Waluyo, tinggal di pemakaman umum Dusun Karang Tengah Kidul, Desa Margosari, Kecamatan Pengasih, Kulon Progo, DIY, selama 11 tahun. Medcom.id/ Ahmad Mustaqim
Waluyo, tinggal di pemakaman umum Dusun Karang Tengah Kidul, Desa Margosari, Kecamatan Pengasih, Kulon Progo, DIY, selama 11 tahun. Medcom.id/ Ahmad Mustaqim

Seorang Lelaki di Kulon Progo 11 Tahun Tinggal di Makam

Ahmad Mustaqim • 01 Juni 2021 13:17
Kulon Progo: Sepotong karpet merah lusuh terbentang di sebuah bangunan di tengah pemakaman umum Dusun Karang Tengah Kidul, Desa Margosari, Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Di dalam bangunan tak berpintu itu terdapat pula pakaian yang bertumpuk dan tergantung di sudut ruangan.
 
Bangunan yang menaungi beberapa makam itu merupakan tempat tinggal Waluyo. Karpet merah lusuh menjadi alas tidur lelaki kelahiran 1957 tersebut.
 
"Saya sudah 11 tahun tinggal di (makam) ini. Mulai pertengahan 2011 lalu," kata Waluyo saat ditemui Medcom.id, Selasa, 1 Juni 2021.  

Baca: Remaja 16 Tahun di Tangsel Disekap Selama Sepekan
 
Sejak awal tinggal di makam, ia merasa tempat itu sangat tidak terurus. Rumput ilalang menjulang menutupi banyak penanda makam.
 
Waluyo kemudian berkomitmen membersihkan, menjaga, dan memperbaiki makam itu. Ia mengatakan pemakaman di lokasi itu tempat leluhur dan orang tuanya dikebumikan. Ia saban hari menyapu lingkungan pemakaman,  membersihkan rerumputan yang tumbuh di sekitaran makam.
 
Ingin Balas Jasa
 
Waluyo sempat termenung menceritakan kisah mulanya tinggal di makam itu. Ia sebetulnya bukan orang asing di situ. Keluarga besarnya merupakan penduduk Dusun Karang Tengah Kidul. Bahkan kakek, nenek, buyut, dan sejumlah leluhurnya dimakamkan di sana, termasuk ayahnya yang meninggal pada 1974.
 
Lelaki 64 tahun itu sempat merantau ke Lampung pada 1976 atau dua tahun setelah kematian sang ayah. Ia Bersama sang ibu ke provinsi paling selatan di Pulau Sumatra itu. Puluhan tahun di Lampung, ia memutuskan ke kampung halamannya pada 2011.
 
"Ada saudara yang menawari saya tinggal di rumahnya, tapi saya tolak. Saya tidak mau," ungkapnya.
 
Sebelum tinggal di pemakaman itu, ia melaksanakan tidak makan selama 40 hari 40 malam di sana. Menurut dia bila itu bisa tercapai akan dilanjutkan dengan tinggal di pemakaman umum itu.
 
"Alhamdulillah saya masih tetap sehat. Saya lanjutkan tinggal di sini (makam)," ungkapnya.
 
Waluyo mengatakan tinggal di makam sebagai jalan untuknya berbakti kepada orang tua. Ia menyebut bisa dengan mudah mendoakan di dekat makam ayahnya.
 
"Saya merasa ada hutang budi ke orang tua. Tidak mengurus bapak 40an tahun," kenangnya.
 
Ia tak memedulikan anggapan musyrik apabila berdoa di makam. Ia mengeklaim hanya berpemikiran minta maaf atas kesalahan orang tua dan membuat makam Dusun Karang Tengah Kidul menjadi bersih tanpa bantuan siapapun.
 
Tanpa Alat Komunikasi
 
Waluyo sebetulnya memiliki berkeluarga. Istrinya di Lampung beralamat asal dari Purwokerto, Jawa Tengah. Waluyo dan istri memiliki enam anak, tiga di antaranya meninggal. Saat ini ia sudah memiliki dua cucu.
 
Waluyo tak melakukan komunikasi apapun dengan keluarga. Ia tak memegang alat komunikasi gawai, sebagaimana mafhum dipakai khalayak.
 
"Kalau keluarga datang ke sini ya langsung datang. Tidak ada telpon atau apa. Saya tidak pegang hp," ujarnya.
 
Di sisi lain, ia bisa bertahan hidup di sana dengan bekerja serabutan. Ia mengaku bekerja mulai dari kuli, buruh tani, hingga pekerja bangunan. Terkadang ia diberikan uang oleh orang yang berziarah ke makam.
 
"Kerja bisa apapun, yang penting halal. Upah sebagian dikumpulkan buat memperbaiki jalan. Ada bantuan juga dari warga tapi bukan dari kas makam," ucapnya.
 
Menurut dia keluarga sudah tahu dan paham keinginan dirinya untuk berbakti ke almarhum ayahnya. Ia mengatakan tak akan selamanya tinggal di pemakaman itu.
 
"Sebelum balik, saya mau memperbaiki pagar (makam). Kalau gak diperbaiki kan mau ambruk itu. Nanti kalau ke sini setahun sekali, setiap ruwah (bulan syaban dalam penanggalan islam)," ujarnya.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan