Ilustrasi. Medcom.id
Ilustrasi. Medcom.id

Pemprov Jatim Siapkan Strategi Pencegahan Covid-19 di Pesantren

Amaluddin • 02 Juni 2020 04:08
Surabaya: Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) menyiapkan empat strategi bagi pondok pesantren (Ponpes) yang segera memulai akitivitas normal pada pertengahan Juni 2020. Disiapkan juga enam protokol kesehatan mulai santri berangkat ke pondok hingga menjaga kesehatan lingkungan pondok.
 
"Ini adalah hasil analisa swat terhadap rencana kembalinya para santri ke pesantren di Jatim, di mana pada kekuatan internal ada kekuatan dan kelemahan," kata Kepala Dinas Pendidikan Jatim, Wahid Wahyudi, di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Senin, 1 Juni 2020.
 
Pertama strategi komparatif advance, yakni interaksi antara kekuatan dan kelemahan di mana strateginya, adalah santri yang hendak kembali ke pondok harus dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Strategi kedua adalah diversifikasi yakni interaksi antara kekuatan dan ancaman.

"Rekomendasinya adalah santri kembali ke pesantren harus secara bertahap (tidak boleh bersamaan)," kata Wahid.
 
Kemudian strategi ketiga adalah interaksi antara kelemahan dan peluang, yakni santri harus menunda kembali ke pondok, sambil menunggu penyiapan sarana dan prasarana di pesantren untuk dapat melaksanakan protokol kesehatan. Keempat strategi defensif, yakni santri harus menunda kembali ke pondok menunggu adanya penurunan covid-19.
 
"Pertimbangannya, sampai saat ini belum ada penurunan kasus covid-19 yang signifikan, dan memberikan waktu kepada pesantren untuk menyiapkan sarana prasarana, seperti hand sanitizer, penataan kelas, penyemprotan disinfektan dan lain sebagainya," ujarnya.
 
Baca: Alasan Positif Covid-19 di Surabaya Raya Melonjak
 
Wahid mengaku sudah merumuskan enam protokol kesehatan, yakni kesehatan secara umum, sarana dan prasarana di pesantren, protokol kesehatan berangkat ke pesantren dari rumah, protokol kesehatan di dalam pesantren untuk pengasuh, protokol kesehatan untuk santri di dalam pesantren, dan protokol kesehatan apabila ada santri yang pulang kembali setelah ada di pesantren.
 
"Maka kepatuhan akan protokol kesehatan ini menjadi sangat penting. Apalagi lingkungan internal dengan jumlah santri yang banyak, mengakibatkan pesantren sulit menerapkan social distancing, dan physical distancing," ucap dia.
 
Pemprov Jatim, kata Wahid, akan memberikan dukungan kepada pesantren-pesantren di Jatim. Di antaranya, bantuan menyiapkan alat pelindung diri (APD) di setiap pusat kesehatan pesantren (Puskestren) maksimal 25 pc, dikalikan dengan jumlah 1.286 Puskestren angkanya mencapai 34.650 pc APD.
 
Pemprov juga akan memberikan vitamin C kepada santri sebanyak 10 persen dari jumlah santri pesantren yang ada di Jatim atau disiapkan 92.836 vitamin. Kemudian masker sebanyak 50 persen dari jumlah santri atau minimal 464.180 masker.
 
"Bantuan ini disesuaikan dengan jumlah pesantren. Berdasarkan data dari Kanwil Kemenag Jatim, ada 4.718 ponpes di Jatim, dengan jumlah santri sebanyak 928.036 orang, dimana yang bermukim di pesantren sebanyak 634.551 santri," katanya.
 
Kemudian bantuan sembako juga akan diberikan kepada ustaz/ustazah yang bermukim di pesantren, sebanyak 85 persen dari total jumlah guru atau ustaz di pesantren atau sekitar 44.845 orang. Termasuk, diberikan disinfektan untuk penyemprotan lingkungan pesantren.
 
"Kami berharap pemerintah kabupaten/kota di Jatim juga memberikan support yang sama, khususnya tenaga dan layanan kesehatan, serta pengurus pesantren melakukan koordinasi, dengan Forkopimda kabupaten/kota untuk medapatkan fasilitasi dalam proses kembalinya santri ke pesantren," kata Wahid.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JMS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan