medcom.id, Yogyakarta: Ratusan moda transportasi darat baik dalam kota maupun antarprovinsi di Daerah Istimewa Yogyakarta, hari ini, Rabu (19/11/2014), mogok total. Aksi itu dilakukan untuk menindaklanjuti protes Organisasi Angkutan Darat (Organda) menyikapi kenaikan harga BBM yang ditetapkan pemerintah, 18 November 2014.
"Seharusnya pemerintah menunda kenaikan harga BBM," kata Ketua Organda DIY, Agus Ardianto, hari ini.
Organda DIY mengelola 281 angkutan perkotaan (angkot), 440 bus AKAP dan 450 bus AKDP. Semuanya melakukan aksi mogok total, kecuali taksi, Trans Jogja dan angkutan pariwisata.
Media Indonesia pun tidak melihat adanya angkutan umum antarkota yang beroperasi di DIY. Suasana sepi juga terjadi di Terminal Giwangan, DIY. Hanya beberapa bus antarprovinsi saja yang beroperasi. "Dari tadi pagi sepi," kata Andreas Suhendro, staf UPT Terminal Giwangan.
Menurut dia, bus AKAP yang melakukan mogok adalah jurusan jalur utara dan jalur barat, seperti jurusan Semarang, Magelang, Purwokerto, Purworejo, dan Kebumen, Jawa Tengah. Sementara sebagian bus AKAP jalur timur, seperti jurusan Solo, masih beroperasi.
"Kalau AKDP, mogok total. Kecuali jurusan Wates dan Wonosari," kata Agus.
Kendati sebagian besar angkutan mogok, tidak terjadi penumpukan penumpang di Terminal Giwangan. "Mungkin mereka sudah pada tahu kalau akan ada aksi mogok," tambah Agus.
Rencananya, mogok total angkutan di DIY berlangsung hari ini. Besok (20/11), mereka beroperasi lagi. "Hari ini dulu. Besok kamu mau rapat penentuan tarif angkutan," kata Agus.
Arwanudin, sopir angkutan AKDP jurusan Prambanan, mengaku ikut mogok karena mendapatkan imbauan dari Organda DIY. "Karena kenaikan harga BBM membuat penumpang berkurang. Rezeki kami ikut berkurang," kata dia.
medcom.id, Yogyakarta: Ratusan moda transportasi darat baik dalam kota maupun antarprovinsi di Daerah Istimewa Yogyakarta, hari ini, Rabu (19/11/2014), mogok total. Aksi itu dilakukan untuk menindaklanjuti protes Organisasi Angkutan Darat (Organda) menyikapi kenaikan harga BBM yang ditetapkan pemerintah, 18 November 2014.
"Seharusnya pemerintah menunda kenaikan harga BBM," kata Ketua Organda DIY, Agus Ardianto, hari ini.
Organda DIY mengelola 281 angkutan perkotaan (angkot), 440 bus AKAP dan 450 bus AKDP. Semuanya melakukan aksi mogok total, kecuali taksi, Trans Jogja dan angkutan pariwisata.
Media Indonesia pun tidak melihat adanya angkutan umum antarkota yang beroperasi di DIY. Suasana sepi juga terjadi di Terminal Giwangan, DIY. Hanya beberapa bus antarprovinsi saja yang beroperasi. "Dari tadi pagi sepi," kata Andreas Suhendro, staf UPT Terminal Giwangan.
Menurut dia, bus AKAP yang melakukan mogok adalah jurusan jalur utara dan jalur barat, seperti jurusan Semarang, Magelang, Purwokerto, Purworejo, dan Kebumen, Jawa Tengah. Sementara sebagian bus AKAP jalur timur, seperti jurusan Solo, masih beroperasi.
"Kalau AKDP, mogok total. Kecuali jurusan Wates dan Wonosari," kata Agus.
Kendati sebagian besar angkutan mogok, tidak terjadi penumpukan penumpang di Terminal Giwangan. "Mungkin mereka sudah pada tahu kalau akan ada aksi mogok," tambah Agus.
Rencananya, mogok total angkutan di DIY berlangsung hari ini. Besok (20/11), mereka beroperasi lagi. "Hari ini dulu. Besok kamu mau rapat penentuan tarif angkutan," kata Agus.
Arwanudin, sopir angkutan AKDP jurusan Prambanan, mengaku ikut mogok karena mendapatkan imbauan dari Organda DIY. "Karena kenaikan harga BBM membuat penumpang berkurang. Rezeki kami ikut berkurang," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(JCO)