Jepara: Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, mencatat produktivitas beras mengalami surplus tiap tahun.
Kepala DKPP Kabupaten Jepara, Diyar Susanto, mengatakan sejak dua tahu terakhir, Kabupaten Jepara mengalami surplus beras. Surplus beras itu berdasarkan jumlah beras yang dihasilkan dikurangi jumlah kebutuhan beras dalam setahun.
"Untuk tahun 2020 lalu, produktifitas beras selama setahun 163.221 ton. Kemudian kebutuhan konsumsi masyarakat 118.835 ton. Berarti masih ada surplus sebanyak 44.386 ton beras," kata Diyar di Jepara, Senin, 22 Maret 2021.
Baca: Vaksinasi di Bali Diharap Pulihkan Ekonomi
Tahun 2019 produksi beras di Bumi Kartini mencapai 149.438 ton. Dengan tingkat kebutuhan beras mencapai 115.556 ton. Sehingga surplus beras sebanyak 33.882 ton.
Tahun ini Diyar meyakini produktivitas beras kembali surplus. Meskipun sejumlah area sawah rusak setelah terendam banjir. Sebab sejumlah usaha pemulihan dan peningkatan produktivitas telah dilakukan.
"Misalnya pendampingan dan pemberian bibit, jadi saya kira kok tidak mempengaruhi (produktivitas)," jelas Diyar.
Banjir di awal tahun ini mengakibatkan 1.400 hektare area sawah terdampak. Sedangkan, lebih kurang 900 hektare area sawah puso.
Seorang petani di Kecamatan Kedung, Nasrun, mengaku pada musim tanam satu kali ini mengalami kerugian. Itu lantaran lahannya terendam banjir hampir selama sebulan. Dia yang biasanya menghasilkan 30 karung gabah, masa panen kali ini hanya mendapat 5 karung gabah saja.
"Kalau dibilang rugi pasti rugi. Gara-gara banjir jadi gagal panen. Mau tak mau harus beli beras," ungkap Nasrun.
Jepara: Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, mencatat produktivitas
beras mengalami surplus tiap tahun.
Kepala DKPP Kabupaten Jepara, Diyar Susanto, mengatakan sejak dua tahu terakhir, Kabupaten Jepara mengalami surplus beras. Surplus beras itu berdasarkan jumlah beras yang dihasilkan dikurangi jumlah kebutuhan beras dalam setahun.
"Untuk tahun 2020 lalu, produktifitas beras selama setahun 163.221 ton. Kemudian kebutuhan konsumsi masyarakat 118.835 ton. Berarti masih ada surplus sebanyak 44.386 ton beras," kata Diyar di Jepara, Senin, 22 Maret 2021.
Baca:
Vaksinasi di Bali Diharap Pulihkan Ekonomi
Tahun 2019 produksi beras di Bumi Kartini mencapai 149.438 ton. Dengan tingkat kebutuhan beras mencapai 115.556 ton. Sehingga surplus beras sebanyak 33.882 ton.
Tahun ini Diyar meyakini produktivitas beras kembali surplus. Meskipun sejumlah area sawah rusak setelah terendam banjir. Sebab sejumlah usaha pemulihan dan peningkatan produktivitas telah dilakukan.
"Misalnya pendampingan dan pemberian bibit, jadi saya kira kok tidak mempengaruhi (produktivitas)," jelas Diyar.
Banjir di awal tahun ini mengakibatkan 1.400 hektare area sawah terdampak. Sedangkan, lebih kurang 900 hektare area sawah puso.
Seorang petani di Kecamatan Kedung, Nasrun, mengaku pada musim tanam satu kali ini mengalami kerugian. Itu lantaran lahannya terendam banjir hampir selama sebulan. Dia yang biasanya menghasilkan 30 karung gabah, masa panen kali ini hanya mendapat 5 karung gabah saja.
"Kalau dibilang rugi pasti rugi. Gara-gara banjir jadi gagal panen. Mau tak mau harus beli beras," ungkap Nasrun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)