Yogyakarta: Organisasi Angkutan Darat (Organda) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyatakan tarif angkutan akan naik pada mudik-balik Lebaran 2023. Kenaikan maksimal sampai 40 persen akan diberlakukan untuk semua kategori.
"Kalau untuk pelayanan non-ekonomi itu kan nantikan tinggal tergantung dari pelayanan. Ya ada yang kenaikannya sampai 30-40 persen itu yang kelas vip atau yang bisnis," kata Ketua Organda DIY, Hantoro dihubungi, Jumat, 31 Maret 2023.
Kategori di bawahnya, yakni ekonomi menyesuaikan aturan Kementerian Perhubungan. Ia mengatakan kenaikan angkutan darat kategori itu sekitar 15 hingga 20 persen.
"(Kenaikan tarif) pasti, demand-nya kan juga bertambah, suplainya terbatas, itu sudah hukum ekonomi," kata dia.
Hantoro mengatakan pemberlakuan kenaikan tarif ini akan dimulai sejak H-7 sampai H+7 Idulfitri. Penaikan tarif itu akan dilakukan secara bertahap.
"Dari H-7, nanti paling tinggi H-3. Nanti berikutnya menyesuaikan pasar," ujar Hantoro.
Hantoro mengungkapkan pemudik yang menggunakan angkutan darat diprediksi 20-25 persen dari jumlah total pemudik di Indonesia. Dari semua pemudik itu tidak semua mempunyai fasilitas angkutan pribadi. Selain itu, sebagian lagi merupakan tidak mampu untuk menjangkau kendaraan-kendaraan baik pesawat maupun kereta.
"Kalau harapan kami ya, silakan menggunakan angkutan massal biar jalan juga tidak terlalu macet nanti," ujarnya.
Ia menyebut akan ada kenaikan jumlah pemudik dibanding 2-3 tahun lalu yang masih dalam kondisi pandemi covid-19. Sementara, tahun ini pemerintah sudah mencabut pembatasan aktivitas masyarakat.
Dari segi persiapan, Organda DIY sudah menyiapkan sekitar 400an unit bus pariwisata. Jumlah itu masih ditambah bus kategori medium.
"Kami juga sudah melakukan kegiatan ram cek untuk unit kendaraannya, juga sebagian untuk pengecakan beberapa awak angkutannya. Kami bekerja sama dengan Dishub (Dinas Perhubingan) DIY, juga untuk kesehatan dari PT Jasarharja cabang Jogja," ungkapnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Yogyakarta: Organisasi Angkutan Darat (Organda) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyatakan tarif angkutan akan naik pada
mudik-balik Lebaran 2023. Kenaikan maksimal sampai 40 persen akan diberlakukan untuk semua kategori.
"Kalau untuk pelayanan non-ekonomi itu kan nantikan tinggal tergantung dari pelayanan. Ya ada yang kenaikannya sampai 30-40 persen itu yang kelas vip atau yang bisnis," kata Ketua Organda
DIY, Hantoro dihubungi, Jumat, 31 Maret 2023.
Kategori di bawahnya, yakni ekonomi menyesuaikan aturan Kementerian Perhubungan. Ia mengatakan kenaikan angkutan darat kategori itu sekitar 15 hingga 20 persen.
"(Kenaikan tarif) pasti, demand-nya kan juga bertambah, suplainya terbatas, itu sudah hukum ekonomi," kata dia.
Hantoro mengatakan pemberlakuan kenaikan tarif ini akan dimulai sejak H-7 sampai H+7 Idulfitri. Penaikan tarif itu akan dilakukan secara bertahap.
"Dari H-7, nanti paling tinggi H-3. Nanti berikutnya menyesuaikan pasar," ujar Hantoro.
Hantoro mengungkapkan pemudik yang menggunakan angkutan darat diprediksi 20-25 persen dari jumlah total pemudik di Indonesia. Dari semua pemudik itu tidak semua mempunyai fasilitas angkutan pribadi. Selain itu, sebagian lagi merupakan tidak mampu untuk menjangkau kendaraan-kendaraan baik pesawat maupun kereta.
"Kalau harapan kami ya, silakan menggunakan angkutan massal biar jalan juga tidak terlalu macet nanti," ujarnya.
Ia menyebut akan ada kenaikan jumlah pemudik dibanding 2-3 tahun lalu yang masih dalam kondisi pandemi covid-19. Sementara, tahun ini pemerintah sudah mencabut pembatasan aktivitas masyarakat.
Dari segi persiapan, Organda DIY sudah menyiapkan sekitar 400an unit bus pariwisata. Jumlah itu masih ditambah bus kategori medium.
"Kami juga sudah melakukan kegiatan ram cek untuk unit kendaraannya, juga sebagian untuk pengecakan beberapa awak angkutannya. Kami bekerja sama dengan Dishub (Dinas Perhubingan) DIY, juga untuk kesehatan dari PT Jasarharja cabang Jogja," ungkapnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)