medcom.id, Bengkulu: Pulau Tikus diprediksi gilang dalam 15 tahun mendatang. Lantaran, daratan seluas 0,8 hektare itu semakin terkikis oleh abrasi Pantai Barat.
"Kami prediksikan hilang dalam 15 tahun lagi, karena daratan pulau terus menyusut," kata petugas menara suar dari Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, di Pulau Tikus, Kusnadi, Senin (24/3/2014).
Pulau yang berjarak lima mil dari Kota Bengkulu itu, awalnya, seluas dua hektare. Namun, pengikisan daratan akibat arus laut membuat pulau tidak berpenghuni ini menyempit.
Pengikisan daratan itu bahkan membuat sejumlah sarana milik Dirjen Perhubungan Laut, seperti bangunan mesin dan beberapa bangunan roboh.
"Bahkan menara (suar) sudah tiga kali berpindah untuk menghindari terjangan ombak," ujarnya.
Ia mengatakan, berdasarkan pengukuran terakhir pada 2011, luas daratan Pulau Tikus hanya 0,8 hektare. Sebenarnya, lanjutnya, penanganan abrasi tersebut dapat dilakukan dengan membangun pemecah gelombang.
Sementara Ketua Tim Percepatan Penurunan Gas Rumah Kaca Provinsi Bengkulu, Gunggung Senoaji, memprediksi dalam 20 tahun pulau itu akan hilang.
"Saya prediksi akan hilang dalam 20 tahun kalau tidak ada upaya penanggulangan abrasi ini," katanya.
Menurutnya, pengikisan daratan Pulau Tikus dan Pulau Sumatra merupakan efek dari kenaikan muka air laut, akibat pemanasan global. Keberadaan pulau-pulau kecil di Indonesia, bahkan dunia, semakin terancam dengan naiknya muka air laut.
"Memang upaya membuat dam atau pemecah gelombang dapat menahan laju abrasi, tapi ini semuanya bergantung pada iklim global, jika muka air laut terus meninggi, itu akan percuma," terangnya.
Pulau Tikus yang berada di bawah pengelolaan Kementerian Perhubungan membuat Walhi Bengkulu mendesak lembaga itu mengambil kebijakan penyelamatan. "Bukan hanya memindah-mindahkan menara suar dan mengukur ulang luas daratan, tapi perlu langkah strategis menyelamatkan Pulau Tikus," kata Manajer Penguatan Organisasi dan Jaringan Walhi Bengkulu, Feri Vandalis.
medcom.id, Bengkulu: Pulau Tikus diprediksi gilang dalam 15 tahun mendatang. Lantaran, daratan seluas 0,8 hektare itu semakin terkikis oleh abrasi Pantai Barat.
"Kami prediksikan hilang dalam 15 tahun lagi, karena daratan pulau terus menyusut," kata petugas menara suar dari Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, di Pulau Tikus, Kusnadi, Senin (24/3/2014).
Pulau yang berjarak lima mil dari Kota Bengkulu itu, awalnya, seluas dua hektare. Namun, pengikisan daratan akibat arus laut membuat pulau tidak berpenghuni ini menyempit.
Pengikisan daratan itu bahkan membuat sejumlah sarana milik Dirjen Perhubungan Laut, seperti bangunan mesin dan beberapa bangunan roboh.
"Bahkan menara (suar) sudah tiga kali berpindah untuk menghindari terjangan ombak," ujarnya.
Ia mengatakan, berdasarkan pengukuran terakhir pada 2011, luas daratan Pulau Tikus hanya 0,8 hektare. Sebenarnya, lanjutnya, penanganan abrasi tersebut dapat dilakukan dengan membangun pemecah gelombang.
Sementara Ketua Tim Percepatan Penurunan Gas Rumah Kaca Provinsi Bengkulu, Gunggung Senoaji, memprediksi dalam 20 tahun pulau itu akan hilang.
"Saya prediksi akan hilang dalam 20 tahun kalau tidak ada upaya penanggulangan abrasi ini," katanya.
Menurutnya, pengikisan daratan Pulau Tikus dan Pulau Sumatra merupakan efek dari kenaikan muka air laut, akibat pemanasan global. Keberadaan pulau-pulau kecil di Indonesia, bahkan dunia, semakin terancam dengan naiknya muka air laut.
"Memang upaya membuat dam atau pemecah gelombang dapat menahan laju abrasi, tapi ini semuanya bergantung pada iklim global, jika muka air laut terus meninggi, itu akan percuma," terangnya.
Pulau Tikus yang berada di bawah pengelolaan Kementerian Perhubungan membuat Walhi Bengkulu mendesak lembaga itu mengambil kebijakan penyelamatan. "Bukan hanya memindah-mindahkan menara suar dan mengukur ulang luas daratan, tapi perlu langkah strategis menyelamatkan Pulau Tikus," kata Manajer Penguatan Organisasi dan Jaringan Walhi Bengkulu, Feri Vandalis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(BOB)