Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menerima gelar doktor S3 dari Universitas Indonesia. Istimewa
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menerima gelar doktor S3 dari Universitas Indonesia. Istimewa

Disertasi Bahlil Disebut Sudah Penuhi Syarat 3 Publikasi Jurnal

Whisnu Mardiansyah • 21 Oktober 2024 18:05
Depok: Menteri ESDM Bahlil Lahadalia tengah menghadapi tudingan negatif terkait kelulusan studi S3-nya di Universitas Indonesia (UI). Beberapa pihak mempertanyakan proses dan kelayakan disertasi yang diajukan Bahlil.
 
Menanggapi hal tersebut, Prof Teguh Dartanto, Co-Promotor Bahlil, memberikan klarifikasi dan memastikan seluruh proses akademik yang dijalani Bahlil telah sesuai dengan aturan dan standar Universitas Indonesia.
 
Teguh menjelaskan Bahlil sempat bertanya pada dirinya tentang program S3 Universitas Indonesia (UI). Ia menyarankan Bahlil mengambil S3 jalur riset di SKSG UI menjadi opsi yang lebih memungkinkan dan tidak mengambil S3 di FEB UI karena di semester pertama ada kuliah terstruktur di hari kerja. 
 
"Bahlil memenuhi syarat untuk mendaftar S3 di SKSG UI karena telah lulus Magister Ilmu Ekonomi dari Uncen pada 2009. Saya melihat ijazah yang ter-scan di sistem SKSG UI. Informasi di PDDIKTI mengenai BL yang dianggap mengundurkan diri kurang akurat. Bahlil telah menempuh 4 semester, sesuai dengan Peraturan Rektor Nomor 26/2022, sehingga layak untuk maju ke tahap promosi," terang Teguh, Senin, 21 Oktober 2024.
 
Baca: Bahlil Raih Gelar Doktor, UI: Masa Studi Sudah Sesuai Peraturan Rektor

Teguh juga menyoroti isu jurnal predator yang menyerang Bahlil. Ia mengatakan Bahlil memenuhi syarat tiga publikasi: satu jurnal internasional bereputasi, satu jurnal SINTA 2, dan satu prosiding yang dapat diganti menjadi jurnal SINTA 2. 

"Pemberitaan terkait jurnal predator pada bulan Juli 2024 sudah diselesaikan oleh SKSG sejak Maret-April 2024. Bahlil harus menulis ulang di jurnal lain untuk syarat kelulusan. Tidak benar bahwa Bahlil lulus dengan jurnal predator," ujarnya.
 
Disertasi Bahlil yang dianggap plagiat atau memiliki kesamaan mencapai 95 persen dengan mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta berdasarkan aplikasi cek plagiarisme Turnitin pun telah dibantah.
 
Pihak UIN melalui laman resmi mereka menjelaskan kronologi dan temuan plagarisme tersebut adalah karena adanya kesalahan internal mereka. UIN menjelaskan seorang mahasiswa doktoral sekaligus dosen di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memeriksa keaslian disertasi Bahlil melalui akun Turnitin kampus dan mendapatkan hasil similarity sebesar 13 persen.
 
Namun, dokumen tersebut tidak segera dihapus dan tersimpan dalam repository Turnitin kampus. Saat pemeriksaan ulang, sistem mendeteksi kesamaan 100 persen karena file tersebut sudah terekam dalam database Turnitin sebagai dokumen resmi.
 
"Kondisi ini memunculkan kesan yang salah bahwa Menteri Bahlil menjiplak karya mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hal ini terjadi karena disertasi Menteri Bahlil pernah diunggah ke repository Turnitin dan dianggap sebagai dokumen terdaftar. Ketika lima orang dari berbagai perguruan tinggi melakukan pengecekan ulang, mereka memperoleh hasil similarity antara 95% hingga 100%. Hasil uji ini kemudian tersebar di media sosial dan semakin memperkuat kesalahpahaman tersebut," ujar pihak UIN.
 
Sementara itu, salah satu penguji Bahlil yakni Prof Dr Arif Satria, mengaku dirinya diminta dan bersedia menjadi penguji. Kebersediaan Arif karena ia meyakini Universitas Indonesia sebagai perguruan tinggi ternama pasti menjaga reputasi dengan sistem penjaminan mutu yang kuat. 
 
"Saya sering menjadi penguji S3 di UI dan untuk sampai pada sidang promosi melalui tahapan panjang yang ketat. Hal ini juga disampaikan oleh pimpinan sidang kepada promotor, co promotor maupun penguji sebelum acara dimulai, bahwa sidang promosi pak Bahlil sudah sesuai prosedur di UI. Bahwa masa studi S3 selama 4 semester juga sesuai aturan UI. Dijelaskan pula bahwa artikel jurnal yang digunakan sebagai syarat untuk S3 sesuai ketentuan," kata Arif menjelaskan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan