Neneng Sunengsih, salah satu warga, mengaku sudah menunggu angkot hingga dua jam lamanya. Sedangkan opsi untuk menggunakan transportasi online juga tidak bisa ia lakukan.
"Karena ojek online juga enggak ada yang mau narik," kata Neneng.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?

Salah seorang warga lainnya, Bayu, mengatakan hal serupa. Ia bersama empat anggota keluarga lainnya, hendak menuju Cirebon. Namun hal tersebut terkendala karena tidak ada kendaraan.
"Sekarang jadi bingung, kalau naik ojek mahal," katanya.
Daripada beroperasi, sejumlah sopir angkot memilih untuk memarkirkan kendaraannya dipinggir jalan. Mereja juga melakukan aksi unjuk rasa di depan DPRD Kabupaten Kuningan, untuk menyampaikan aspirasinya.
Dalam orasinya, Iis Santoso koordinator Angkot Kuningan, menuntut agar angkutan umum juga dibebaskan dari KIR. Selain itu, sopir angkot juga meminta ada lokasi penjemputan khusus untuk transportasi online.
"Kami meminta angkutan umum, dibebaskan juga dari KIR," ujar Santoso.
Untuk mengangkut para penumpang yang terlantar, pihak kepolisian dari Polres Kuningan, menggunakan mobil patroli.
(ALB)