Ilustrasi--Ilustrasi petugas suku dinas kelautan dan pertanian melakukan pemeriksaan terhadap hewan ternak. MI/ Jhoni Kristian
Ilustrasi--Ilustrasi petugas suku dinas kelautan dan pertanian melakukan pemeriksaan terhadap hewan ternak. MI/ Jhoni Kristian

17 Warga Kabupaten Gunungkidul Berstatus Suspek Antraks

Ahmad Mustaqim • 13 Maret 2024 08:07
Yogyakarta: Ternak warga Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), positif anraks berdasarkan hasil uji laboratorium Balai Besar Veteriner (BB Vet) Wates Kabupaten Kulon Progo. Sebanyak 17 orang kini berstatus suspek antraks. 
 
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Dewi Irawaty, mengatakan sebanyak 53 orang di Dusun Kayoman, Desa Serut, Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul, telah diambil sampelnya untuk diuji. Proses uji dilakukan di Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Yogyakarta.
 
"Iya itu hasil uji lab-nya 17 dinyatakan suspek antraks dan 2 orang harus dirawat di rumah sakit. Sedangkan sisanya menjalani perawatan di rumah," ujarnya, Rabu, 13 Maret 2024. 

Dewi mengatakan petugas kesehatan telah bertindak dengan memberikan obat antibiotik kepada warga di Dusun Kayoman tersebut, khususnya mereka yang teridentifikasi suspek antraks. Petugas kesehatan terus memantau kondisi orang-orang yang telah teridentifikasi tersebut. 
 
Baca juga: Ternak Warga Gunungkidul Dinyatakan Positif Antraks

Sementara, salah satu ternak kambing warga di Dusun Kayoman, Desa Serut, Kecamatan Gedangsari, telah dinyatakan positif antraks. Hasil ini diperoleh setelah tahapan tes beberapa ternak di wilayah tersebut yang sebelumnya dicurigai mati akibat penyakit itu. 
 
"Satu ternak milik S sempat diambil sampel darah positif antraks. Dugaannya di ternak (2 ekor) lain sama," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Gunungkidul, Wibawanti Wulandari. 
 
Sejumlah kambing sebelumnya dites atau diambil sampelnya dan diteliti di laboratorium Balai Besar Veteriner (BB Vet) Wates, Kabupaten Kulon Progo. Ternak-ternak yang dites tersebut mati pada 7 Maret 2024. 
 
"Ternak yang mati itu ada 1 sapi dan dua kambing. Ada daging kambing yang juga dikonsumsi," kata dia. 
 
Ia mengatakan hasil tes dua ekor ternak berikutnya masih ditunggu. Menurutnya, apa pun hasilnya tak akan memengaruhi tindakan yang dilakukan lembaga tersebut. 
 
Wibawanti menjelaskan pihaknya telah memberikan antibiotik dan multivitamin kepada 86 sapi dan 175 kambing di kawasan tersebut. Selain itu juga memberikan edukasi dengan menyebarkan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) kepada warga.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan