Kepala Stasiun Geofisika BMKG Bandung Teguh Rahayu memberikan keterangan di Gedung Sate Bandung, Minggu (31/12/2023) malam. (ANTARA/Ricky Prayoga)
Kepala Stasiun Geofisika BMKG Bandung Teguh Rahayu memberikan keterangan di Gedung Sate Bandung, Minggu (31/12/2023) malam. (ANTARA/Ricky Prayoga)

Gempa Tektonik Dangkal Guncang Sumedang, Diduga Dipicu Sesar Lokal

Antara • 01 Januari 2024 07:10
Jakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan gempa bumi tektonik kembali mengguncang Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
 
Gempa bumi magnitudo 4,8 itu terjadi pukul 20.34 WIB dengan kedalaman 5 kilometer. Pusat gempa berada pada lokasi 6,85 derajat lintang selatan dan 107,97 bujur timur.
 
"Pusat gempa berada di darat 2 kilometer timur laut Kabupaten Sumedang," demikian laporan resmi BMKG, Minggu, 31 Desember 2023.

Guncangan gempa bumi tersebut dirasakan oleh warga dengan skala Modified Mercalli Intensity atau MMI berukuran III hingga IV di Sumedang, skala III di Lembang, skala II sampai III di Subang dan Bandung, serta skala II di Garut.
 
BMKG menduga gempa disebabkan oleh pergerakan sesar lokal. Masyarakat pun diimbau tetap tenang sambil terus meningkatkan mitigasi dengan mengesampingkan kabar yang sukar dipercaya.
 
Kepala Stasiun Geofisika BMKG Bandung Teguh Rahayu mengatakan masih harus mendalami lagi penyebab dari tiga gempa yang terjadi pada Minggu, 31 Desember 2023, meski diduga kuat karena sesar atau patahan aktif di sekitar Sumedang.
 
Baca juga: Puluhan Rumah Rusak Akibat Gempa Magnitudo 4,8 di Sumedang

"Kami harus kaji lagi, kemungkinan sesar-sesar aktif yang ada di sekitar Sumedang," katanya di Gedung Sate Bandung, Minggu malam.
 
Sementara itu, berdasarkan hasil analisis Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM), kejadian gempa bumi ini diperkirakan akibat aktivitas sesar aktif Cileunyi-Tanjungsari yang disimpulkan berdasarkan posisi lokasi pusat gempa bumi dan kedalaman dari data BMKG.
 
Menurut data Badan Geologi, Sesar Cileunyi-Tanjungsari merupakan sesar mendatar mengiri, sebarannya mulai dari selatan Desa Tanjungsari menerus ke timur laut hingga lembah Sungai Cipeles, dan nilai laju geser berkisar antara 0,19 - 0,48 mm/tahun.
 
Menurut data Badan Geologi, sebaran permukiman penduduk yang terlanda guncangan gempa bumi terletak pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi menengah hingga tinggi. Kejadian gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami karena lokasi pusat gempa bumi berada di darat.
 
Badan Geologi juga mencatat bahwa wilayah Kabupaten Sumedang pernah mengalami kejadian gempa bumi merusak pada tahun 1972, sedangkan kejadian gempa bumi tahun 2010 menimbulkan kecemasan bagi penduduk di daerah Tanjungsari, Kabupaten Sumedang. Pada tahun 2022 juga tercatat kejadian gempa bumi dengan magnitudo (M2,7) pada kedalaman 16 km.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan