Ilustrasi, petugas Kesehatan Hewan Kabupaten Rejang Lebong melakukan vaksinasi Hewan Penular Rabies (HPR). (dok.Antarabengkulu.com)
Ilustrasi, petugas Kesehatan Hewan Kabupaten Rejang Lebong melakukan vaksinasi Hewan Penular Rabies (HPR). (dok.Antarabengkulu.com)

Kabupaten Sikka Terancam Darurat Rabies

Media Indonesia • 03 September 2022 14:35
Sikka: Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur terancam darurat rabies. Pasalnya, terdapat 18 kasus gigitan anjing rabies selama 2022 ditambah lagi, jumlah populasi anjing di Kabupaten Sikka terdapat 60 ribu ekor.
 
Banyak anjing peliharaan sampai saat ini belum divaksin dikarenakan tidak tersedia vaksin Anti Rabies (VAR). Kemudian, sudah dua tahun terakhir ini dari 2021 dan 2022, anggaran untuk pengadaan vaksin rabies di Kabupaten Sikka tidak ada.
 
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Sikka, Yohanes Emil Sastriawan mengatakan saat ini ancaman rabies terus menghantui warga masyarakat di Kabupaten Sikka. Hal ini dibuktikan dengan pemerintah telah mengeluarkan surat edaran waspada rabies.

Disampaikan dia, saat ini tidak tersedia stok vaksin bagi hewan penular rabies sehingga dinasnya tidak bisa melakukan kegiatan vaksinasi secara maksimal bagi hewan peliharaan anjing milik warga. Ia pun mencatat ada sekitar 60 ribu populasi anjing di Kabupaten Sikka.
 
Baca: Dinkes Pastikan 7 Warga Digigit Anjing Liar di Bengkulu Ditangani Medis

Dari 60 ribu populasi anjing, kata dia, baru 8 ribu ekor anjing peliharan yang sudah di vaksin.
Sementara itu, ada 52 ribu ekor anjing peliharan belum divaksin. Meski begitu, dirinya telah mengusulkan vaksin 43 ribu vaksin dari provinsi NTT namun hanya disanggupi sebanyak 10 ribu.
 
"Kalau kita hitung dengan jumlah populasi anjing dengan vaksin masih kurang," papar dia, Sabtu, 3 September 2022.
 
Ia pun mengaku pihaknya saat ini juga sudah mengusulkan anggaran untuk pengadaan vaksin melalui APBD. "Kita bersyukur di perubahan APBD kita sudah usulkan. Kita berharap bisa pengadaan vaksin anti rabies ini," katanya.
 
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka Petrus Herlemus mengaku pihaknya mendapatkan bantuan 3 ribu vial anti rabies. Bantuan dari Kementerian Kesehatan itu diberikan untuk disuntikkan kepada korban gigitan hewan yang berpotensi menularkan rabies.
 
Herlemus pun mengaku dari 3 ribu vial VAR tersebut akan didistribusikan ke seluruh Puskesmas, terutama kecamatan yang kasus gigitan anjingnya meningkat. Dari 3 ribu vial VAR tersebut untuk 750 orang yang akan diatur secara teknis sehingga setiap korban gigitan anjing mendapatkan 4 vial VAR yakni, dari hari pertama 2 Vial, hari ke tujuh 1 Vial, dan ke dua puluh satu, 1 Vial.
 
Pemerhati Rabies yang juga Sekretaris Komite Rabies Flores dan Lembata, Asep Purnama meminta elemen warga Kabupaten Sikka untuk mewaspadai penyakit anjing gila atau rabies di tengah kondisi pandemi ini.
 
Ia pun mengingatkan pada 2019, Kabupaten Sikka pernah dinyatakan KLB rabies. Untuk itu, ucap dia bahwa akan terjadi pertemuan antara anjing yang tidak divaksin rabies dengan anak-anak atau orang yang mulai beraktivitas karena kasus covid-19 menurun.
 
"Kan saat ini anak-anak mulai aktivitas sekolah, maka sangat berbahaya dan riskan. Akan terjadi peningkatan kasus rabies pada anjing dan pada gilirannya juga pada manusia.Dan jika tidak ditangani dengan baik dan dilakukan pencegahan maka sangat berisiko terjadi kematian pada manusia," jelasnya.
 
Dia pun menawarkan satu solusi untuk mencegah rabies di antaranya agar setiap desa bisa mengalokasikan sedikit dana desa sebesar Rp15 juta untuk pengadaan vaksin anti rabies ini.
 
"Kalau setiap desa di Sikka menyiapkan anggaran 15 juta untuk vaksin rabies pada anjing. Itu sudah cukup demi pengadaan vaksin agar anjing peliharaan warga yang belum divaksin bisa
divaksin,"Asep.
 
Pada September 2022 ini ada spesimen kepala anjing baru masuk dari Kecamatan Alok dan dikirim ke BB Vet, Denpasar. Dan akhirnya, kemarin -1 September 2022- mendapatkan kabar menyedihkan dari Balai Besar Veteriner (BB Vet) Denpasar bahwa spesimen otak anjing yang
baru diadopsi tersebut ternyata positif rabies.
 
Dia pun menceritakan anak anjing itu usianya baru tiga bulan dan menggigit dua orang pemiliknya saat akan diberi makan. Anjing tersebut didatangkan dari Kabupaten Flores Timur untuk dipelihara.
 
"Dua hari setelah menggigit, anjing kesayangan meninggal. Anjing belum pernah divaksin rabies dan hasilnya positif," papar dia
 
Maka dari itu, Asep mengatakan saat ini Kabupaten Sikka terjadi kelangkaan vaksin rabies sehingga masyarakat diminta untuk tidak membawa anjing masuk ataupun keluar dari dan ke wilayah lain.
 
"Jadi saya minta batasi jumlah kepemilikan anjing dalam rumah dan Pastikan mereka mendapatkan vaksin rabies minimal satu tahun sekali. Kalau belum divaksin, kurung atau ikat anjing di tempat yang aman agar tidak menjadi sasaran gigitan anjing rabies dan berpotensi menularkan kepada manusia dan hewan lainnya," ungkap dia
 
Ia pun mengingatkan kembali kepada masyarakat kalau digigit anjing, segera cuci luka pakai sabun dan air mengalir selama 10-15 menit. Dan juga segera ke fasilitas kesehatan terdekat (Rabies Center) untuk mendapatkan penanganan yg cepat dan tepat. Ingat, virus Rabies nyata dan terbukti masih ada di sekitar kita.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan