Jepara: Datangnya bulan suci Ramadan jadi berkah tersendiri bagi pengusaha hijab dan baju muslim di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Pasalnya, permintaan hijab dan baju muslim naik hingga 50 persen.
Produsen hijab di Jepara, Joharta Adi, mengatakan menjelang bulan suci Ramadan terjadi peningkatan permintaan penutup rambut bagi kaum Hawa itu. Peningkatan permintaan itu mulai nampak akhir bulan lalu.
“Kalau permintaan ada peningkatan. Kalau dihitung bisa sampai 50 persen,” ujar Joharta, Senin, 20 Maret 2023.
Sayangnya peningkatan permintaan itu tak diimbangi dengan ketersedian bahan baku. Saat ini Joharta mengaku kelabakan mendapatkan bahan baku. Joharta memperoleh bahan baku untuk membuat hijab dari Kota Bandung.
“Bahan bakunya tidak ada. Saya ambil (bahan baku) dari Bandung dan saat ini bahan bakunya tidak ada. Kami memang memggunakan beberapa jenis kain khusus pada produk kami, makanya agak susah cari bahan bakunya,” kata Joharta.
Pada hari-hari biasa Joharta mampu memproduksi hijab sebanyak 10 ribu potong. Kemudian produksi baju muslim dalam sebulan lebih kurang 1.000.
“Permintaan naik, tapi kalau bahan bakunya tidak ada terus yang mau dibuat apa,” kata Joharta.
Joharta memasarkan produk-produknya melalui media sosial dan toko daring. Hingga kini permintaan banyak dari Kota Tangerang.
“Pemasarannya online, yang minat ya dari berbagai kota. Paling banyak Tangerang,” kata Joharta.
Senada disampaikan Irwanto, produsen celana. Jelang Ramadan permintaan celana pendek dan panjang meningkat pesat. Mulai dari celana untuk anak-anak hingga remaja.
“Mau puasa ini mulai ada peningkatan. Satu minggu biasanya produksi celana pendek 2.500 potong, sekarang bisa sampai 4.000 lebih,” ungkap Irwanto.
Untuk bahan baku, Irwanto mengaku mengambil dari sejumlah kota. Itu seperti Bandung, Bekasi, dan Solo. Celana buatan Omah Sandang milik Irwanto banyak dijual di pasar pusat grosir di Jawa Tengah.
Jepara: Datangnya bulan suci Ramadan jadi berkah tersendiri bagi pengusaha hijab dan baju muslim di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Pasalnya, permintaan hijab dan baju muslim naik hingga 50 persen.
Produsen hijab di Jepara, Joharta Adi, mengatakan menjelang bulan suci Ramadan terjadi peningkatan permintaan penutup rambut bagi kaum Hawa itu. Peningkatan permintaan itu mulai nampak akhir bulan lalu.
“Kalau permintaan ada peningkatan. Kalau dihitung bisa sampai 50 persen,” ujar Joharta, Senin, 20 Maret 2023.
Sayangnya peningkatan permintaan itu tak diimbangi dengan ketersedian bahan baku. Saat ini Joharta mengaku kelabakan mendapatkan bahan baku. Joharta memperoleh bahan baku untuk membuat hijab dari Kota Bandung.
“Bahan bakunya tidak ada. Saya ambil (bahan baku) dari Bandung dan saat ini bahan bakunya tidak ada. Kami memang memggunakan beberapa jenis kain khusus pada produk kami, makanya agak susah cari bahan bakunya,” kata Joharta.
Pada hari-hari biasa Joharta mampu memproduksi hijab sebanyak 10 ribu potong. Kemudian produksi baju muslim dalam sebulan lebih kurang 1.000.
“Permintaan naik, tapi kalau bahan bakunya tidak ada terus yang mau dibuat apa,” kata Joharta.
Joharta memasarkan produk-produknya melalui media sosial dan toko daring. Hingga kini permintaan banyak dari Kota Tangerang.
“Pemasarannya online, yang minat ya dari berbagai kota. Paling banyak Tangerang,” kata Joharta.
Senada disampaikan Irwanto, produsen celana. Jelang Ramadan permintaan celana pendek dan panjang meningkat pesat. Mulai dari celana untuk anak-anak hingga remaja.
“Mau puasa ini mulai ada peningkatan. Satu minggu biasanya produksi celana pendek 2.500 potong, sekarang bisa sampai 4.000 lebih,” ungkap Irwanto.
Untuk bahan baku, Irwanto mengaku mengambil dari sejumlah kota. Itu seperti Bandung, Bekasi, dan Solo. Celana buatan Omah Sandang milik Irwanto banyak dijual di pasar pusat grosir di Jawa Tengah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ALB)