Ilustrasi kebakaran lahan (Foto: Antara/Wahyu Putro A)
Ilustrasi kebakaran lahan (Foto: Antara/Wahyu Putro A)

BMKG Catat 353 Titik Api di Pekanbaru

Antara • 08 Oktober 2014 11:41
medcom.id, Pekanbaru: Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan, sebanyak 353 titik panas (hotspot) terdeteksi di wilayah Sumatera. Hal inimengindikasikan kebakaran lahan dan hutan masih terjadi serta menimbulkan polusi asap.
 
"Berdasarkan pantauan satelit Terra/Aqua pagi ini di Sumatera kembali muncul titik panas sebanyak 353 titik. Terbanyak ada di Provinsi Sumatera Selatan," kata Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru, Sugarin, melalui pesan singkat di Pekanbaru, Rabu (8/10/2014).
 
Ia mengatakan, data tersebut merupakan hasil pencitraan satelit pada pukul 07.00 WIB. Jumlah hotspot di Sumatera melonjak jika dibandingkan hasil pemantauan satelit pada Selasa petang (7/10/2014), yang mendeteksi sebanyak 75 titik panas. Titik panas terbanyak berada di Provinsi Sumatera Selatan, yakni mencapai 284 titik.

Kemudian titik panas juga terdapat di Jambi 26 titik, di Riau ada 24 titik, Bangka Belitung 10 titik, dan Lampung sembilan titik.
Jumlah hotspot Riau juga bertambah dibandingkan sehari lalu, yang mencapai empat titik. Pada Rabu pagi sebanyak 24 titik panas Riau tersebar di Kabupaten Indragiri Hilir 18 titik, Rokan Hulu tiga titik, Pelalawan dua titik dan Indragiri Hulu satu titik. Tingkat keakuratan data (Confidence) di Riau yang melebihi 70 persen, mendeteksi sebanyak enam titik merupakan titik api kebakaran.
 
Dampak kebakaran berupa polusi asap masih menyelimuti Kota Pekanbaru, meski begitu jarak pandang masih mencapai dua kilometer dan aman untuk penerbangan. Namun, potensi polusi asap kiriman dari daerah lain masih tinggi.
 
"Angin secara umum berhembus dari Tenggara-Barat Daya menuju ke Utara-Timur Laut dengan kecepatan 5 hingga 15 knot," ujarnya.
 
Sedangkan pada pantauan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) pada pagi ini, kualitas udara masih tercemar asap sehingga mencapai angka 51 atau dalam level  sedang.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LOV)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan