Kepulauan Talaud: Transportasi laut menjadi andalan masyarakat di Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara. Akses tol laut memudahkan masyarakat dalam melakukan berbagai aktivitas dan berkontribusi terhadap pertumbuhan perekonomian daerah.
Kepulauan Talaud terdiri atas 17 pulau yang terpisah dengan lautan. Jarak antar pulau juga tidak berdekatan. Tantangan cuaca, seperti ombak, menjadi kendala umum yang kerap dihadapi masyarakat.
Namun demikian, jaringan internet di pulau yang berbatasan dengan Filipina itu sudah bisa digunakan dengan baik. Masyarakat dapat memanfaatkan jaringan internet tersebut untuk berkomunikasi dan memasarkan hasil usahanya.
Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Kepulauan Talaud Royke Larinse mengatakan, saat ini masyarakat yang sudah menggunakan ponsel semakin banyak jumlahnya. Hal ini membuat pihaknya berupaya meningkatkan kembali bandwith.
"Sekarang (bandwith) 42 megabite per second (Mbps). Dibagi dari Kalongan, Beo, Essang Selatan, Melonguane, dan terus pulau paling timur sana," ujar Royke, dalam tayangan BAKTI untuk Negeri Metro TV.
Saat ini, ada 26 tower telekomunikasi yang telah berdiri dan beroperasi di beberapa pulau, yakni Pulau Karakelang, Salibabu, Kabaruan, Karatung, dan Miangas.
Oleh sebabnya, masyarakat yang sebagian besar waktunya banyak dihabiskan dalam perjalanan kapal masih bisa menerima sinyal internet saat di tengah laut.
Menurut Nahkoda K M Sabuk Nusantara 69, Bintan Panjaitan, tol laut sudah menjadi andalan masyrakat Kepualauan Talaud sejak lama. Terutama dalam mendistribusikan hasil bumi.
Harga tiket kapal juga sangat terjangkau. Mulai dari Rp5 ribu, hingga Rp8 ribu. Tentunya, sudah sangat membantu masyarakt dari sisi penghematan ongkos kirim.
"Dari Jakarta ke Bekasi, tiket bus lebih mahal dari kapal tol laut ini. Sangat membantu masyrakat," kata Bintan.
Di sisi lain, adanya jaringan internet di wilayah Kepulauan Talaud juga sangat memudahkan Bintan dalam aktivitas sehari-hari. Mulai dari membaca berita ketika cuaca bagus di tengah laut, mempermudah komunikasi, dan mengirimkan uang kepada anaknya melalui mobile banking.
"Pertama kali saya masuk Miangas, belum ada sinyal 4G. Komunikasi ini dalam kehidupan pribadi saya sangat bermanfaat," katanya.
Sementara itu, Wakil Bupati Kepulauan Talaud Moktar Arunde Parapaga menjelaskan, saat ini pemerintah sudah membangun 60 hingga 70 persen pembangunan infrastruktur untuk memperlancar jaringan internet.
"Jadi tinggal daerah tertentu, seperti bagian utara, Talaud, bagian selatan, dan salibabu sebagian. Yang lain tinggal perbaikan," katanya.
Kepulauan Talaud: Transportasi laut menjadi andalan masyarakat di Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara. Akses tol laut memudahkan masyarakat dalam melakukan berbagai aktivitas dan berkontribusi terhadap pertumbuhan perekonomian daerah.
Kepulauan Talaud terdiri atas 17 pulau yang terpisah dengan lautan. Jarak antar pulau juga tidak berdekatan. Tantangan cuaca, seperti ombak, menjadi kendala umum yang kerap dihadapi masyarakat.
Namun demikian, jaringan internet di pulau yang berbatasan dengan Filipina itu sudah bisa digunakan dengan baik. Masyarakat dapat memanfaatkan jaringan internet tersebut untuk berkomunikasi dan memasarkan hasil usahanya.
Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Kepulauan Talaud Royke Larinse mengatakan, saat ini masyarakat yang sudah menggunakan ponsel semakin banyak jumlahnya. Hal ini membuat pihaknya berupaya meningkatkan kembali bandwith.
"Sekarang (bandwith) 42 megabite per second (Mbps). Dibagi dari Kalongan, Beo, Essang Selatan, Melonguane, dan terus pulau paling timur sana," ujar Royke, dalam tayangan BAKTI untuk Negeri Metro TV.
Saat ini, ada 26 tower telekomunikasi yang telah berdiri dan beroperasi di beberapa pulau, yakni Pulau Karakelang, Salibabu, Kabaruan, Karatung, dan Miangas.
Oleh sebabnya, masyarakat yang sebagian besar waktunya banyak dihabiskan dalam perjalanan kapal masih bisa menerima sinyal internet saat di tengah laut.
Menurut Nahkoda K M Sabuk Nusantara 69, Bintan Panjaitan, tol laut sudah menjadi andalan masyrakat Kepualauan Talaud sejak lama. Terutama dalam mendistribusikan hasil bumi.
Harga tiket kapal juga sangat terjangkau. Mulai dari Rp5 ribu, hingga Rp8 ribu. Tentunya, sudah sangat membantu masyarakt dari sisi penghematan ongkos kirim.
"Dari Jakarta ke Bekasi, tiket bus lebih mahal dari kapal tol laut ini. Sangat membantu masyrakat," kata Bintan.
Di sisi lain, adanya jaringan internet di wilayah Kepulauan Talaud juga sangat memudahkan Bintan dalam aktivitas sehari-hari. Mulai dari membaca berita ketika cuaca bagus di tengah laut, mempermudah komunikasi, dan mengirimkan uang kepada anaknya melalui mobile banking.
"Pertama kali saya masuk Miangas, belum ada sinyal 4G. Komunikasi ini dalam kehidupan pribadi saya sangat bermanfaat," katanya.
Sementara itu, Wakil Bupati Kepulauan Talaud Moktar Arunde Parapaga menjelaskan, saat ini pemerintah sudah membangun 60 hingga 70 persen pembangunan infrastruktur untuk memperlancar jaringan internet.
"Jadi tinggal daerah tertentu, seperti bagian utara, Talaud, bagian selatan, dan salibabu sebagian. Yang lain tinggal perbaikan," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ROS)