Surabaya: Pemerintah Provinsi Jawa Timur menambah fasilitas kesehatan dan petugas medis guna mengantisipasi lonjakan kasus covid-19. Penambahan diprioritaskan bagi wilayah yang menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), antara lain di Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, dan Kabupaten Gresik.
"Kami terus melakukan peningkatan fasilitas medis yang dibutuhkan dalam penanganan covid-19. Fasilitas mencakup jumlah tempat tidur di rumah sakit, jumlah petugas medis hingga kapasitas laboratorium untuk melakukan tes swab," kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Rabu, 29 April 2020.
Khofifah membeberkan saat ini jumlah ranjang pasien mencapai 3.044 untuk observasi. Kemudian di ruang isolasi tekanan negatif berjumlah 551 unit, ruang isolasi tanpa tekanan negatif sebanyak 829, dan ruang isolasi tekanan negatif tanpa ventilator berjumlah 597 unit.
"Khusus untuk ruang isolasi tekanan negatif dengan ventilator juga meningkat dari awalnya 77 menjadi 117. Sehingga total tambahan bed mulai 14-28 April mencapai 507 bed isolasi baru," jelas dia.
Baca juga: Kasus Korona di Jatim Bertambah 16
Terkait kesiapan petugas medis di Jatim, lanjut Khofifah, terdapat 192 dokter spesialis paru, 382 dokter spesialis penyakit dalam, 15 dokter spesialis Mikrobiologi Klinik MK, 142 dokter spesialis Patologi Klinik (PK), 266 dokter spesialis anastesi, dan 1.396 dokter umum.
Kemudian untuk kapasitas laboratorium di Jatim terdapat empat tambahan laboratorium baru, yaitu di RSUD Dr Soetomo, RS Universitas Brawijaya, BBLK, dan BPOM Surabaya. Sehingga, laboratorium yang bisa melakukan tes swab dengan metode PCR berjumlah enam.
"Dan pada 26 April 2020, kita mendapatkan tambahan reagen sebanyak 41.000 PCR kit. Dengan tambahan PCR kit dan dukungan enam laboratorium, kapasitas lab di Jatim meningkat dari 366 tes per hari menjadi 1.102 tes per hari," ungkapnya.
Disisi lain, Khofifah berharap ada tambahan alat untuk bisa menerapkan sistem pemeriksaan dengan lantatur bagi pasien yang datang membawa kendaraan.
"Kalau alatnya minggu ini datang, kita bisa melakukan penjangkauan hasil pelacakan yang dinyatakan positif, sehingga perlindungan kepada masyarakat diharapkan lebih baik dan presisi," pungkasnya.
Surabaya: Pemerintah Provinsi Jawa Timur menambah fasilitas kesehatan dan petugas medis guna mengantisipasi lonjakan kasus covid-19. Penambahan diprioritaskan bagi wilayah yang menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), antara lain di Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, dan Kabupaten Gresik.
"Kami terus melakukan peningkatan fasilitas medis yang dibutuhkan dalam penanganan covid-19. Fasilitas mencakup jumlah tempat tidur di rumah sakit, jumlah petugas medis hingga kapasitas laboratorium untuk melakukan tes swab," kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Rabu, 29 April 2020.
Khofifah membeberkan saat ini jumlah ranjang pasien mencapai 3.044 untuk observasi. Kemudian di ruang isolasi tekanan negatif berjumlah 551 unit, ruang isolasi tanpa tekanan negatif sebanyak 829, dan ruang isolasi tekanan negatif tanpa ventilator berjumlah 597 unit.
"Khusus untuk ruang isolasi tekanan negatif dengan ventilator juga meningkat dari awalnya 77 menjadi 117. Sehingga total tambahan bed mulai 14-28 April mencapai 507 bed isolasi baru," jelas dia.
Baca juga:
Kasus Korona di Jatim Bertambah 16
Terkait kesiapan petugas medis di Jatim, lanjut Khofifah, terdapat 192 dokter spesialis paru, 382 dokter spesialis penyakit dalam, 15 dokter spesialis Mikrobiologi Klinik MK, 142 dokter spesialis Patologi Klinik (PK), 266 dokter spesialis anastesi, dan 1.396 dokter umum.
Kemudian untuk kapasitas laboratorium di Jatim terdapat empat tambahan laboratorium baru, yaitu di RSUD Dr Soetomo, RS Universitas Brawijaya, BBLK, dan BPOM Surabaya. Sehingga, laboratorium yang bisa melakukan tes swab dengan metode PCR berjumlah enam.
"Dan pada 26 April 2020, kita mendapatkan tambahan reagen sebanyak 41.000 PCR kit. Dengan tambahan PCR kit dan dukungan enam laboratorium, kapasitas lab di Jatim meningkat dari 366 tes per hari menjadi 1.102 tes per hari," ungkapnya.
Disisi lain, Khofifah berharap ada tambahan alat untuk bisa menerapkan sistem pemeriksaan dengan lantatur bagi pasien yang datang membawa kendaraan.
"Kalau alatnya minggu ini datang, kita bisa melakukan penjangkauan hasil pelacakan yang dinyatakan positif, sehingga perlindungan kepada masyarakat diharapkan lebih baik dan presisi," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(MEL)