medcom.id, Jakarta: Pembangunan hanggar kalibrasi di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan, menelan biaya Rp46,2 miliar. Namun saat dalam proses pembangunan, hanggar ambruk dan menewaskan lima pekerja pada Senin 9 Maret 2015 sore.
"Total investasi pembangunan Rp46,2 miliar DIPA Tahun Anggaran 2014 Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah V," kata Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Suprasetyo, saat ditemui di Kemenhub, Jakarta.
Suprasetyo menjelaskan bangunan itu dilengkapi apron dan taxiway. Pengerjaannya melibatkan dua kontraktor PT Lince Romauli Raya dan PT Nur Jaya Nusantara KSO. Kontrak amandemennya rampung pada 18 Februari 2015.
Konsultan perencana pembangunan hanggar yaitu PT Genta Prima Pertiwi. Sementara konsultan pengawasnya adalah PT Arista Cipta.
Sebenarnya, kata Supraetyo, proses pembangunan hanggar sudah rampung. Pekerja hanya membersihkan lapangan, mengecek material, melakukan pemeliharaan, dan mobilisasi.
"Sudah selesai, jadi petugas sedang bersih-bersih, kemudian ambruk hanggar itu," ungkapnya.
Suprasetyo memastikan lima korban tewas adalah pekerja, bukan masyarakat setempat. Sebanyak 12 orang terluka akibat kejadian itu.
"Penyebab kejadian runtuhnya bngunan hanggar tersebut akan dilakukan investigasi lebih lanjut oleh pihak berwenang," ujarnya.
Dua pekerja meninggal di lokasi setelah hanggar ambruk yaitu:
- Iqbal Situmorang (30),
- Parulian Siagian (35) asal Jawa Timur
Sedangkan tiga lainnya meninggal di rumah sakit yaitu:
- Asri (30) asal Pangkep Sulsel,
- Herri Iswanto (40),
- Mohammad Jufri (21) asal Jawa.
medcom.id, Jakarta: Pembangunan hanggar kalibrasi di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan, menelan biaya Rp46,2 miliar. Namun saat dalam proses pembangunan, hanggar ambruk dan menewaskan lima pekerja pada Senin 9 Maret 2015 sore.
"Total investasi pembangunan Rp46,2 miliar DIPA Tahun Anggaran 2014 Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah V," kata Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Suprasetyo, saat ditemui di Kemenhub, Jakarta.
Suprasetyo menjelaskan bangunan itu dilengkapi apron dan taxiway. Pengerjaannya melibatkan dua kontraktor PT Lince Romauli Raya dan PT Nur Jaya Nusantara KSO. Kontrak amandemennya rampung pada 18 Februari 2015.
Konsultan perencana pembangunan hanggar yaitu PT Genta Prima Pertiwi. Sementara konsultan pengawasnya adalah PT Arista Cipta.
Sebenarnya, kata Supraetyo, proses pembangunan hanggar sudah rampung. Pekerja hanya membersihkan lapangan, mengecek material, melakukan pemeliharaan, dan mobilisasi.
"Sudah selesai, jadi petugas sedang bersih-bersih, kemudian ambruk hanggar itu," ungkapnya.
Suprasetyo memastikan lima korban tewas adalah pekerja, bukan masyarakat setempat. Sebanyak 12 orang terluka akibat kejadian itu.
"Penyebab kejadian runtuhnya bngunan hanggar tersebut akan dilakukan investigasi lebih lanjut oleh pihak berwenang," ujarnya.
Dua pekerja meninggal di lokasi setelah hanggar ambruk yaitu:
- Iqbal Situmorang (30),
- Parulian Siagian (35) asal Jawa Timur
Sedangkan tiga lainnya meninggal di rumah sakit yaitu:
- Asri (30) asal Pangkep Sulsel,
- Herri Iswanto (40),
- Mohammad Jufri (21) asal Jawa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(RRN)