Makassar: Sebanyak 20 desa di Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan (Sulsel), menjadi lokus penanganan stunting pada tahun ini. Hal tersebut sesuai Surat Keputusan Bupati Sidenreng Rappang Nomor : 333/IV/2022 tentang Penetapan Desa/Kelurahan Prioritas Pencegahan dan Penanganan Stunting tahun 2023.
"Pada tahun 2024 telah ditetapkan 15 desa/kelurahan yang menjadi lokasi fokus percepatan penurunan stunting yang akan diintervensi secara terintegrasi oleh semua pemangku kepentingan terkait," kata Sekretaris Daerah Sidrap, Basra, di Sidrap, Selasa, 28 Februari 2023.
Basra mengatakan Pemerintah RI telah menjadikan pencegahan stunting sebagai salah satu prioritas pembangunan nasional. Targetnya prevalensi stunting turun dari 30,8 persen pada 2018 menjadi 14 persen pada 2024.
Guna mencapai target tersebut, pemerintah telah menyusun strategi nasional percepatan pencegahan stunting yang diharapkan dapat menjadi acuan bagi semua pihak mulai dari tingkat pusat, daerah hingga tingkat desa.
Menurut Basra upaya percepatan pencegahan stunting akan lebih efektif apabila intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif dilakukan secara konvergen di tingkat kabupaten sampai desa dan kelurahan.
“Intervensi gizi spesifik menyasar penyebab langsung stunting yang meliputi kurangnya asupan makanan bergizi serta penyakit infeksi,” jelasnya.
Angka prevalensi stunting menurut Survei Status Gizi Indonesia SSGI tahun 2021 sebesar 25,4 persen, sementara hasil SSGI tahun 2022 mencapai 27,3 persen, terjadi kenaikan 1,9 persen. Angka tersebut masih cukup tinggi yang dipersyaratkan oleh WHO di bawah 20 persen.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Makassar: Sebanyak 20 desa di Kabupaten Sidrap,
Sulawesi Selatan (Sulsel), menjadi lokus penanganan
stunting pada tahun ini. Hal tersebut sesuai Surat Keputusan
Bupati Sidenreng Rappang Nomor : 333/IV/2022 tentang Penetapan Desa/Kelurahan Prioritas Pencegahan dan Penanganan Stunting tahun 2023.
"Pada tahun 2024 telah ditetapkan 15 desa/kelurahan yang menjadi lokasi fokus percepatan penurunan stunting yang akan diintervensi secara terintegrasi oleh semua pemangku kepentingan terkait," kata Sekretaris Daerah Sidrap, Basra, di Sidrap, Selasa, 28 Februari 2023.
Basra mengatakan Pemerintah RI telah menjadikan pencegahan stunting sebagai salah satu prioritas pembangunan nasional. Targetnya prevalensi stunting turun dari 30,8 persen pada 2018 menjadi 14 persen pada 2024.
Guna mencapai target tersebut, pemerintah telah menyusun strategi nasional percepatan pencegahan stunting yang diharapkan dapat menjadi acuan bagi semua pihak mulai dari tingkat pusat, daerah hingga tingkat desa.
Menurut Basra upaya percepatan pencegahan stunting akan lebih efektif apabila intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif dilakukan secara konvergen di tingkat kabupaten sampai desa dan kelurahan.
“Intervensi gizi spesifik menyasar penyebab langsung stunting yang meliputi kurangnya asupan makanan bergizi serta penyakit infeksi,” jelasnya.
Angka prevalensi stunting menurut Survei Status Gizi Indonesia SSGI tahun 2021 sebesar 25,4 persen, sementara hasil SSGI tahun 2022 mencapai 27,3 persen, terjadi kenaikan 1,9 persen. Angka tersebut masih cukup tinggi yang dipersyaratkan oleh WHO di bawah 20 persen.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)