Jayapura: Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Port Moresby, Papua Nugini saat ini menyiapkan pengacara untuk mendampingi 13 nelayan asal Merauke, Papua, yang ditangkap tentara Papua Nugini sejak 22 Agustus lalu.
"KBRI Port Moresby sudah menyiapkan pengacara untuk mendampingi ke 13 nelayan selama menghadapi proses hukum di negara tersebut, " kata Duta Besar Republik Indonesia untuk Papua Nugini, Andriana Supandi, Rabu, 7 September 2022.
Andriana mengaku kondisi para nelayan yang ditangkap sejak tanggal 22 Agustus lalu itu dalam keadaan sehat. Ke 13 nelayan yang merupakan anak buah kapal (ABK) dua kapal penangkap ikan yang ditangkap saat menangkap ikan di bagian selatan perairan PNG kini sudah berada di Port Moresby.
"Belum diketahui kapan mereka akan menghadapi persidangan," kata dia.
Ia menyatakan, dua kapal nelayan, yakni KM Arsyla 77 dan KM Barakah Paris bersandar di Pelabuhan Port Moresby dan perwakilan Indonesia di sana sudah membantu memberikan akses komunikasi agar mereka dapat menghubungi keluarga di Merauke.
"KBRI akan membantu dan mendampingi selama mereka menghadapi proses hukum di PNG," kata dia.
Adapun ke-13 nelayan yang ditahan di Port Moresby itu adalah Sarif Casiman, 32, selaku nahkoda, Riki Heni Setiawan, 38, Farid Sasole, 32, Feli Puswaskor, 22, Joni, 46, Ceno Jelafui, 28, Rohman, 43, Joni, 51, Amin Nurul Mustofa, 21, Nuriadi, 42, Beni Wasel, 26, Fernando Tuwok, 22, dan Laode Darsan, 40.
Jayapura: Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Port Moresby, Papua Nugini saat ini menyiapkan pengacara untuk mendampingi 13
nelayan asal Merauke, Papua, yang ditangkap tentara Papua Nugini sejak 22 Agustus lalu.
"KBRI Port Moresby sudah menyiapkan pengacara untuk mendampingi ke 13 nelayan selama menghadapi
proses hukum di negara tersebut, " kata Duta Besar Republik Indonesia untuk Papua Nugini, Andriana Supandi, Rabu, 7 September 2022.
Andriana mengaku kondisi para nelayan yang ditangkap sejak tanggal 22 Agustus lalu itu dalam keadaan sehat. Ke 13 nelayan yang merupakan
anak buah kapal (ABK) dua kapal penangkap ikan yang ditangkap saat menangkap ikan di bagian selatan perairan PNG kini sudah berada di Port Moresby.
"Belum diketahui kapan mereka akan menghadapi persidangan," kata dia.
Ia menyatakan, dua kapal nelayan, yakni KM Arsyla 77 dan KM Barakah Paris bersandar di Pelabuhan Port Moresby dan perwakilan Indonesia di sana sudah membantu memberikan akses komunikasi agar mereka dapat menghubungi keluarga di Merauke.
"KBRI akan membantu dan mendampingi selama mereka menghadapi proses hukum di PNG," kata dia.
Adapun ke-13 nelayan yang ditahan di Port Moresby itu adalah Sarif Casiman, 32, selaku nahkoda, Riki Heni Setiawan, 38, Farid Sasole, 32, Feli Puswaskor, 22, Joni, 46, Ceno Jelafui, 28, Rohman, 43, Joni, 51, Amin Nurul Mustofa, 21, Nuriadi, 42, Beni Wasel, 26, Fernando Tuwok, 22, dan Laode Darsan, 40.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)