Ilustrasi senjata api, metrotvnews.com
Ilustrasi senjata api, metrotvnews.com

Bocah yang Tewas Tertembak Peluru TNI Sakit Kanker Tulang

Ricardo Hutahaean • 09 Maret 2015 18:08
medcom.id, Merauke: Sugiono tak menyangka di Bandara Moppah Merauke, Papua, terakhir kali dia bisa memeluk putranya Novan Aditama Saputra. Saat Sugiono mendekap sang putra dalam pelukan, sebutir peluru menembus tubuh keduanya. Novan tewas. Sugiono terluka parah.
 
Pagi itu, Senin 9 Maret 2015, secercah harapan muncul di benak Sugiono. Ia hendak membawa Novan ke Yogyakarta. Ia bermaksud mengobati kanker tulang yang menggerogoti Novan beberapa waktu belakangan ini.
 
Sugiono memesan tiket Sriwijaya Air yang akan mengantar mereka ke Yogyakarta. Di sebuah rumah sakit di kota itulah Sugiono membawa putranya berobat.

Harapan itu pupus. Sebuah peluru menembus dinding lalu mengenai punggung dan dada Sugiono. Malang, peluru terus bergerak ke arah dada Novan. Peluru itu bersarang di tubuh bocah yang berada dalam pelukan sang Ayah.
 
Tak berapa lama setelah kejadian, keduanya langsung dilarikan ke RSUD Merauke. Tim medis segera bertindak. Namun, nyawa Novan tak tertolong.
 
Ia batal terbang ke Yogyakarta. Bocah itu kembali ke Ilahi. Ia sembuh dari kanker tulang untuk selama-lamanya.
 
Setelah tim medis mengangkat proyektil dari tubuh, keluarga langsung membawa Novan ke rumah duka di Kampung Selor, Merauke. Keluarga melepas Novan ke peristirahatan terakhir di pemakaman di Kampung Selor.
 
‘’Korban yang meninggal dunia, Novan, sudah dikebumikan di Kampung Salor, Distrik Kurik, Merauke tadi siang sekitar pukul 14.30 WIT," kata Danrem 174/AWT Brigjen TNI Supartodi.
 
Duka keluarga belum sirna. Sugiono masih harus berjuang melawan masa kritis setelah menjalani operasi akibat peluru yang mengenai paru-parunya.
 
Peristiwa itu terjadi saat Protokoler Yonif 755/Yalet Praka Dedi Purwanto melakukan check in tiket dan barang milik atasannya, Kepala Pembekalan dan Angkutan Kodam (Kabekangdam) XVII Cendrawasih Kolonel Cba Mursito Budi Utomo yang akan terbang ke Jayapura.
 
Sesuai aturan penerbangan, Praka Dedi mengosongkan senjata milik Kolonel Cba Mursito di counter Lion Air. Praka Dedi bermaksud menitipkannya ke petugas pengamanan pesawat.
 
Saat mengosongkan peluru, senjata mengarah ke dinding. Picu ditarik. Ternyata masih ada peluru dalam pistol. Peluru lalu mengenai dinding yang terbuat dari triplek. Peluru menembus dinding. Di balik dinding, Sugiono tengah duduk bersandar sambil memangku Novan.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(RRN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan