Kupang: Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, melaporkan para nelayan setempat terpaksa tak melaut guna menghindari dampak cuaca ekstrem berupa angin kencang dan gelombang tinggi.
"Banyak kapal nelayan yang berpangkalan di TPI Tenau saat ini terpaksa berlindung di perairan Hansisi, Pulau Semau, karena cuaca ekstrem," kata Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi HNSI Kota Kupang Abdul Wahab Sidin ketika dihubungi di Kupang, Selasa, 11 April 2023.
Ia menyampaikan hal itu berkaitan dampak cuaca ekstrem terhadap aktivitas para nelayan di Kota Kupang, NTT. Wahab Sidin menjelaskan kapal-kapal seperti pool and line, lampara, yang berpangkalan di TPI Tenau saat ini tidak melaut karena kondisi cuaca belum kondusif.
Para nelayan, kata dia, memilih mengamankan kapal di perairan Hansisi, Pulau Semau, Kabupaten Kupang, untuk menghindari dampak cuaca ekstrem.
"Teman-teman nelayan tidak ingin dampak peristiwa badai seperti siklon tropis Seroja yang membuat banyak kapal dan perahu nelayan rusak berat terulang lagi," kata dia.
Wahab mengatakan akibat tidak melaut, banyak nelayan beralih mencari pekerjaan serabutan seperti menjadi kuli bangunan, buruh pelabuhan, sopir atau kondektur angkutan, dan lainnya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Selama ini memang seperti itu, kalau tidak melaut, nelayan terpaksa bekerja serabutan dengan penghasilan yang tidak seberapa agar bisa bertahan hidup," kata Wahab.
Ada pula nelayan yang memanfaatkan waktu untuk memperbaiki kapal atau alat tangkap sambil menunggu kondisi cuaca kembali kondusif untuk melaut.
"Kami berharap cuaca ekstrem tidak berlangsung lama dan tidak berdampak terhadap kapal-kapal nelayan sehingga mereka bisa kembali melaut, karena harus parkir lebih lama maka pasokan ikan akan berkurang dan berdampak pada kenaikan harga ikan di pasaran," kata dia.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Kupang: Himpunan
Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, melaporkan para nelayan setempat terpaksa tak melaut guna menghindari dampak
cuaca ekstrem berupa angin kencang dan
gelombang tinggi.
"Banyak kapal nelayan yang berpangkalan di TPI Tenau saat ini terpaksa berlindung di perairan Hansisi, Pulau Semau, karena cuaca ekstrem," kata Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi HNSI Kota Kupang Abdul Wahab Sidin ketika dihubungi di Kupang, Selasa, 11 April 2023.
Ia menyampaikan hal itu berkaitan dampak cuaca ekstrem terhadap aktivitas para nelayan di Kota Kupang, NTT. Wahab Sidin menjelaskan kapal-kapal seperti
pool and line, lampara, yang berpangkalan di TPI Tenau saat ini tidak melaut karena kondisi cuaca belum kondusif.
Para nelayan, kata dia, memilih mengamankan kapal di perairan Hansisi, Pulau Semau, Kabupaten Kupang, untuk menghindari dampak cuaca ekstrem.
"Teman-teman nelayan tidak ingin dampak peristiwa badai seperti siklon tropis Seroja yang membuat banyak kapal dan perahu nelayan rusak berat terulang lagi," kata dia.
Wahab mengatakan akibat tidak melaut, banyak nelayan beralih mencari pekerjaan serabutan seperti menjadi kuli bangunan, buruh pelabuhan, sopir atau kondektur angkutan, dan lainnya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Selama ini memang seperti itu, kalau tidak melaut, nelayan terpaksa bekerja serabutan dengan penghasilan yang tidak seberapa agar bisa bertahan hidup," kata Wahab.
Ada pula nelayan yang memanfaatkan waktu untuk memperbaiki kapal atau alat tangkap sambil menunggu kondisi cuaca kembali kondusif untuk melaut.
"Kami berharap cuaca ekstrem tidak berlangsung lama dan tidak berdampak terhadap kapal-kapal nelayan sehingga mereka bisa kembali melaut, karena harus parkir lebih lama maka pasokan ikan akan berkurang dan berdampak pada kenaikan harga ikan di pasaran," kata dia.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(NUR)