Makassar: Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo membeberkan beberapa dugaan sementara penyebab banjir bandang yang melanda Masamba, Luwu Utara, Sulawesi Selatan, pada Senin, 13 Juli 2020.
"Yang pertama curah hujan yang sangat besar, sebab tercatat intensitas hujan antara 250 sampai 300 mm dalam waktu yang sangat singkat pada 12-13 Juli 2020," kata dia, melansir Antara, Jumat, 17 Juli 2020.
Menurut dia, jika kejadian ini akibat curah hujan, BNPB bersama tim dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), dan beberapa kementerian lembaga yang lain akan melakukan penelitian lebih lanjut.
"Sehingga mendapatkan kesimpulan nanti apa yang menjadi penyebab utama," lanjutnya.
Baca juga: Sekeluarga di Cianjur Terjangkit Covid-19
Dugaan penyebab kedua, kata dia, sebagian Gunung Lero dan Gunung Maganrang bagian selatan mengarah Kota Masamba, terkikis. Namun hal itu hanya kemungkinan kecil.
"Biasanya pasti melihat ada tutupan sebagian dengan tanaman perdu atau tanaman rambat. Tetapi kita perhatikan jarak jauh itu belum ada tutupan artinya itu masih baru," jelasnya.
Kemudian faktor lain yakni kawasan pegunungan yang berjenis bebatuan sehingga relatif gampang longsor. Sehingga hal ini menjadi catatan bagi kabupaten dan provinsi agar daerah-daerah yang berada di kawasan bantaran sungai waspada.
"Terutama yang padat pemukiman penduduk sudah harus dipikirkan mitigasinya. Agar kasus ini tidak terulang dan tidak lagi menimbulkan korban," kata Doni.
Ia menambahkan, "Ibu Bupati (Luwu Utara, Indah Putri Indriani) mengatakan pada 1982 awal itu juga pernah terjadi peristiwa seperti ini, hanya korbannya tidak sebanyak sekarang."
Makassar: Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo membeberkan beberapa dugaan sementara penyebab banjir bandang yang melanda Masamba, Luwu Utara, Sulawesi Selatan, pada Senin, 13 Juli 2020.
"Yang pertama curah hujan yang sangat besar, sebab tercatat intensitas hujan antara 250 sampai 300 mm dalam waktu yang sangat singkat pada 12-13 Juli 2020," kata dia, melansir Antara, Jumat, 17 Juli 2020.
Menurut dia, jika kejadian ini akibat curah hujan, BNPB bersama tim dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), dan beberapa kementerian lembaga yang lain akan melakukan penelitian lebih lanjut.
"Sehingga mendapatkan kesimpulan nanti apa yang menjadi penyebab utama," lanjutnya.
Baca juga:
Sekeluarga di Cianjur Terjangkit Covid-19
Dugaan penyebab kedua, kata dia, sebagian Gunung Lero dan Gunung Maganrang bagian selatan mengarah Kota Masamba, terkikis. Namun hal itu hanya kemungkinan kecil.
"Biasanya pasti melihat ada tutupan sebagian dengan tanaman perdu atau tanaman rambat. Tetapi kita perhatikan jarak jauh itu belum ada tutupan artinya itu masih baru," jelasnya.
Kemudian faktor lain yakni kawasan pegunungan yang berjenis bebatuan sehingga relatif gampang longsor. Sehingga hal ini menjadi catatan bagi kabupaten dan provinsi agar daerah-daerah yang berada di kawasan bantaran sungai waspada.
"Terutama yang padat pemukiman penduduk sudah harus dipikirkan mitigasinya. Agar kasus ini tidak terulang dan tidak lagi menimbulkan korban," kata Doni.
Ia menambahkan, "Ibu Bupati (Luwu Utara, Indah Putri Indriani) mengatakan pada 1982 awal itu juga pernah terjadi peristiwa seperti ini, hanya korbannya tidak sebanyak sekarang."
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)