Yogyakarta: Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan gunungan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan Kabupaten Bantul telah mencapaii ketinggian hingga 16 meter. Menurutnya, penutupan TPA Piyungan sejak 23 Juli hingga 5 September 2023 untuk menata lokasi.
"Ditutup sehingga sudah overload. Kami siapkan proses pengeringannya (sampah). Kami investasinya hanya sampai pengeringaan," kata Sultan pada Senin, 24 Juli 2023.
Ia mengatakan masih mencari investor untuk pengolahan sampah di TPA Piyungan. Kerja sama dengan investor disiapkan dengan istilah Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
"Kerja sama dengan investor untuk recycling, entah untuk plastik, karton, kaleng. Kami kan hanya ngepres saja. Dari sampah yang ada dipres, supaya bisa dijadikan bio massa," kata dia.
Proses pressing, kata Sultan, dimulai dengan pengeringan sampah. Sampah yang kering baru diproses pressing atau dipadatkan.
"Dipreskan lebih simpel karena kering. Alat presnya dibeli dari Surabaya, enggak usah impor," ucapnya.
Nantinya, masyarakat pengasil sampah diharuskan tuntas memilah sampah dari rumah tangga. Sampah yang sudah dipilah dan kering baru dikirim ke TPA Piyungan.
"Prinsipnya pemerintah daerah bukan bikin pabrik. Itu prosesnya ada yang dilakukan 2024, ada yang 2025. Sehingga tak akan terjadi lagi, (sampah) numpuk lagi," katanya.
Ia menyatakan kini jajarannya fokus menyiapkan lahan di Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan. Menurut dia, tahapan itu harus dilakukan; mulai dari penutupan sementara TPA Piyungan, lahan sementara pembuangan sampah, hingga teknis pengolahan sampah, agar persoalan sampah tak terulang.
"Kalau gak begitu masalahnya masih sampah lagi, nggak menyelesaikan masalah. Itu persiapannya juga mundur lagi," kata dia.
Yogyakarta: Gubernur
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan gunungan sampah di
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan Kabupaten Bantul telah mencapaii ketinggian hingga 16 meter. Menurutnya, penutupan TPA Piyungan sejak 23 Juli hingga 5 September 2023 untuk menata lokasi.
"Ditutup sehingga sudah overload. Kami siapkan proses pengeringannya (sampah). Kami investasinya hanya sampai pengeringaan," kata
Sultan pada Senin, 24 Juli 2023.
Ia mengatakan masih mencari investor untuk pengolahan sampah di TPA Piyungan. Kerja sama dengan investor disiapkan dengan istilah Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
"Kerja sama dengan investor untuk recycling, entah untuk plastik, karton, kaleng. Kami kan hanya ngepres saja. Dari sampah yang ada dipres, supaya bisa dijadikan bio massa," kata dia.
Proses pressing, kata Sultan, dimulai dengan pengeringan sampah. Sampah yang kering baru diproses pressing atau dipadatkan.
"Dipreskan lebih simpel karena kering. Alat presnya dibeli dari Surabaya, enggak usah impor," ucapnya.
Nantinya, masyarakat pengasil sampah diharuskan tuntas memilah sampah dari rumah tangga. Sampah yang sudah dipilah dan kering baru dikirim ke TPA Piyungan.
"Prinsipnya pemerintah daerah bukan bikin pabrik. Itu prosesnya ada yang dilakukan 2024, ada yang 2025. Sehingga tak akan terjadi lagi, (sampah) numpuk lagi," katanya.
Ia menyatakan kini jajarannya fokus menyiapkan lahan di Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan. Menurut dia, tahapan itu harus dilakukan; mulai dari penutupan sementara TPA Piyungan, lahan sementara pembuangan sampah, hingga teknis pengolahan sampah, agar persoalan sampah tak terulang.
"Kalau gak begitu masalahnya masih sampah lagi, nggak menyelesaikan masalah. Itu persiapannya juga mundur lagi," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)