya," ucap dia.
Dia menilai, masalah itu yang membuat media mainstreem galau untuk memenuhi kebutuhan informasi kepada mereka. Sehingga, mereka ikut berkerubung dalam liarnya arus informasi di sosial media.
Kendati demikian, ia menilai media mainstreem masih perlu terlibat dan bertanggung jawab dalam memberikan informasi yang benar kepada seluruh khalayak, tak terkecuali bagi generasi milenial.
Hendry mengatakan, kabar hoaks kerap berseliweran di tengah pemberitaan mengenai bencana alam. Seperti ketika terjadi gempa bumi beberapa waktu lalu. Banyak beredar kabar hoaks di media sosial yang meresahkan masyarakat.
"Pentingnya memperhatikan mereka ini supaya mereka tahu mana berita yang benar. Jadi hal ini adalah salah satu upaya untuk mencegah hoaks. Nah itulah tugas utama media mainstreem, ini loh yang benar," kata Hendry.
Sementara itu, Ketua Komisi I DPR RI Abdul Kharis Alamsyari menilai generasi milenial memiliki cara tersendiri dalam mengkroscek kebenaran suatu informasi. Mereka tidak bisa dipukul rata memiliki gaya yang sama dalam mengonsumsi informasi.
"Bisa jadi mereka akan mempercayai media mainstreem bisa juga tidak," kata Kharis.
Kharis pun berharap kepada seluruh media massa, terutama lembaga penyiaran publik milik pemerintah agar bisa meyakinkan generasi milenial untuk menjadikan media publik sebagai rujukan utama.
"Sayangnya mereka tidak bisa dipaksa, karena mereka punya mekanisme tersendiri," ucap dia.
Selain dialog publik, rangkaian Hari Pers Nasional ini juga diadakan pelatihan jurnalistik bagi seluruh pelajar Sekolah Menengah Atas se-Kota Padang.
Dengan mengakangkat tema "Meminang Keindahan di Padang Kesejahteraan", rangkaian acara HPN Sumbar 2018 akan diisi konvensi dan seminar paralel mengenai perkembangan media massa sehari sebelum acara puncak. Termasuk di dalamnya pertemuan akbar Ikatan Keluarga Wartawan Indonesia (IKWI) dan bakti sosial.
Begitu juga dengan gelaran pesta adat Makan Bajamba sekaligus pemberian anugerah Adinegoro pada tanggal 8 Februari dan puncak acara HPN 2018 pada tanggal 9 Februari 2018. Kedua kegiatan ini dijadwalkan akan dihadiri Presiden Joko Widodo.
HPN merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan masyarakat pers nasional, terdiri dari Dewan Pers, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Serikat Penerbit Surat Kabar (SPS), Asosiasi Televisi Swasta Indonesia (ATVSI), Asosiasi Televisi Lokal Indonesia (ATVLI), Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI), Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (PPPI), Serikat Media Siber Indonesia (SMSI).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)