Jakarta: Lembaga adat Kerajaan Gowa menggelar acara Maudu Adaka Ri Gowa atau peringatan puncak Maulid Nabi Muhammad dengan cara adat kerajaan Gowa. Acara ini digelar di Istana Tamalate Balla Lompoa dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes) ketat.
“Tentunya kegiatan ini walaupun dalam kondisi pandemi covid, tetapi tetap kita laksanakan sesuai dengan protokol kesehatan,” ujar Raja ke-38 Gowa Andi Kumala Idjo Karaeng Lembang Parang dalam tayangan Selamat Pagi Indonesia di Metro TV, Kamis, 28 Oktober 2021.
Acara ini dihadiri oleh Raja Gowa ke-38 beserta permaisuri dan 24 anggota pemerhati budaya se-Sulawesi Selatan. Peringatan Maulid Nabi kali ini dimulai dengan pemberian gelar kehormatan kepada perwakilan kerajaan di Sulawesi Selatan yang hadir dalam acara Maudu Adaka.
Dalam acara ini juga dihadirkan kanre maudu atau nasi maulid yang dihiasi dengan daun sirih. Daun sirih yang merambat memberikan makna dapat menumbuhkan jiwa kebersamaan.
Maudu adaka memang telah dilaksanakan sejak sekitar abad ke-16 atau ketika agama Islam mulai masuk ke Gowa. Banyak pesan yang terkandung dalam acara ini, diantaranya untuk mempererat silaturahmi antara keluarga kerajaan, pemerintah dan masyarakat.
“Itu banyak makna, kita harus tarik dalam antara lain adalah silaturahmi antara keluarga besar Kerajaan Gowa dengan masyarakat dan pemerintah dalam hal ini Bapak Bupati,” jelas Andi Kumala. (Widya Finola Ifani Putri)
Jakarta: Lembaga adat Kerajaan Gowa menggelar acara Maudu Adaka Ri Gowa atau peringatan puncak Maulid Nabi Muhammad dengan cara adat kerajaan Gowa. Acara ini digelar di Istana Tamalate Balla Lompoa dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes) ketat.
“Tentunya kegiatan ini walaupun dalam kondisi pandemi covid, tetapi tetap kita laksanakan sesuai dengan protokol kesehatan,” ujar Raja ke-38 Gowa Andi Kumala Idjo Karaeng Lembang Parang dalam tayangan
Selamat Pagi Indonesia di
Metro TV, Kamis, 28 Oktober 2021.
Acara ini dihadiri oleh Raja Gowa ke-38 beserta permaisuri dan 24 anggota pemerhati budaya se-Sulawesi Selatan. Peringatan Maulid Nabi kali ini dimulai dengan pemberian gelar kehormatan kepada perwakilan kerajaan di Sulawesi Selatan yang hadir dalam acara Maudu Adaka.
Dalam acara ini juga dihadirkan kanre maudu atau nasi maulid yang dihiasi dengan daun sirih. Daun sirih yang merambat memberikan makna dapat menumbuhkan jiwa kebersamaan.
Maudu adaka memang telah dilaksanakan sejak sekitar abad ke-16 atau ketika agama Islam mulai masuk ke Gowa. Banyak pesan yang terkandung dalam acara ini, diantaranya untuk mempererat silaturahmi antara keluarga kerajaan, pemerintah dan masyarakat.
“Itu banyak makna, kita harus tarik dalam antara lain adalah silaturahmi antara keluarga besar Kerajaan Gowa dengan masyarakat dan pemerintah dalam hal ini Bapak Bupati,” jelas Andi Kumala.
(Widya Finola Ifani Putri) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)