medcom.id, Sidoarjo: Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) masih belum bisa beraktivitas di Titik 42, Desa Renokenongo, Kecamatan Porong. Dua kapal keruk BPLS masih terlihat mangkrak sejak Mei lalu. BPLS tak bisa beraktivitas karena warga masih melarang.
Pusat aktivitas penyedotan dan pengerukan lumpur masih dilakukan di Tanggul Titik 25, Desa Jatirejo, Kecamatan Porong. Hari ini (9/12/2014), BPLS mengoperasikan tiga unit kapal keruknya untuk menyedot lumpur dan dibuang ke Kali Porong.
"Sebenarnya penyedotan lumpur di Titik 42 juga diperlukan untuk membantu mengurangi endapan lumpur di kolam penampungan," kata Humas BPLS, Dwinanto Prasetyo, kepada Media Indonesia, Selasa.
BPLS masih terus melanjutkan upaya pembangunan tanggul baru di Desa Kedungbendo. Tanggul baru sepanjang 1,7 kilometer itu ditargetkan bisa selesai pada akhir Desember ini.
medcom.id, Sidoarjo: Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) masih belum bisa beraktivitas di Titik 42, Desa Renokenongo, Kecamatan Porong. Dua kapal keruk BPLS masih terlihat mangkrak sejak Mei lalu. BPLS tak bisa beraktivitas karena warga masih melarang.
Pusat aktivitas penyedotan dan pengerukan lumpur masih dilakukan di Tanggul Titik 25, Desa Jatirejo, Kecamatan Porong. Hari ini (9/12/2014), BPLS mengoperasikan tiga unit kapal keruknya untuk menyedot lumpur dan dibuang ke Kali Porong.
"Sebenarnya penyedotan lumpur di Titik 42 juga diperlukan untuk membantu mengurangi endapan lumpur di kolam penampungan," kata Humas BPLS, Dwinanto Prasetyo, kepada
Media Indonesia, Selasa.
BPLS masih terus melanjutkan upaya pembangunan tanggul baru di Desa Kedungbendo. Tanggul baru sepanjang 1,7 kilometer itu ditargetkan bisa selesai pada akhir Desember ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JCO)