Solo: Aksi menolak pengesahan Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP) di depan DPRD Solo ricuh. Massa dan aparat terlibat saling dorong. Polisi memukul mundur massa setelah aksi lemparan botol air mineral dari arah mahasiswa.
Pantauan Medcom.id, polisi menembakkan gas air mata ke arah pedemo. Water canon pun menyemprotkan air untuk menghalau massa.
Mendapat sambutan gas air mata dan water canon. Mahasiswa lari tunggang langgang, menjauh dari DPRD Solo. Petugas kemudian mengambil alih jalan di depan DPRD Solo, Jalan Adi Sucipto, dan membuat barikade di sisi barat dan timur.
Kapolresta Solo AKBP Andy Rifai mengatakan polisi sempat bertahan hingga terpaksa memukul mundur massa karena tak terkendali. "Terpaksa kami menertibkan dan mendorong mundur," ujarnya di lokasi.
Andy mengaku pihaknya menangkap satu diduga provokator. Namun tak lama kemudian dilepas.
Pantauan Medcom.id, massa dengan Kapolresta Solo AKBP Andy Rifai sempat berdialog. Andy meminita massa untuk mengirimkan perwakilan untuk berdialog dengan anggota dewan, namun ditolak massa.
Presiden BEM Universitas Muhammadiyah Surakarta, Danang Maulana, selaku koordinator lapangan, mengaku tidak mengetahui pihak mana yang memprovokasi. Lantaran banyaknya massa yang bergabung dalam aksi.
"Kami ada lima ribu orang dari UMS. Sejak awal kami instruksikan agar tertib. Kami tidak mengetahui penyebab kericuhan, tidak ada rencana membuat kericuhan," katanya.
Massa mulai meninggalkan kawasan DPRD Solo. Polisi masih berjaga di sekitar gedung dewan.
Solo: Aksi menolak pengesahan Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP) di depan
DPRD Solo ricuh. Massa dan aparat terlibat saling dorong. Polisi memukul mundur massa setelah aksi lemparan botol air mineral dari arah mahasiswa.
Pantauan
Medcom.id, polisi menembakkan gas air mata ke arah pedemo.
Water canon pun menyemprotkan air untuk menghalau massa.
Mendapat sambutan gas air mata dan water canon. Mahasiswa lari tunggang langgang, menjauh dari DPRD Solo. Petugas kemudian mengambil alih jalan di depan DPRD Solo, Jalan Adi Sucipto, dan membuat barikade di sisi barat dan timur.
Kapolresta Solo AKBP Andy Rifai mengatakan polisi sempat bertahan hingga terpaksa memukul mundur massa karena tak terkendali. "Terpaksa kami menertibkan dan mendorong mundur," ujarnya di lokasi.
Andy mengaku pihaknya menangkap satu diduga provokator. Namun tak lama kemudian dilepas.
Pantauan
Medcom.id, massa dengan Kapolresta Solo AKBP Andy Rifai sempat berdialog. Andy meminita massa untuk mengirimkan perwakilan untuk berdialog dengan anggota dewan, namun ditolak massa.
Presiden BEM Universitas Muhammadiyah Surakarta, Danang Maulana, selaku koordinator lapangan, mengaku tidak mengetahui pihak mana yang memprovokasi. Lantaran banyaknya massa yang bergabung dalam aksi.
"Kami ada lima ribu orang dari UMS. Sejak awal kami instruksikan agar tertib. Kami tidak mengetahui penyebab kericuhan, tidak ada rencana membuat kericuhan," katanya.
Massa mulai meninggalkan kawasan DPRD Solo. Polisi masih berjaga di sekitar gedung dewan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)