Yogyakarta: Karnaval Merdeka Belajar yang digelar di Yogyakarta pada Minggu, 28 Mei kemarin bertepatan dengan puncak peringatan Hari Pendidikan Nasional 2023. Tahun ini mengusung tema Bergerak Bersama Semarakkan Merdeka Belajar.
Pelaksanaan Karnaval Merdeka Belajar mengusung filosofi trilogi pendidikan dari Ki Hadjar Dewantara yaitu Handaya Karsa Hambangun Tuladha yang bermakna momentum kebersamaan di ruang publik. Karnaval Merdeka Belajar diisi oleh 500 peserta pendukung acara dari pelaku seni, pegiat budaya, pemerhati pendidikan, mahasiswa, dan pelajar.
Direktur Pusat Studi Sosio-Budaya Nusantara Universitas Nasional (Unas) Iskandarsyah Siregar mengatakan, Karnaval Merdeka Belajar merupakan ajang inovatif. Pasalnya, kegiatan ini memberikan pemahaman budaya dan pendidikan tidak dapat dilepaskan secara terpisah.
“Kemunculan budaya Indonesia adalah hasil dari pemikiran cerdas para leluhur. Mereka mempraktikkan ilmu pengetahuan diperolehnya ke khazanah lokal dan adat istiadat. Ada persinggungan di situ (pendidikan dan budaya) yang mengartikan budaya sebagai karya intelektual,” jelas Iskandarsyah, Selasa, 30 Mei 2023.
Iskandarsyah menuturkan, lewat Karnaval Merdeka Belajar masyarakat diajak untuk memahami bila hasil dari pendidikan akan mewariskan sisi positif ke depannya, salah satunya karya budaya.
“Saya menilai Karnaval Merdeka Belajar seperti festival penyemangat untuk masyarakat supaya tidak lelah belajar, berpendidikan, sebab menentukan keberlangsungan masa depan bangsa, salah satunya yang harus dijaga tradisi budaya,” ujar Iskandarsyah.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid menyampaikan, kreativitas budaya dirasa mempunyai andi besar terhadap terwujudnya Merdeka Belajar. Menurutnya, dari karya budaya dapat lahir bakat, minat, dan potensi setiap orang yang hal tersebut berkaitan dengan sasaran Merdeka Belajar.
Sedangkan Direktur Perfilman, Musik, dan Media Kemendikbudristek Ahmad Mahendra mengemukakan, penyelenggaraan Karnaval Merdeka Belajar menegaskan budaya serta pendidikan harus berkelanjutan agar mengeduksai masyarakat supaya tidak berhenti berkreasi.
Karnaval Merdeka Belajar diisi dengan beragam atraksi budaya, seperti tarian, musikalitas, video mapping, didukung penataan teknologi dan cahaya warna warni lampu yang menggambarkan perjalanan 24 episode program Merdeka Belajar dari Kemendikbudristek.
Sebagai informasi, Karnaval Merdeka Belajar diawali dari Museum Benteng Vrederburg yang juga menjadi salah satu cagar budaya. Setelah itu arak-arakan karnaval berlanjut mengarah menuju ke titik 0 Km Yogyakarta yang menunjukkan arti sebagai wajah silang budaya Nusantara dan lahirnya kota pendidikan pertama Indonesia hingga ke ruas Jalan Marga Mulya, Malioboro Selatan.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Yogyakarta: Karnaval Merdeka Belajar yang digelar di Yogyakarta pada Minggu, 28 Mei kemarin bertepatan dengan puncak peringatan
Hari Pendidikan Nasional 2023. Tahun ini mengusung tema Bergerak Bersama Semarakkan Merdeka Belajar.
Pelaksanaan Karnaval
Merdeka Belajar mengusung filosofi trilogi pendidikan dari Ki Hadjar Dewantara yaitu Handaya Karsa Hambangun Tuladha yang bermakna momentum kebersamaan di ruang publik. Karnaval Merdeka Belajar diisi oleh 500 peserta pendukung acara dari pelaku seni, pegiat budaya, pemerhati pendidikan, mahasiswa, dan pelajar.
Direktur Pusat Studi Sosio-Budaya Nusantara
Universitas Nasional (Unas) Iskandarsyah Siregar mengatakan, Karnaval Merdeka Belajar merupakan ajang inovatif. Pasalnya, kegiatan ini memberikan pemahaman budaya dan pendidikan tidak dapat dilepaskan secara terpisah.
“Kemunculan budaya Indonesia adalah hasil dari pemikiran cerdas para leluhur. Mereka mempraktikkan ilmu pengetahuan diperolehnya ke khazanah lokal dan adat istiadat. Ada persinggungan di situ (pendidikan dan budaya) yang mengartikan budaya sebagai karya intelektual,” jelas Iskandarsyah, Selasa, 30 Mei 2023.
Iskandarsyah menuturkan, lewat Karnaval Merdeka Belajar masyarakat diajak untuk memahami bila hasil dari pendidikan akan mewariskan sisi positif ke depannya, salah satunya karya budaya.
“Saya menilai Karnaval Merdeka Belajar seperti festival penyemangat untuk masyarakat supaya tidak lelah belajar, berpendidikan, sebab menentukan keberlangsungan masa depan bangsa, salah satunya yang harus dijaga tradisi budaya,” ujar Iskandarsyah.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid menyampaikan, kreativitas budaya dirasa mempunyai andi besar terhadap terwujudnya Merdeka Belajar. Menurutnya, dari karya budaya dapat lahir bakat, minat, dan potensi setiap orang yang hal tersebut berkaitan dengan sasaran Merdeka Belajar.
Sedangkan Direktur Perfilman, Musik, dan Media Kemendikbudristek Ahmad Mahendra mengemukakan, penyelenggaraan Karnaval Merdeka Belajar menegaskan budaya serta pendidikan harus berkelanjutan agar mengeduksai masyarakat supaya tidak berhenti berkreasi.
Karnaval Merdeka Belajar diisi dengan beragam atraksi budaya, seperti tarian, musikalitas, video mapping, didukung penataan teknologi dan cahaya warna warni lampu yang menggambarkan perjalanan 24 episode program Merdeka Belajar dari Kemendikbudristek.
Sebagai informasi, Karnaval Merdeka Belajar diawali dari Museum Benteng Vrederburg yang juga menjadi salah satu cagar budaya. Setelah itu arak-arakan karnaval berlanjut mengarah menuju ke titik 0 Km Yogyakarta yang menunjukkan arti sebagai wajah silang budaya Nusantara dan lahirnya kota pendidikan pertama Indonesia hingga ke ruas Jalan Marga Mulya, Malioboro Selatan.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)