Surabaya: Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini memaparkan keberhasilan program pemberdayaan dan perlindungan hak perempuan dalam membangun Kota Surabaya, Jawa Timur saat menjadi pembicara International Forum of Women in Local Governments. Risma banyak membahas tentang program pemberdayaan perempuan melalui penutupan Lokalisasi Dolly dan Pahlawan Ekonomi (PE).
"Pada tahun pertama saya sebagai Wali Kota Surabaya 2010 lalu, itu adalah saat yang sulit karena harus menghadapi tantangan besar. Mulai dari banjir, perbaikan lingkungan, infrastruktur, kemiskinan, sampai trafficking,” ungkap di ATO Congresium, Ankara Turki, Kamis, 12 Desember 2019.
Risma mengaku hampir setiap bulan bekerja bersama polisi untuk menangani kasus perdagangan manusia yang melibatkan perempuan dan anak. Dia menarget harus menutup semua tempat prostitusi di Kota Pahlawan.
“Di situ saya mengambil keputusan serius dan berisiko yakni menutup semua prostitusi satu per satu. Saya menyadari betapa besarnya dampak buruk terhadap kehidupan orang di sekitarnya, terutama pada anak-anak,” ujarnya.
Penutupan lokalisasi dimulai pada 2012 secara bertahap. Selain memikirkan proses penutupan, Risma juga harus memberikan solusi bagi warga terdampak. Mulai dari pekerja seks, muncikari, penyanyi karaoke hingga tukang parkir.
"Saya terus berjalan dengan menyiapkan mereka semua untuk dibekali pelatihan keterampilan dan memulai bisnis baru. Mengalihkan pekerjaan mereka dengan usaha yang baru,” terangnya.
Dia memastikan enam wilayah lokalisasi telah berubah saat ini. Area yang dahulunya ladang prostitusi, disulap menjadi tempat kreatif dan bisnis lokal tumbuh.
"Usahanya macam-macam, ada batik, makanan, dan banyak lagi,” katanya.
Risma juga memiliki program untuk menekan angka kemiskinan. Metode yang dilakukan, yakni dengan memberdayakan ibu rumah tangga.
"Itulah mengapa saya mengundang ibu-ibu dari keluarga miskin untuk mengambil bagian dalam program Pahlawan Ekonomi (PE),” jelasnya.
Dalam program tersebut, ibu rumah tangga dilatih menjadi pengusaha dan pahlawan keluarga. Mereka dilatih mulai dari pembuatan produk, pengemasan, hingga pemasaran secara digital.
“Dimulai dengan hanya 89 grup tahun 2010, sekarang kami memiliki lebih dari 11 ribu kelompok usaha kecil dan menengah yang dikelola oleh perempuan,” tandasnya.
Risma menyampaikan materi tersebut dalam Forum Internasional Perempuan dalam pemerintah daerah di Turki. Acara diikuti sekitar tiga ribu peserta, terdiri dari kurang lebih 27 pemimpin perempuan di dunia, politikus, akademisi dan masyarakat dari berbagai kota di Negara Turki. Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan turut hadir dalam forum tersebut.
Surabaya: Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini memaparkan keberhasilan program pemberdayaan dan perlindungan hak perempuan dalam membangun Kota Surabaya, Jawa Timur saat menjadi pembicara International Forum of Women in Local Governments. Risma banyak membahas tentang program pemberdayaan perempuan melalui penutupan Lokalisasi Dolly dan Pahlawan Ekonomi (PE).
"Pada tahun pertama saya sebagai Wali Kota Surabaya 2010 lalu, itu adalah saat yang sulit karena harus menghadapi tantangan besar. Mulai dari banjir, perbaikan lingkungan, infrastruktur, kemiskinan, sampai trafficking,” ungkap di ATO Congresium, Ankara Turki, Kamis, 12 Desember 2019.
Risma mengaku hampir setiap bulan bekerja bersama polisi untuk menangani kasus perdagangan manusia yang melibatkan perempuan dan anak. Dia menarget harus menutup semua tempat prostitusi di Kota Pahlawan.
“Di situ saya mengambil keputusan serius dan berisiko yakni menutup semua prostitusi satu per satu. Saya menyadari betapa besarnya dampak buruk terhadap kehidupan orang di sekitarnya, terutama pada anak-anak,” ujarnya.
Penutupan lokalisasi dimulai pada 2012 secara bertahap. Selain memikirkan proses penutupan, Risma juga harus memberikan solusi bagi warga terdampak. Mulai dari pekerja seks, muncikari, penyanyi karaoke hingga tukang parkir.
"Saya terus berjalan dengan menyiapkan mereka semua untuk dibekali pelatihan keterampilan dan memulai bisnis baru. Mengalihkan pekerjaan mereka dengan usaha yang baru,” terangnya.
Dia memastikan enam wilayah lokalisasi telah berubah saat ini. Area yang dahulunya ladang prostitusi, disulap menjadi tempat kreatif dan bisnis lokal tumbuh.
"Usahanya macam-macam, ada batik, makanan, dan banyak lagi,” katanya.
Risma juga memiliki program untuk menekan angka kemiskinan. Metode yang dilakukan, yakni dengan memberdayakan ibu rumah tangga.
"Itulah mengapa saya mengundang ibu-ibu dari keluarga miskin untuk mengambil bagian dalam program Pahlawan Ekonomi (PE),” jelasnya.
Dalam program tersebut, ibu rumah tangga dilatih menjadi pengusaha dan pahlawan keluarga. Mereka dilatih mulai dari pembuatan produk, pengemasan, hingga pemasaran secara digital.
“Dimulai dengan hanya 89 grup tahun 2010, sekarang kami memiliki lebih dari 11 ribu kelompok usaha kecil dan menengah yang dikelola oleh perempuan,” tandasnya.
Risma menyampaikan materi tersebut dalam Forum Internasional Perempuan dalam pemerintah daerah di Turki. Acara diikuti sekitar tiga ribu peserta, terdiri dari kurang lebih 27 pemimpin perempuan di dunia, politikus, akademisi dan masyarakat dari berbagai kota di Negara Turki. Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan turut hadir dalam forum tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(LDS)