Blora: Angka stunting di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, masih 21,5 persen. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora pun meluncurkan program dapur sehat atasi sunting (Dashat) guna menekan kasus tersebut.
Berdasarkan data dari Pemkab Blora, kasus stunting di Blora meningkat dari 19 persen menjadi 21,5 persen. Peningkatan ini akibat masa pandemi covid-19.
Kasus stunting tersebar di 41 desa dan delapan kecamatan, yakni Blora Kota, Cepu, Kunduran Kedungtuban, Ngawen, Sambong, Banjarejo, Diplang, dan Randublatung.
"Pada masa pandemi covid-19 banyak persoalan hingga angka stunting meningkat seperti menurun jumlah kehadiran bayi ke Posyandu, pernikahan dini, hingga tingkat ekomomi keluarga menurun," kata Kepala Dinas Kesehatan Blora Edy Widayat, Rabu, 10 Agustus 2022.
Bupati Blora Arief Rohman mengatakan berbagai upaya terus dilakukan untuk menurunkan angka stunting di daerah ini. Selain gencar sosialisasi dan pencegahan, beberapa program penanganan tingkat tumbuh anak terus dilakukan di antaranya pada ibu hamil dan peningkatan gizi anak.
BACA: Bangka Belitung Optimistis Tahun 2024 Bebas Stunting
Arief mengatakan Pemkab Blora baru saja meluncurkan program dapur sehat atasi stunting (Dashat) dengan melibatkan semua pihak termasuk warga di pedesaan terpencil.
"Kita targetkan angka stunting terus menurun dan pada tahun 2024 mendatang menjadi 14 persen dan di tahun selanjutnya zero," ungkap Arief Rohman.
Selain program baru Dashat tersebut, langkah untuk menurunkan stunting adalah peningkatan ekonomi warga dengan pemberdayaan semua sektor perekonomian.
"Ekonomi meningkat maka tingkat pemenuhan gizi keluarga juga terjamin terutama ibu hamil dan anak-anak," ucap dia.
Blora: Angka
stunting di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, masih 21,5 persen. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora pun meluncurkan program dapur sehat atasi sunting (Dashat) guna menekan kasus tersebut.
Berdasarkan data dari Pemkab Blora, kasus stunting di Blora meningkat dari 19 persen menjadi 21,5 persen. Peningkatan ini akibat masa pandemi
covid-19.
Kasus stunting tersebar di 41 desa dan delapan kecamatan, yakni Blora Kota, Cepu, Kunduran Kedungtuban, Ngawen, Sambong, Banjarejo, Diplang, dan Randublatung.
"Pada masa pandemi covid-19 banyak persoalan hingga angka stunting meningkat seperti menurun jumlah kehadiran bayi ke Posyandu, pernikahan dini, hingga tingkat ekomomi keluarga menurun," kata Kepala Dinas Kesehatan Blora Edy Widayat, Rabu, 10 Agustus 2022.
Bupati Blora Arief Rohman mengatakan berbagai upaya terus dilakukan untuk menurunkan angka stunting di daerah ini. Selain gencar sosialisasi dan pencegahan, beberapa program penanganan tingkat tumbuh anak terus dilakukan di antaranya pada ibu hamil dan peningkatan
gizi anak.
BACA:
Bangka Belitung Optimistis Tahun 2024 Bebas Stunting
Arief mengatakan Pemkab Blora baru saja meluncurkan program dapur sehat atasi stunting (Dashat) dengan melibatkan semua pihak termasuk warga di pedesaan terpencil.
"Kita targetkan angka stunting terus menurun dan pada tahun 2024 mendatang menjadi 14 persen dan di tahun selanjutnya zero," ungkap Arief Rohman.
Selain program baru Dashat tersebut, langkah untuk menurunkan stunting adalah peningkatan ekonomi warga dengan pemberdayaan semua sektor perekonomian.
"Ekonomi meningkat maka tingkat pemenuhan gizi keluarga juga terjamin terutama ibu hamil dan anak-anak," ucap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(NUR)