Solo: Pemerintah Kota Surakarta, Jawa Tengah siap melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) setiap hari menyusul kesiapan sekolah di tengah pandemi covid-19. Namun, Pemkot Surakarta masih tetap mengikuti instruksi dari pemerintah pusat.
"Kalau dilihat dari keadaan Kota Solo aman-aman saja sih mau tiap hari atau berapa kali, namun kami tunggu instruksi dari pusat dulu," kata Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka di Solo, Jawa Tengah, Rabu, 8 Juni 2021.
Secara teknis, katanya, simulasi PTM di Solo sudah dilakukan setiap hari sehingga anak-anak sudah memahami protokol kesehatan yang harus dipatuhi. Salah satu yang diwajibkan adalah kapasitas maksimum setiap kelas 50 persen.
Baca: Kemendikbudristek Akui Ada Sekolah 'Curi-Curi' Start PTM Terbatas
"Intinya sekolah siap, SOP siap, protokol kesehatan juga siap," jelasnya.
Disinggung mengenai munculnya klaster penyebaran covid-19 di salah satu pondok pesantren di Kota Solo, ia menegaskan, tidak akan memengaruhi pelaksanaan PTM yang dimulai Juli mendatang.
"Insyaallah enggak, mereka kan ada di lingkungan pesantren. Kami tetap on schedule, Juli," ujarnya.
Baca: Guru dan Siswa Sakit Dilarang Ikut Sekolah Tatap Muka
Sebelumnya, muncul klaster baru penyebaran covid-19 di salah satu pondok pesantren di Kelurahan Bumi, Kecamatan Laweyan. Pada klaster tersebut, 38 santri positif covid-19.
Ia mengatakan, saat ini semua yang positif telah dibawa ke Asrama Haji Donohudan, Boyolali, Jateng, untuk menjalani karantina terpusat. Untuk memastikan penyebarannya, saat ini pihaknya masih melakukan penelusuran.
"Kami tracing, testing dulu lebih lanjut. Pokoknya ada klaster baru, langsung kami kunci. Ponpes sementara di-'lockdown', semoga tidak menyebar lebih luas," jelasnya.
Solo: Pemerintah Kota Surakarta, Jawa Tengah siap melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) setiap hari menyusul kesiapan
sekolah di tengah pandemi covid-19. Namun, Pemkot Surakarta masih tetap mengikuti instruksi dari pemerintah pusat.
"Kalau dilihat dari keadaan Kota Solo aman-aman saja sih mau tiap hari atau berapa kali, namun kami tunggu instruksi dari pusat dulu," kata Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka di Solo, Jawa Tengah, Rabu, 8 Juni 2021.
Secara teknis, katanya, simulasi PTM di Solo sudah dilakukan setiap hari sehingga anak-anak sudah memahami protokol kesehatan yang harus dipatuhi. Salah satu yang diwajibkan adalah kapasitas maksimum setiap kelas 50 persen.
Baca: Kemendikbudristek Akui Ada Sekolah 'Curi-Curi' Start PTM Terbatas
"Intinya sekolah siap, SOP siap, protokol kesehatan juga siap," jelasnya.
Disinggung mengenai munculnya klaster penyebaran covid-19 di salah satu pondok pesantren di Kota Solo, ia menegaskan, tidak akan memengaruhi pelaksanaan PTM yang dimulai Juli mendatang.
"Insyaallah enggak, mereka kan ada di lingkungan pesantren. Kami tetap
on schedule, Juli," ujarnya.
Baca: Guru dan Siswa Sakit Dilarang Ikut Sekolah Tatap Muka
Sebelumnya, muncul klaster baru penyebaran covid-19 di salah satu pondok pesantren di Kelurahan Bumi, Kecamatan Laweyan. Pada klaster tersebut, 38 santri positif covid-19.
Ia mengatakan, saat ini semua yang positif telah dibawa ke Asrama Haji Donohudan, Boyolali, Jateng, untuk menjalani karantina terpusat. Untuk memastikan penyebarannya, saat ini pihaknya masih melakukan penelusuran.
"Kami
tracing, testing dulu lebih lanjut. Pokoknya ada klaster baru, langsung kami kunci. Ponpes sementara di-'lockdown', semoga tidak menyebar lebih luas," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)
