Malang: Personel gabungan masih melakukan pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Gunung Semeru, Jawa Timur, Kamis, 3 Oktober 2019. Kasubbag Data Evaluasi Pelaporan dan Humas Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB-TNBTS), Sarif Hidayat, mengatakan fokus pemadaman kebakaran hutan adalah dengan mendekati titik api yang terjangkau.
"Dan dimatikan dengan jetshooter, gepyok dan ranting serta membuat sekat bakar pada medan datar agar api tidam meluas. Dan mop-up, yaitu pengendalian sisa api, bara dan asap sehingga dapat benar-benar padam," kata Sarif saat dikonfirmasi Medcom.id, Kamis, 3 Oktober 2019.
Sarif menjelaskan hingga pukul 17.03 WIB, Rabu 2 Oktober 2019, masih ditemukan sejumlah titik yang terbakar di Gunung Semeru. Hal itu terlihat dari kepulan asap di Blok Pos 1, Po'o, dan Landingan Dowo.
"Lokasi ini memiliki medan yang sangat terjal dan berbukit. Faktor angin yang sangat kencang ditambah cuaca panas dapat menyulitkan petugas untuk melakukan pemadaman. Sehingga tim memutuskan melakukan pemantauan dan koordinasi lebih lanjut," jelas Sarif.
Hingga saat ini, titik api yang sudah berhasil dipadamkan berada di Blok Gunung Kepolo, Arcopodo, Kelik, Watupecah, Waturejeng, Ayek-Ayek, Pusung Gendero, Ranu Kumbolo, Pangonan Cilik, Oro-Oro Ombo, Watu Tulis, Bantengan, Sentong, Pasang Kupluk dan Gunung Lanang.
"Area yang terdampak kebakaran seluas 102 hektare," ujar Sarif.
Personel pemadaman yang diturunkan sejauh ini sejumlah 748 orang dengan sistem shift. Terdiri dari Petugas TNBTS, BPBD Jatim, BPBD Lumajang, Kodim/Koramil Lumajang, Tim Kobra Polres Lumajang, Polsek Senduro, Saver, Pramuka Peduli, Gimbal Alas, Komunitas Porter, Relawan Indonesia ACT, Mitra Polhut, Manggala Agni, Relawan Jagafopta, TRC, Tim Evakuasi Mandiri Ranupani, Ngadas, Pasrujambe, Duwet, Dispar Lumajang, PKL mahasiswa dan masyarakat desa sekitar. dg sistem shift.
Peralatan pemadaman kebakaran yang digunakan jetshooter, garu, sabit, parang, flame freeze, Sepeda motor, mobil pemadam GALAAG, mobil patroli TNBTS dan mobil DLH. Jarak titik api dari sumber air sekitar 1 sampai 3 kilometer, yakni sumber air ong.
"Jenis kebakaran berupa kebakaran permukaan dengan vegetasi berupa seresah dan semak kering d bawah tajuk," pungkas Sarif.
Malang: Personel gabungan masih melakukan pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Gunung Semeru, Jawa Timur, Kamis, 3 Oktober 2019. Kasubbag Data Evaluasi Pelaporan dan Humas Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB-TNBTS), Sarif Hidayat, mengatakan fokus pemadaman kebakaran hutan adalah dengan mendekati titik api yang terjangkau.
"Dan dimatikan dengan jetshooter, gepyok dan ranting serta membuat sekat bakar pada medan datar agar api tidam meluas. Dan mop-up, yaitu pengendalian sisa api, bara dan asap sehingga dapat benar-benar padam," kata Sarif saat dikonfirmasi Medcom.id, Kamis, 3 Oktober 2019.
Sarif menjelaskan hingga pukul 17.03 WIB, Rabu 2 Oktober 2019, masih ditemukan sejumlah titik yang terbakar di Gunung Semeru. Hal itu terlihat dari kepulan asap di Blok Pos 1, Po'o, dan Landingan Dowo.
"Lokasi ini memiliki medan yang sangat terjal dan berbukit. Faktor angin yang sangat kencang ditambah cuaca panas dapat menyulitkan petugas untuk melakukan pemadaman. Sehingga tim memutuskan melakukan pemantauan dan koordinasi lebih lanjut," jelas Sarif.
Hingga saat ini, titik api yang sudah berhasil dipadamkan berada di Blok Gunung Kepolo, Arcopodo, Kelik, Watupecah, Waturejeng, Ayek-Ayek, Pusung Gendero, Ranu Kumbolo, Pangonan Cilik, Oro-Oro Ombo, Watu Tulis, Bantengan, Sentong, Pasang Kupluk dan Gunung Lanang.
"Area yang terdampak kebakaran seluas 102 hektare," ujar Sarif.
Personel pemadaman yang diturunkan sejauh ini sejumlah 748 orang dengan sistem shift. Terdiri dari Petugas TNBTS, BPBD Jatim, BPBD Lumajang, Kodim/Koramil Lumajang, Tim Kobra Polres Lumajang, Polsek Senduro, Saver, Pramuka Peduli, Gimbal Alas, Komunitas Porter, Relawan Indonesia ACT, Mitra Polhut, Manggala Agni, Relawan Jagafopta, TRC, Tim Evakuasi Mandiri Ranupani, Ngadas, Pasrujambe, Duwet, Dispar Lumajang, PKL mahasiswa dan masyarakat desa sekitar. dg sistem shift.
Peralatan pemadaman kebakaran yang digunakan jetshooter, garu, sabit, parang, flame freeze, Sepeda motor, mobil pemadam GALAAG, mobil patroli TNBTS dan mobil DLH. Jarak titik api dari sumber air sekitar 1 sampai 3 kilometer, yakni sumber air ong.
"Jenis kebakaran berupa kebakaran permukaan dengan vegetasi berupa seresah dan semak kering d bawah tajuk," pungkas Sarif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(DEN)