Malang: Okupansi tempat tidur (bed) isolasi pasien covid-19 di Kota Malang, Jawa Timur, didominasi oleh pasien luar daerah. Kurang dari 50 persen warga lokal yang menempati bed.
"Bed di Kota Malang ini kan dihuni oleh banyak orang dari luar Kota Malang," kata Wali Kota Malang, Sutiaji, Rabu 21 Juli 2021.
Sutiaji menjelaskan, jumlah ketersediaan tempat tidur untuk pasien covid-19 sebanyak 1.007 bed. Namun, warga Kota Malang yang menggunakan fasilitas tersebut hanya 361 orang saja.
"Itulah yang menjadi kendala kota-kota besar, karena rumah sakit bukan hanya diperuntukkan kota Malang saja," tambahnya.
Di sisi lain, Sutiaji menerangkan bahwa penerapan pemberlakuan pemberantasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat di Jawa-Bali pada 3-20 Juli 2021 lalu, sudah efektif menurunkan angka kasus positif covid-19 di Kota Malang. Pasalnya, mobilitas warga pun jauh berkurang.
"Sehingga dengan di mobilitas orang dibatasi tentu akan bawa penularan virus berkurang," ungkapnya.
Baca: Warga Sayung Antusias Mengikuti Vaksinasi
Sutiaji menambahkan, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang terus berupaya untuk menekan angka kasus covid-19. Salah satunya membentuk Satgas Trauma Healing bagi korban covid-19 melalui program Sama Ramah.
"Yang kedua, penguatan. Sekali lagi kita akan kuatkan PPKM Mikro. Mobilitas orang dipantau oleh RT/RW," tuturnya.
Ia menjelaskan, literasi dan edukasi di masyarakat akan dimasifkan melalui RT/RW. Kemudian, testing juga makin digencarkan.
Malang:
Okupansi tempat tidur (
bed) isolasi pasien
covid-19 di Kota Malang, Jawa Timur, didominasi oleh pasien luar daerah. Kurang dari 50 persen warga lokal yang menempati
bed.
"
Bed di Kota Malang ini kan dihuni oleh banyak orang dari luar Kota Malang," kata Wali Kota Malang, Sutiaji, Rabu 21 Juli 2021.
Sutiaji menjelaskan, jumlah ketersediaan tempat tidur untuk pasien covid-19 sebanyak 1.007
bed. Namun, warga Kota Malang yang menggunakan fasilitas tersebut hanya 361 orang saja.
"Itulah yang menjadi kendala kota-kota besar, karena rumah sakit bukan hanya diperuntukkan kota Malang saja," tambahnya.
Di sisi lain, Sutiaji menerangkan bahwa penerapan pemberlakuan pemberantasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat di Jawa-Bali pada 3-20 Juli 2021 lalu, sudah efektif menurunkan angka kasus positif covid-19 di Kota Malang. Pasalnya, mobilitas warga pun jauh berkurang.
"Sehingga dengan di mobilitas orang dibatasi tentu akan bawa penularan virus berkurang," ungkapnya.
Baca:
Warga Sayung Antusias Mengikuti Vaksinasi
Sutiaji menambahkan, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang terus berupaya untuk menekan angka kasus covid-19. Salah satunya membentuk Satgas Trauma Healing bagi korban covid-19 melalui program Sama Ramah.
"Yang kedua, penguatan. Sekali lagi kita akan kuatkan PPKM Mikro. Mobilitas orang dipantau oleh RT/RW," tuturnya.
Ia menjelaskan, literasi dan edukasi di masyarakat akan dimasifkan melalui RT/RW. Kemudian, testing juga makin digencarkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SYN)