Bandung: Pengelolaan sampah yang kurang maksimal di pasar tradisional di Kota Bandung mengakibatkan pengunjung dan pembeli enggan datang. Sampah yang berserakan dan tidak dikelola dengan baik terjadi di Pasar Kosambi, Kota Bandung.
Salah seorang pedagang di Pasar Kosambi, Amin mengatakan, pengelolaan sampah yang kurang maksimal terjadi sejak setahun terakhir. Para pedagang terpaksa membuang sampah di dalam pasar sehingga kawasan tersebut menjadi kotor.
"Dibanding dulu sama sekarang, pengelolaan sampah sedikit rapih, tapi sudah setahun ini sampah malah jadi di dalam (pasar). Katanya gak boleh buang sampah keluar, sementara sampah harus dibuang keluar, tapi gak tahu pengelolanya bukan dari pasar," ucap Amin, Minggu 14 Juli 2024.
Amin mengatakan, dia berharap pemerintah bisa lebih memerhatikan kondisi pasar-pasar tradisional yang ada di Kota Bandung. Sebab menurutnya, para pengunjung enggan masuk ke pasar apabila keadaannya kotor karena sampah berserakan.
"Harapan terutamanya kebersihan harus lebih diperhatikan. Kalau pasarnya kotor, otomatis pengunjung larinya ke pasar modern," kata dia.
Sementara itu, Bakal Calon Wali Kota Bandung, Arfi Rafnialdi mengatakan, kondisi Pasar Kosambi saat ini terkesan tidak terawat dengan banyaknya sampah-sampah berserakan hingga ke lokasi jualan. Menurutnya, masalah kebersihan dapat mempengaruhi omzet para pedagang.
"Bagi pedagang ini masalah relevan yang harus diperbaiki karena kalau sampah tidak dikelola dengan baik dan sampai masuk ke area berjualan, ini akan membuat pengunjung enggan hadir sehingga omzet pedagang pasti turun," kata Arfi seusai Diskusi bersama Gajah Gibran berjudul 'Kontribusi dan Sinergitas alumni ITB untuk membangun Kota Bandung'.
Dia mengatakan, urusan sampah di pasar sangat berhubungan dengan pengelolaan pasar oleh Perumda Pasar Bermartabat milik Pemkot Bandung. Dia juga menyoroti bagaimana selama ini Badan Usaha Milik Daerah tersebut sulit melakukan perbaikan fasilitas pasar tradisional hingga menjaga kebersihan pasar karena selalu merugi.
"Pasar adalah tempat perputaran uang, tapi kalau dikelola ini kok enggak untung malah rugi ini bagaimana? Makanya pengelolaan harus diperbaiki. Tdak harus pemerintah menuntut Perumda Pasar untuk untung, minimal tidak rugi seingga bisa membiayai operasionalnya sendiri," ucap Arfi.
Bandung: Pengelolaan sampah yang kurang maksimal di pasar tradisional di Kota Bandung mengakibatkan pengunjung dan pembeli enggan datang. Sampah yang berserakan dan tidak dikelola dengan baik terjadi di Pasar Kosambi,
Kota Bandung.
Salah seorang pedagang di
Pasar Kosambi, Amin mengatakan, pengelolaan sampah yang kurang maksimal terjadi sejak setahun terakhir. Para pedagang terpaksa membuang sampah di dalam pasar sehingga kawasan tersebut menjadi kotor.
"Dibanding dulu sama sekarang, pengelolaan sampah sedikit rapih, tapi sudah setahun ini sampah malah jadi di dalam (pasar). Katanya gak boleh buang sampah keluar, sementara sampah harus dibuang keluar, tapi gak tahu pengelolanya bukan dari pasar," ucap Amin, Minggu 14 Juli 2024.
Amin mengatakan, dia berharap pemerintah bisa lebih memerhatikan kondisi pasar-pasar tradisional yang ada di Kota Bandung. Sebab menurutnya, para pengunjung enggan masuk ke pasar apabila keadaannya kotor karena sampah berserakan.
"Harapan terutamanya kebersihan harus lebih diperhatikan. Kalau pasarnya kotor, otomatis pengunjung larinya ke pasar modern," kata dia.
Sementara itu, Bakal Calon Wali Kota Bandung, Arfi Rafnialdi mengatakan, kondisi Pasar Kosambi saat ini terkesan tidak terawat dengan banyaknya sampah-sampah berserakan hingga ke lokasi jualan. Menurutnya, masalah kebersihan dapat mempengaruhi omzet para pedagang.
"Bagi pedagang ini masalah relevan yang harus diperbaiki karena kalau sampah tidak dikelola dengan baik dan sampai masuk ke area berjualan, ini akan membuat pengunjung enggan hadir sehingga omzet pedagang pasti turun," kata Arfi seusai Diskusi bersama Gajah Gibran berjudul 'Kontribusi dan Sinergitas alumni ITB untuk membangun Kota Bandung'.
Dia mengatakan, urusan sampah di pasar sangat berhubungan dengan pengelolaan pasar oleh Perumda Pasar Bermartabat milik Pemkot Bandung. Dia juga menyoroti bagaimana selama ini Badan Usaha Milik Daerah tersebut sulit melakukan perbaikan fasilitas pasar tradisional hingga menjaga kebersihan pasar karena selalu merugi.
"Pasar adalah tempat perputaran uang, tapi kalau dikelola ini kok enggak untung malah rugi ini bagaimana? Makanya pengelolaan harus diperbaiki. Tdak harus pemerintah menuntut Perumda Pasar untuk untung, minimal tidak rugi seingga bisa membiayai operasionalnya sendiri," ucap Arfi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)