Malang: Para suporter tim Arema FC, Aremania se-Malang Raya berencana menggelar aksi turun ke jalan pada Kamis, 20 Oktober 2022 mendatang. Aksi ini dilakukan untuk menyuarakan agar tragedi di Stadion Kanjuruhan dapat diusut tuntas.
Kapolresta Malang Kota, Kombes Budi Hermanto, mengaku pihaknya telah mendapat informasi tersebut. Polisi pun telah berkoordinasi dengan perwakilan Aremania terkait aksi itu.
"Namanya aksi itu kan siapa saja boleh melaksanakan aksi. Tinggal tugas kami dari pihak kepolisian untuk melakukan pengamanan, sehingga aksi itu berjalan dengan baik," katanya, Senin, 17 Oktober 2022.
Di sisi lain, polisi saat ini terus berkoordinasi dan bertukar informasi dengan Aremania terkait penanganan korban tragedi Stadion Kanjuruhan. Budi mengaku berdasarkan data dari Posko Tim Gabungan Aremania (TGA) di KNPI, masih ada sekitar 218 korban yang masih membutuhkan penanganan medis.
"Itu baik di Malang Raya, Pasuruan, Blitar dan beberapa daerah lainnya. Ini juga akan kita komunikasikan nanti melalui teman-teman Posko KNPI Aremania. Dari data tersebut kami akan tindak lanjuti," ujarnya.
Budi menegaskan, selain mengusut tuntas tragedi itu, pihaknya juga fokus menangani para korban yang belum tertangani. Salah satunya berkoordinasi dengan Aremania.
"Bagaimana korban-korban yang belum tersentuh, belum terdata, belum mendapatkan santunan yang dari pemerintah ataupun teman-teman lainnya. Nah ini yang kita komunikasikan, karena saya lihat data tadi cukup lengkap ya di teman-teman Posko KNPI ini," imbuhnya.
Sementara itu, salah satu anggota Tim Gabungan Aremania (TGA), Dadang Indarto, mengatakan, pihaknya masih terus mematangkan terkait teknis dan persiapan aksi turun jalan tersebut. Sebab, aksi ini rencananya akan dihadiri oleh ribuan Aremania.
"Teknis masih kita matangkan. Massa juga ribuan sampai puluhan ribu, kita takutnya ada chaos atau apa. Itu kita antisipasi di teknis nanti," kata Dadang saat dikonfirmasi.
Dadang menerangkan, aksi ini diinisiasi oleh grassroot (akar rumput) Aremania-Aremanita se-Malang Raya. Selain aksi turun ke jalan, rencananya juga akan ada doa bersama untuk 132 korban meninggal dunia dalam tragedi Stadion Kanjuruhan itu.
"Teman-teman grassroot minta, kita tampung. Kalau kita kan selama ini fokusnya pendataan (korban) dan investigasi (tragedi Kanjuruhan). Kita suarakan aspirasi aja sama doa bersama. Intinya kita harus peduli dan mengawal," jelasnya.
Ada dua agenda besar pada aksi turun jalan ini. Pertama, Aremania meminta Komnas HAM usut tuntas dengan membentuk tim penyelidikan pro Justitia dugaan pelanggaran HAM berat. Kedua, meminta ketiga kepala daerah Malang Raya ikut mengawal tuntutan Aremania.
"Tuntutan kita godok lagi, gak jauh dari usut tuntas gas air mata. Dan kita minta tiga kepala daerah Malang Raya ikut peduli menyuarakan," tegasnya.
Malang: Para suporter tim Arema FC, Aremania se-Malang Raya berencana menggelar aksi turun ke jalan pada Kamis, 20 Oktober 2022 mendatang. Aksi ini dilakukan untuk menyuarakan agar tragedi di
Stadion Kanjuruhan dapat diusut tuntas.
Kapolresta Malang Kota, Kombes Budi Hermanto, mengaku pihaknya telah mendapat informasi tersebut. Polisi pun telah berkoordinasi dengan perwakilan
Aremania terkait aksi itu.
"Namanya aksi itu kan siapa saja boleh melaksanakan aksi. Tinggal tugas kami dari pihak kepolisian untuk melakukan pengamanan, sehingga aksi itu berjalan dengan baik," katanya, Senin, 17 Oktober 2022.
Di sisi lain, polisi saat ini terus berkoordinasi dan bertukar informasi dengan Aremania terkait penanganan
korban tragedi Stadion Kanjuruhan. Budi mengaku berdasarkan data dari Posko Tim Gabungan Aremania (TGA) di KNPI, masih ada sekitar 218 korban yang masih membutuhkan penanganan medis.
"Itu baik di Malang Raya, Pasuruan, Blitar dan beberapa daerah lainnya. Ini juga akan kita komunikasikan nanti melalui teman-teman Posko KNPI Aremania. Dari data tersebut kami akan tindak lanjuti," ujarnya.
Budi menegaskan, selain mengusut tuntas tragedi itu, pihaknya juga fokus menangani para korban yang belum tertangani. Salah satunya berkoordinasi dengan Aremania.
"Bagaimana korban-korban yang belum tersentuh, belum terdata, belum mendapatkan santunan yang dari pemerintah ataupun teman-teman lainnya. Nah ini yang kita komunikasikan, karena saya lihat data tadi cukup lengkap ya di teman-teman Posko KNPI ini," imbuhnya.
Sementara itu, salah satu anggota Tim Gabungan Aremania (TGA), Dadang Indarto, mengatakan, pihaknya masih terus mematangkan terkait teknis dan persiapan aksi turun jalan tersebut. Sebab, aksi ini rencananya akan dihadiri oleh ribuan Aremania.
"Teknis masih kita matangkan. Massa juga ribuan sampai puluhan ribu, kita takutnya ada chaos atau apa. Itu kita antisipasi di teknis nanti," kata Dadang saat dikonfirmasi.
Dadang menerangkan, aksi ini diinisiasi oleh grassroot (akar rumput) Aremania-Aremanita se-Malang Raya. Selain aksi turun ke jalan, rencananya juga akan ada doa bersama untuk 132 korban meninggal dunia dalam tragedi Stadion Kanjuruhan itu.
"Teman-teman grassroot minta, kita tampung. Kalau kita kan selama ini fokusnya pendataan (korban) dan investigasi (tragedi Kanjuruhan). Kita suarakan aspirasi aja sama doa bersama. Intinya kita harus peduli dan mengawal," jelasnya.
Ada dua agenda besar pada aksi turun jalan ini. Pertama, Aremania meminta Komnas HAM usut tuntas dengan membentuk tim penyelidikan pro Justitia dugaan pelanggaran HAM berat. Kedua, meminta ketiga kepala daerah Malang Raya ikut mengawal tuntutan Aremania.
"Tuntutan kita godok lagi, gak jauh dari usut tuntas gas air mata. Dan kita minta tiga kepala daerah Malang Raya ikut peduli menyuarakan," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)