Tangerang: Enam kepala keluarga di Kampung Kranggan, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan, diselimuti rasa was-was lantaran sejumlah bagian rumah mereka mengalami retak-retak. Perenggangan struktur bangunan rumah diduga akibat pergerakan tanah dampak musim kemarau jelang hujan.
Pantauan Medcom.id, enam rumah berlokasi di RT 14 RW 03 Kelurahan Kranggan itu, hampir seluruhnya mengalami retakan pada dinding selebar 5-10 sentimeter. Bahkan ada salah satu rumah yang badan pondasinya terlihat seperti terangkat dari tanah
Khodijah, 32, Ketua RT setempat mengaku, retakan bangunan di kawasan itu terjadi sejak dua minggu lalu. Ketika hujan mulai turun beberapa hari ke belakang. Dia mengaku, ruang dapur berukuran 2x3 di rumahnya itu ambruk.
"Ambruknya itu Jumat (pekan) kemarin (sekitar) jam satu siang, tiba-tiba saya rasakan pergeseran. Sebelumnya tembok belakang rumah saya seperti bergelembung, tiba-tiba dapur belakang ambruk," cetus Khodijah, Jumat, 22 November 2019.
Ternyata pada hari itu, lanjutnya para tetangga Khodijah juga mengalami hal serupa. "Jadi memang bersamaan, memang tanah yang bergerak kalau saya rasakan sendiri," ungkap dia
Khodijah mengatakan hanya bisa pasrah menerima keadaan yang menimpa rumahnya. "Kemarin ada duit sedikit-sedikit kita rapihkan. Karena kan ngeri juga kalau seperti ini kondisinya," pungkasnya.
Tangerang: Enam kepala keluarga di Kampung Kranggan, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan, diselimuti rasa was-was lantaran sejumlah bagian rumah mereka mengalami retak-retak. Perenggangan struktur bangunan rumah diduga akibat pergerakan tanah dampak musim kemarau jelang hujan.
Pantauan Medcom.id, enam rumah berlokasi di RT 14 RW 03 Kelurahan Kranggan itu, hampir seluruhnya mengalami retakan pada dinding selebar 5-10 sentimeter. Bahkan ada salah satu rumah yang badan pondasinya terlihat seperti terangkat dari tanah
Khodijah, 32, Ketua RT setempat mengaku, retakan bangunan di kawasan itu terjadi sejak dua minggu lalu. Ketika hujan mulai turun beberapa hari ke belakang. Dia mengaku, ruang dapur berukuran 2x3 di rumahnya itu ambruk.
"Ambruknya itu Jumat (pekan) kemarin (sekitar) jam satu siang, tiba-tiba saya rasakan pergeseran. Sebelumnya tembok belakang rumah saya seperti bergelembung, tiba-tiba dapur belakang ambruk," cetus Khodijah, Jumat, 22 November 2019.
Ternyata pada hari itu, lanjutnya para tetangga Khodijah juga mengalami hal serupa. "Jadi memang bersamaan, memang tanah yang bergerak kalau saya rasakan sendiri," ungkap dia
Khodijah mengatakan hanya bisa pasrah menerima keadaan yang menimpa rumahnya. "Kemarin ada duit sedikit-sedikit kita rapihkan. Karena kan ngeri juga kalau seperti ini kondisinya," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)