Lumajang: Penyintas erupsi Gunung Semeru, di Lumajang, Jawa Timur, melakukan pembersihan lokasi bencana dan meneruskan pendataan. Mereka bergantian berjaga untuk keamanan barang yang ditinggal mengungsi para pemiliknya.
"Hal itu dilakukan guna mengantisipasi penjarahan," tegas Sekretaris Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Syamsul Arifin, Minggu, 19 Desember 2021.
Selain itu, pembersihan masih diteruskan dekat tanggul areal Curah Kobokan karena jalan tertimbun lahar dingin. Ia menjelaskan, pada Minggu pagi masih terlihat awan panas guguran.
Namun, material vulkanis tidak sampai mengenai permukiman penduduk. Saat ini, warga berada di tempat aman karena zona bahaya dikosongkan saat erupsi susulan, Kamis pagi, 16 Desember 2021.
"Seluruh warga Desa Sumberwuluh masih mengungsi," jelasnya.
Baca: Korban Erupsi Semeru Diharap Segera Dapat Tempat Relokasi Baru
Dia mengungkap, data awal rumah rusak berat di Sumberwuluhsekitar 300 rumah. Adapun sekitar 11 orang belum ditemukan dari 32 orang yang dilaporkan hilang saat erupsi pada Sabtu, 4 Desember 2021.
Korban hilang itu selain warga setempat juga ada warga Kota Batu, Jatim. Mereka sopir truk pasir di Curah Kobokan.
"Laporan awal ada yang sudah ditemukan, ada yang belum," tuturnya.
Baca: Pos Pengamatan Semeru Akan Dilengkapi Thermal Camera
Ia menyatakan, pendataan terdampak masih berlanjut termasuk mendata penyintas yang mencari rumah kontrakan secara mandiri. Warga lainnya bertahan di pengungsian menempati bangunan 21 sekolahan, masjid, balai desa dan kantor kecamatan.
Total pengungsi sebanyak 10.158 jiwa tersebar di 151 titik pengungsian Kecamatan Pronojiwo dan Kecamatan Candipuro. Sementara itu, tanggap darurat bencana erupsi Gunung Semeru diperpanjang.
Bupati Lumajang Thoriqul Haq memutuskan hal itu hingga Jumat, 25 Desember 2021. Lahan relokasi memanfaatkan lahan hutan Perhutani pun sudah siap untuk pembangunan hunian tetap di Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro dan Desa Oro Oro Ombo, Kecamatan Pronojiwo.(BN)
Lumajang: Penyintas erupsi
Gunung Semeru, di Lumajang, Jawa Timur, melakukan pembersihan lokasi bencana dan meneruskan pendataan. Mereka bergantian berjaga untuk keamanan barang yang ditinggal mengungsi para pemiliknya.
"Hal itu dilakukan guna mengantisipasi penjarahan," tegas Sekretaris Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Syamsul Arifin, Minggu, 19 Desember 2021.
Selain itu, pembersihan masih diteruskan dekat tanggul areal Curah Kobokan karena jalan tertimbun lahar dingin. Ia menjelaskan, pada Minggu pagi masih terlihat awan panas guguran.
Namun, material vulkanis tidak sampai mengenai permukiman penduduk. Saat ini, warga berada di tempat aman karena zona bahaya dikosongkan saat erupsi susulan, Kamis pagi, 16 Desember 2021.
"Seluruh warga Desa Sumberwuluh masih mengungsi," jelasnya.
Baca: Korban Erupsi Semeru Diharap Segera Dapat Tempat Relokasi Baru
Dia mengungkap, data awal rumah rusak berat di Sumberwuluhsekitar 300 rumah. Adapun sekitar 11 orang belum ditemukan dari 32 orang yang dilaporkan hilang saat erupsi pada Sabtu, 4 Desember 2021.
Korban hilang itu selain warga setempat juga ada warga Kota Batu, Jatim. Mereka sopir truk pasir di Curah Kobokan.
"Laporan awal ada yang sudah ditemukan, ada yang belum," tuturnya.
Baca: Pos Pengamatan Semeru Akan Dilengkapi Thermal Camera
Ia menyatakan, pendataan terdampak masih berlanjut termasuk mendata penyintas yang mencari rumah kontrakan secara mandiri. Warga lainnya bertahan di pengungsian menempati bangunan 21 sekolahan, masjid, balai desa dan kantor kecamatan.
Total pengungsi sebanyak 10.158 jiwa tersebar di 151 titik pengungsian Kecamatan Pronojiwo dan Kecamatan Candipuro. Sementara itu, tanggap darurat bencana erupsi Gunung Semeru diperpanjang.
Bupati Lumajang Thoriqul Haq memutuskan hal itu hingga Jumat, 25 Desember 2021. Lahan relokasi memanfaatkan lahan hutan Perhutani pun sudah siap untuk pembangunan hunian tetap di Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro dan Desa Oro Oro Ombo, Kecamatan Pronojiwo.(BN)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)