Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Biwara Yuswantana (kiri). Medcom.id/Ahmad Mustaqim
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Biwara Yuswantana (kiri). Medcom.id/Ahmad Mustaqim

EWS Disebut Telah Terpasang di Kawasan Rawan Longsor Yogyakarta-Gunungkidul

Ahmad Mustaqim • 02 November 2022 16:39
Yogyakarta: Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Biwara Yuswantana, mengatakan kawasan rawan longsor di jalan Yogyakarta-Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, sudah terpasangan alat deteksi dini atau early warning system (EWS) longsor.
 
"(Longsor di jalan Yogyakarta-Wonosari) itu salah satu femomena yang kami antisipasi. Jadi kami kan sudah petakan (kawasan) Bukit Bintang (salah satu kawasan jalan Yogyakarta-Gunungkidul) kan, termasuk Patuk sudah pasang alat di satu titik di sana, alat EWS untuk tanah longsor yang itu memberikan informasi," kata Biwara ditemui di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Rabu, 2 November 2022. 
 
Ia mengatakan jika terjadi hujan dalam durasi lama dan intensitas tinggi serta melampaui ambang batas harus segera diambil langkah penangggulangan. Masyarakat yang ada di dekat titik rawan harus dievakuasi bila diperlukan. 

"Ini justru jadi momen mengaktifkan kesiapsiagaan, termasuk bersama desa tangguh bencana, Satuan Pendidikan Aman Bencana atau SPAB, dan komunitas relawan," katanya. 
 
Baca juga: Longsor di Tangerang, Sejumlah Bangunan Rusak hingga Jalan Desa Terputus

Biwara juga mencontohkan daerah Kecamatan Kokap dan Samigaluh di Kabupaten Kulon Progo juga kategori perbukitan yang rawan longsor. Ia mengatakan ada sejumlah lokasi wisata di sana yang berada di kawasan rawan longsor. 
 
"Karena itu dunia pariwisata yang sekarang kan tempat-tempat yang seperti itu kan menarik. Perlu segera meningkatkan kewaspadaanya, asesmen terhadap kondisi di lingkungan, ada enggak perkembangan-perkembangan yang perlu diwaspadai," kata dia. 
 
Ia menambahkan semua lapisan masyarakat, termasuk kelompok sadar wisata (Pokdarwis) perlu terlibat dalam mengantisipasi dampak bencana. Menurut dia, terjadinya bencana alam hingga dampak tertentu akan berimbas pada kedatangan wisatawan. 
 
"Karena wisata itu unggulan kita, tapi juga ada risiko di situ. Kalau terjadi maka itu merusak citra pariwisata," ucapnya. 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan