Ilustrasi. Foto: dok. PG Rajawali II
Ilustrasi. Foto: dok. PG Rajawali II

28.339 Petani Tebu dari Jatim Hingga Sulsel Ikuti Program Makmur

Nur Azizah • 22 Maret 2022 06:51
Gresik: Sebanyak 28.339 petani tebu di lima provinsi bakal mengikuti Program Mari Kita Majukan Usaha Rakyat (Makmur). Lima provinsi itu, yakni Jawa Timur, Lampung, Sumatra Selatan, Jawa Tengah, dan Sulawesi Selatan. 
 
Program ini hasil kerja sama Petrokimia Gresik dengan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) Grup. Direktur Utama Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo mengatakan program ini untuk membantu meningkatkan kesejahteraan petani tebu. 
 
“Peran Program Makmur bagi petani tebu menjadi sangat penting, karena gula merupakan salah satu komoditas strategis nasional. Untuk bisa menghasilkan produktivitas dan rendemen yang tinggi, maka dibutuhkan sarana dan prasarana pertanian seperti pupuk dan pestisida yang akan dibantu penyediaannya melalui Program Makmur,” ujar Dwi dalam keterangan tertulis, Selasa, 22 Maret 2022. 

Program ini memiliki target luas lahan mencapai 60.223 hektare dari lima provinsi. Dalam kerja sama ini, PTPN Grup berperan sebagai offtaker atau pembeli tebu hasil Program Makmur. 
 
Baca: PTPN III dan PT RNI Kolaborasi Kembangkan Lahan Tebu
 
Sedangkan Petrokimia Gresik berperan dalam menjamin ketersediaan dan harga pupuk nonsubsidi, sekaligus memberikan kawalan budidaya pertanian. Diantaranya melalui layanan Mobil Uji Tanah (MUT), konsultasi teknologi pemupukan, rekomendasi dosis pupuk, dan pelaksanaan demonstration plot (demplot) jika dibutuhkan. 
 
“Selain pupuk, kami di Petrokimia Gresik juga memiliki anak perusahaan yang memproduksi pestisida dan insektisida, sehingga kawalannya lengkap,” ujar Dwi. 
 
Di tempat yang sama, Direktur Pemasaran PT Pupuk Indonesia menyebutkan Menteri BUMN Erick Thohir telah membentuk Project Management Office (PMO) Makmur, dengan komoditas utama padi, jagung, tebu, dan kopi. 
 
“Untuk itu, kami meminta kepada seluruh anak perusahaan dan perusahaan afiliasinya untuk ikut membantu perluasan program Makmur,” ujar Gusrizal. 
 
Target program ini ialah meningkat lima kali lipat hasil produksi komiditas dari dari 16.000 hektare pada 2021 menjadi 85.000 hektare. Rinciannya, 40.000 hektare untuk komoditas pangan seperti padi, jagung, dan kedelai. 
 
Kemudian, 37.000 hektare untuk komoditas perkebunan seperti tebu dan kelapa sawit. Lalu, 8.000 hektare untuk hortikultura seperti bawang merah, benih hortikultura, kentang, dan cabai.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan