medcom.id, Yogyakarta: Copilot I Pesawat Hercules C-130 A-1310, Lettu Pandu Setyawan, sudah bercita-cita menjadi penerbang sejak kecil. Karena itu, saat duduk di bangku SMA, Pandu mendaftarkan diri ke Sekolah Penerbang Angkatan Udara, Pangkalan Udara Adisucipto, Yogyakarta.
Hal ini diungkapkan ayah Pandu, Sugeng Prayitno, kepada Metrotvnews.com di kediamannya di Patukan RT 04/21, Ambar Ketawang, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Selasa (30/6/2015).
"Jadi penerbang sudah cita-citanya sejak kecil. Maka, sebelum lulus SMA, Pandu langsung mendaftarkan diri ke sekolah penerbang di Adisucipto," tutur pria yang bekerja di Rutan Wates, Yogyakarta itu.
Selepas lulus dari sekolah penerbang, dua tahun kemudian Pandu ditugaskan ke Pangkalan Udara Abdurrahman Saleh, Malang. "Dia lulus sekolah penerbang pada 2011. Bertugas di Malang baru sekitar dua tahunan," imbuh pria yang tampak tegar walaupun sedang bersedih ini.
Walau harus terpisah jauh dengan sang anak, Sugeng melanjutkan, Pandu sering berkomunikasi dengannya terutama soal pekerjaannya. "Dia bangga jadi penerbang Hercules. Kalau pulang ke sini suka cerita tentang Hercules," pungkasnya.
Sugeng mengetahui kabar kecelakaan pesawat Hercules dari teman Pandu. "Saya dapat info dari temannya Pandu sekitar pukul 13.30 WIB. Tadi pagi ada dua petugas dari Lanud Adisucipto yang ke rumah. Sebelumnya tak ada firasat apa-apa," imbuhnya.
Hingga kini dirinya dan keluarga masih menunggu kepastian kondisi terakhir si Sulung dari tiga bersaudara ini. "Saya berdoa semoga ada mukjizat. Kalau pun tidak, semoga anak saya meninggal dengan tenang," tutupnya.
Pesawat Hercules C-130 Nomor A 1310 jatuh di Jalan Letjen Jamin Ginting, Padang Bulan, Medan Sumatra Utara. Pesawat yang mengangkut 12 kru dan ratusan penumpang itu jatuh sekitar pukul 11.48 WIB.
TNI Angkatan Udara memastikan penumpang dan kru sebanyak 113 orang meninggal. Saat ini tim evakuasi masih terus mencari jenazah korban di lokasi kejadian.
medcom.id, Yogyakarta: Copilot I Pesawat Hercules C-130 A-1310, Lettu Pandu Setyawan, sudah bercita-cita menjadi penerbang sejak kecil. Karena itu, saat duduk di bangku SMA, Pandu mendaftarkan diri ke Sekolah Penerbang Angkatan Udara, Pangkalan Udara Adisucipto, Yogyakarta.
Hal ini diungkapkan ayah Pandu, Sugeng Prayitno, kepada Metrotvnews.com di kediamannya di Patukan RT 04/21, Ambar Ketawang, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Selasa (30/6/2015).
"Jadi penerbang sudah cita-citanya sejak kecil. Maka, sebelum lulus SMA, Pandu langsung mendaftarkan diri ke sekolah penerbang di Adisucipto," tutur pria yang bekerja di Rutan Wates, Yogyakarta itu.
Selepas lulus dari sekolah penerbang, dua tahun kemudian Pandu ditugaskan ke Pangkalan Udara Abdurrahman Saleh, Malang. "Dia lulus sekolah penerbang pada 2011. Bertugas di Malang baru sekitar dua tahunan," imbuh pria yang tampak tegar walaupun sedang bersedih ini.
Walau harus terpisah jauh dengan sang anak, Sugeng melanjutkan, Pandu sering berkomunikasi dengannya terutama soal pekerjaannya. "Dia bangga jadi penerbang Hercules. Kalau pulang ke sini suka cerita tentang Hercules," pungkasnya.
Sugeng mengetahui kabar kecelakaan pesawat Hercules dari teman Pandu. "Saya dapat info dari temannya Pandu sekitar pukul 13.30 WIB. Tadi pagi ada dua petugas dari Lanud Adisucipto yang ke rumah. Sebelumnya tak ada firasat apa-apa," imbuhnya.
Hingga kini dirinya dan keluarga masih menunggu kepastian kondisi terakhir si Sulung dari tiga bersaudara ini. "Saya berdoa semoga ada mukjizat. Kalau pun tidak, semoga anak saya meninggal dengan tenang," tutupnya.
Pesawat Hercules C-130 Nomor A 1310 jatuh di Jalan Letjen Jamin Ginting, Padang Bulan, Medan Sumatra Utara. Pesawat yang mengangkut 12 kru dan ratusan penumpang itu jatuh sekitar pukul 11.48 WIB.
TNI Angkatan Udara memastikan penumpang dan kru sebanyak 113 orang meninggal. Saat ini tim evakuasi masih terus mencari jenazah korban di lokasi kejadian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)
