Denpasar: Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah, Denpasar, Bali, menghasilkan 100 kilogram (kg) limbah medis khusus covid-19, setiap hari. Banyaknya limbah tersebut bahkan terjadi sejak Maret 2020.
"Limbah medis secara keseluruhan per hari rata-rata 500-an kg. Khusus limbah covid-19, sekitar 100 kg setiap hari terhitung sejak Maret, jadi tinggal dikalikan saja berapa rata-ratanya," ujar Kasubag Humas RSUP Sanglah, I Dewa Ketut Kresna, Selasa, 23 Juni 2020.
Ia menjelaskan untuk jenis limbah yang dikelola selama masa pandemi, di antaranya limbah medis infeksius dan limbah B3 lainnya seperti baterai, lampu TL, dan alat kesehatan lain yang mengandung merkuri.
"Sumber limbahnya dari ruang pelayanan perawatan covid-19," kata Dewa Kresna.
Baca juga: Sejumlah Proyek Infrastruktur Jawa Barat Mandek Akibat Covid-19
Secara keseluruhan, lanjut Dewa, jumlah limbah medis sebenarnya sama seperti sebelum pandemi covid-19. Hanya perbandingannya berubah, limbah medis khusus covid-19 meningkat sedangkan yang nonmedis menurun.
Ia membeberkan, dalam penanganan limbah medis covid-19, para petugas tetap menerapkan standar operasional prosedur sesuai dengan protokol kesehatan. Salah satunya seperti penggunaan alat pelindung diri (APD) lengkap, kemudian dilakukan pemisahan dengan sampah nonmedis, cuci tangan sesuai standar, dan pemisahan kantong plastik sesuai jenisnya.
Sedangkan untuk penampungan limbah medis selama pandemi, RSUP Sanglah melibatkan pihak ketiga. "Kerja sama dengan vendor dari luar Bali," imbuh dia.
Denpasar: Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah, Denpasar, Bali, menghasilkan 100 kilogram (kg) limbah medis khusus covid-19, setiap hari. Banyaknya limbah tersebut bahkan terjadi sejak Maret 2020.
"Limbah medis secara keseluruhan per hari rata-rata 500-an kg. Khusus limbah covid-19, sekitar 100 kg setiap hari terhitung sejak Maret, jadi tinggal dikalikan saja berapa rata-ratanya," ujar Kasubag Humas RSUP Sanglah, I Dewa Ketut Kresna, Selasa, 23 Juni 2020.
Ia menjelaskan untuk jenis limbah yang dikelola selama masa pandemi, di antaranya limbah medis infeksius dan limbah B3 lainnya seperti baterai, lampu TL, dan alat kesehatan lain yang mengandung merkuri.
"Sumber limbahnya dari ruang pelayanan perawatan covid-19," kata Dewa Kresna.
Baca juga:
Sejumlah Proyek Infrastruktur Jawa Barat Mandek Akibat Covid-19
Secara keseluruhan, lanjut Dewa, jumlah limbah medis sebenarnya sama seperti sebelum pandemi covid-19. Hanya perbandingannya berubah, limbah medis khusus covid-19 meningkat sedangkan yang nonmedis menurun.
Ia membeberkan, dalam penanganan limbah medis covid-19, para petugas tetap menerapkan standar operasional prosedur sesuai dengan protokol kesehatan. Salah satunya seperti penggunaan alat pelindung diri (APD) lengkap, kemudian dilakukan pemisahan dengan sampah nonmedis, cuci tangan sesuai standar, dan pemisahan kantong plastik sesuai jenisnya.
Sedangkan untuk penampungan limbah medis selama pandemi, RSUP Sanglah melibatkan pihak ketiga. "Kerja sama dengan vendor dari luar Bali," imbuh dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)